Douma tidak sering meninggalkan sisi kotoha setelah itu. Dan dia tidak akan pernah menyalahkannya. Sudah menjadi sifat manusia untuk berpegang teguh pada keselamatan dan sepertinya douma tidak akan membiarkan kotoha jauh dari sisinya terlalu lama.
Bahkan ketika rasa laparnya terus bertambah.
Taringnya terasa ngilu ketika dia mencium bau darah kotoha, dan douma akan lebih memilih untuk memanggil para pengikutnya sebagai santapan dia makan. Tentu saja itu dilakukan hanya untuk memuaskan keinginannya.
Setelahnya Douma kemudian akan menyelinap di bawah futon, memeluk kotoha lebih erat lagi. Douma akan bersabar dan bersikap sangat lembut bahkan jika mereka sudah sampai pada tahap bertukar ciuman.
Memadu kasih dan cinta yang dalam tanpa adanya pemaksaan. Dan douma akan terus mendambakannya, menginginkanya lebih dan lebih lagi.
Douma menginginkan pengabdiannya.
-
Ketika bangun tidur, Kotoha akan menyisir rambutnya dengan gaya normal. Dan akhir-akhir ini dia punya kebiasaan menempelkan dahinya ke dahi douma. Rambut mereka akan menyatu, dan terkadang kotoha ingin menertawakan betapa lucunya rambut mereka ketika terlihat bersama.
"Kotoha ..." Douma memeluk kotoha dan segera membalikan posisi tubuhnya, lalu dengan lembut menyamankan tubuh wanita itu dalam pelukannya.
Sesekali pria iblis itu akan menggosok punggung kotoha dengan cara yang seduktif. Sifatnya terus menuntut, douma ingin sekali menggali cakarnya ke punggung kotoha untuk mengambil darah.
Tetapi itu hanya akan membuat kesayangannya merasa sakit.
Sebagai gantinya-
"Bisakah aku membawamu ke suatu tempat yang sangat aku suka?"
-
Dulu ketika douma masih kecil, saat ia belum berubah menjadi seorang iblis. Ada sebuah danau yang dipenuhi dengan bunga teratai.
Dia mengagumi kecantikan mereka dan sekarang lebih dari seabad kemudian, douma berjalan di jalan itu dengan Kotoha di lengannya. Dia memiliki dermaga yang telah dibangun oleh keluarganya, dan dia menuntun wanitanya berjalan sampai akhir.
Tapi ini bukanlah akhir.
"Apakah Kotoha-chan mempercayaiku?" Dia memiringkan kepalanya, menyeringai nakal pada wanita itu dan kotoha mengangguk dengan rona merah pada pipinya.
Di bawah cahaya rembulan malam, rambut douma tampak bersinar. Dan dengan warna rambut platinum miliknya, douma merasa kalau pasti sekarang dirinya terlihat lebih mirip seperti gambaran hantu kakek tua berambut panjang.
Douma mengambil langkah dari dermaga, lempengan es terbentuk di bawah langkahnya. Dia mengulurkan tangannya pada kotoha. Matanya wanita itu melebar, tetapi dia tidak terlihat takut akan sihir tak dikenal yang douma keluarkan.
Pada awalnya kotoha terlihat ragu-ragu, namun dengan segera douma meraih pinggangnya dan membawanya kedalam sebuah pelukan. Douma menyeringai dan tanpa berpura-pura dia mulai tertawa lepas.
Douma menutup matanya merasakan kehangatan dalam setiap momen intim yang ia lakukan dengan kekasihnya.
Dengan satu lambaian tangannya, douma membuat patung teratai besar di tengah danau. Dia dengan cepat mengambil Kotoha dan melompat ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Douma Tou-San [Douma X Kotoha]
Fanfiction[Demon Slayer FanFiction] [ On Going ] Ringkasan: Douma dan gelarnya sebagai papa yang bangga. - "Ssst~ kami tidak ingin membangunkan orang lain' Douma kemudian menoleh ke arah bayi itu, dan Akaza hampir muntah saat Douma mengubah nada bicara menj...