19. Cemburu

56.3K 635 29
                                    

Happy Reading...

Dina dan Adnan berpamitan pulang setelah cukup lama mereka mengobrol. Anna selaku tuan rumah, mengantar mereka berdua ke depan rumah.

"An! Kita pamit pulang dulu ya, udah senja juga. Sampai lupa waktu kita di sini. Cepat sembuh ya!" Seru Dina.

"Iya, mbak Din. Hati-hati ya!" Ucap Anna.

"Pulang dulu ya, An. Sampai ketemu besok di puskesmas, jaga kesehatan juga ya." Ucap Adnan seraya mengusap rambut Anna lembut penuh perhatian.

Anna yang diperlakukan seperti itu oleh Adnan, merasa risih. Anna hanya tersenyum sebagai respon kepada Adnan.

"Dah, An!" Dina melambaikan tangan setelah menempati motor yang dikendarainya.

"Dah, mbak Din," Anna juga ikut melambaikan tangannya kepada Dina.

Adnan juga melakukan hal yang sama, sambil tersenyum manis kepada Anna. Setelah itu, Adnan dan Dina menyalakan mesin motor mereka masing-masing dan berlalu meninggalkan pekarangan rumah Anna.

Saat ingin masuk ke dalam rumah, tangan Anna ada yang menariknya, hingga Anna menoleh ke belakang untuk memastikan siapa yang sedang menarik tangannya.

"Mas Damar!" Seru Anna kaget.

"Kenapa kaget begitu?" Tanya Damar sambil menatap Anna lekat.

"Astaga, aku kira tadi siapa,"

Damar hanya menatap Anna dengan pandangan yang sulit diartikan. Wajah Damar begitu datar tanpa ekspresi, sehingga Anna tidak bisa menebak apa yang sedang Damar pikirkan.

"Mereka siapa?" Tanya Damar dengan suara yang dalam sedikit menuntut.

Anna sedikit ciut mendengar suara Damar yang seakan dingin padanya.

"Emm, mereka teman kerja aku di puskesmas, mas. Namanya mbak Dina sama bang Adnan," ucap Anna menatap Damar sambil mengedip-ngedipkan matanya seakan takut pada Damar.

Damar seperti mendominasi, itulah yang membuat Anna sedikit ciut melihatnya apalagi mendengar suaranya yang dalam tapi seakan menuntut.

"Apa laki-laki itu harus memandang dan memperlakukan kamu seperti itu! Kalian.. terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertemu kangen." Ucap Damar seperti sedang menyindir.

"Maksud mas apa, Anna gak ngerti."

"Laki-laki itu.. siapa namanya,"

"Bang Adnan." Jawab Anna cepat.

Damar membuang muka saat Anna menyebut nama Adnan.

"Kenapa dia harus seperti itu sama kamu, mengusap rambut kamu segala." Ucap Damar sensi.

Anna awalnya bingung dengan perubahan sikap Damar seperti ini. Kemudian Anna paham akan hal itu dan berniat menggoda Damar.

"Mas cemburu ya, hahaha." Goda Anna diiringi dengan kekehan.

"Cemburu? Untuk apa aku cemburu dengan laki-laki itu." Ujar Damar dengan raut wajah yang sensi dan terkesan dingin.

"Mas! Jangan gitu iihh, aku gak suka kok sama bang Adnan. Yang aku suka itu kamu." Ujar Anna frontal.

Damar sebenarnya ingin tersenyum mendengar kalimat terakhir Anna. Tetapi ia gengsi dan masih mempertahankan wajah dinginnya itu.

"Mereka ngapain kesini?" Tanya Damar menuntut.

"Mereka abis jenguk Anna, mas. Kan, sebelumnya Anna bilang sakit ke mbak Dina lewat chat karna gak bisa masuk kerja hari ini. Eh taunya mbak Dina malah kesini buat jenguk Anna, katanya dia khawatir sama Anna, karena Anna tinggal sendiri takut gak ada yang rawat Anna, katanya. Tapi Anna juga gak tau kalau mbak Dina bakalan ngajak bang Adnan juga kesini. Gitu mas ceritanya." Jelas Anna panjang lebar.

PERAWAT ANNA (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang