Bagian 10

239 31 6
                                    

Suatu hari Inosuke memperhatikan orang tuanya dengan tatapan aneh. Dia akan mengerutkan alisnya dan membuat wajah yang tertekuk. Sepertinya inosuke tidak kesakitan atau mungkin balita itu sedang mencoba berekspresi? (Percayalah inosuke punya penciuman yang sangat tajam untuk balita seusianya.)

Hari Itu adalah hari dimana mereka berada di ruang belajar, sebenarnya itu adalah ruang keluarga yang douma gunakan untuk mempelajari banyak hal. Buku-buku yang sengaja dikirim dari tempat yang jauh, tidak terlalu lengkap tetapi itu cukup untuk mendidik dirinya sendiri, dan belajar cara menjadi ayah dan suami yang lebih baik ketimbang dia harus di nasihati orang lain.

Douma memang bukan orang tekun, tapi ia terlahir dengan kecerdasan, ia percaya dengan menunjukkan pengetahuan berarti memiliki kekuatan.

Dan itu berlaku untuk istrinya, kotoha berhak mendapatkan kesempatan untuk belajar membaca dan menulis meskipun hanya dasar, kotoha sudah jauh lebih pintar ketimbang saat mereka pertama kali bertemu.

Mereka sedang membaca Putri Kaguya pada hari itu. Bukan pertama kalinya Kotoha membaca cerita ini sejak Inosuke lahir. Kisah putri yang lahir dari batang bambu adalah sesuatu yang bahkan douma ingat pernah dibacanya sebagai seorang anak, dan itu terasa hangat ketika Kotoha fokus membacakannya untuk putra mereka, Inosuke berada di pangkuan menatap douma dengan tatapan aneh di matanya.

Bukan berarti Douma memperhatikan hal lain karena matanya terpejam, ia sedang mendengarkan istrinya melafalkan kanji yang masih asing di lidahnya. Douma sesekali membantu meluruskan ketika kotoha kebingungan dengan sebuah kata.

"Kaguya akan memanggil -" Douma tahu apa yang akan datang, Kaguya akan menunjukkan kepada orang tuanya betapa dia telah tumbuh dan baru saja menerima hadiah pertamanya dari calon pelamar. Kaguya baru saja menemukan ayahnya.

Tapi bukan suara Kotoha yang dia dengar.

"TOUU-CAN!!"

Matanya tersentak terbuka, douma melihat kotoha yang sedang terbelalak membeku. Mereka saling memandang dan kemudian turun ke Inosuke, yang mana sekarang balita itu sudah berdiri, menempel di baju merahnya dan meraih wajahnya.

"Inosuke-' Douma tidak percaya dan Inosuke mulai tertawa.

"Tou-can!"

Kotoha hampir menangis dan terisak sekali sebelum Inosuke melihat ke arahnya.

"Kaa-can!" Inosuke memiringkan kepalanya saat dia diangkat dan digendong. Ayahnya memeluknya erat-erat dan Kotoha ada di sisinya dengan senyuman paling manis di wajahnya.

"Ya, Inosuke! Tou-san dan Kaa-san!!" Kotoha menangis, bahagia dan gembira karena putranya akhirnya berbicara. Untuk semua hal yang terjadi inosuke memang terbilang tidak normal, dibandingkan dengan bayi manusia lainnya, inosuke tidak berbicara sampai sekarang.

Tapi hari ini..

"Kaa-can! Tou-can!" Inosuke tertawa dan Douma dengan cepat berdiri. Douma berputar-putar dan Kotoha terkikik melihat mereka.

"Ya, kamu sudah melakukannya!" Douma memuji putranya dan dengan cepat membuka pintu.

"DIA BERBICARA!!" Kotoha hanya bisa menangis dan tersenyum ketika dia mendengar Douma berlari ke aula memamerkan putra mereka. Dia benar-benar mendengar ucapan selamat dan sorak sorai dan tentu saja pekikan bersemangat dari Inosuke.

Tentu saja, Douma ingin merayakan perkembangan ini tetapi Kotoha menghentikannya sebelum dia bisa dan hanya mengatakan mari kita berpesta agar tidak menekan para pengikutnya. Dia hanya mengangguk dengan penuh semangat dan dia memberinya ciuman di pipi untuk pengertian.

"Kaa-can!" Inosuke menepuk pundaknya dan dia tertawa, lalu memberinya ciuman juga.

"Inosuke! Di mana ciuman untuk Tou-san?!" Douma cemberut dan Kotoha melihat Inosuke menarik kepalanya ke belakang dan sekuat tenaga, memukul dagu ayahnya dengan kepalanya. Ayahnya menertawakannya tetapi Kotoha memperhatikan perlunya mencoba dan menghentikan kebiasaan Inosuke sebelum dia mendapat masalah dengan orang yang salah.

Douma Tou-San [Douma X Kotoha]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang