Suara hujan merintik deras sejak jam kelas terakhir. Hanya ada satu orang yang masih duduk di halte, terlihat menggigil dengan seragam yang sedikit basah di ujung roknya.
"Nih."
Dia terlihat terkejut saat menatapku bergantian dengan jaket yang tersodor di hadapannya.
"Tidak perlu."
"Kau ini benar-benar ya."
Aku melemparkan jaket itu padanya dan segera berlari menembus hujan dengan payung yang kubawa.
Sesaat, aku melihatnya tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Yang Bertanya
Cerita PendekAkupun ingin menaki dan melaung. Dari sebuah dera dan dersik oleh buana. Sendiri bertanya-tanya apakah kita akan bersama dalam asmaraloka atau merana pada nestapa bahtera yang berbeda?