Bagian 6

2 1 0
                                    

Hari ini para anggota BEM yang sudah resmi, melakukan rapat pertamanya setelah dilantik satu minggu yang lalu.
Pembentukan panitia PKKMB kadang kala menjadi ajang penaikan followers Instagram oleh sebagian anggota

irapatkan dan ketua panitianya resmi ditunjuk adalah Binar. Binar terlambat karena ada jam kuliah tambahan, dosennya akan pulang kampung Minggu depan oleh karena itu mata kuliah dirapel diawal.
Hal ini lah yang menjadi sebab akibat Binar ditunjuk sebagai ketua panitia. Saat semua orang tengah pokus membicarakan konsep pelantikan dia malah masuk dengan tergesa-gesa, semua orang memandang kearahnya termasuk pak Edo kepala bagian kemahasiswaan.

Tanpa basa-basi pak Edo yang terkenal dengan kedisplinan nya itu bertanya "Dari mana?"

"Ada jam kelas tambahan pak,"

"Sama siapa?"

"Bu Erni,"

"Oh. Kamu kalau dijadiin ketua panitia untuk pelantikan ini mau?"

Tanpa pikir panjang dengan cepat Binar menggeleng "engga deh pak, saya masih baru soalnya biar saya belajar aja dulu pak sama yang lainnya," ujar Binar, dan tersenyum tipis karena tak enak hati sudah menolak.

"Oh masih mau belajar ya, bagus belajar gak cuma di kelas. Di organisasi pun kita juga belajar ya, eh nama kamu siapa?"

"Binar pak,"

"Baik kalau gitu, Iki tulis nama nak Binar ini di bagian paling atas ya dikertas samping absen sementara tadi,"

Iki yang mengikuti instruksi itu menahan tawanya, tak lama setelah pembahasan konsep yang dipresentasikan Fiza selesai Pak Edo pun meninggalkan ruangan Bem.
Sebelum pergi dia berbicara pada Binar "Kamu suka belajar kan? Nah saya kasih kamu amanah dan tugas silahkan kerjakan. Kalau pelantikan ini berjalan sesuai konsep, Kamu boleh minta hadiah dengan saya." Ucap pak Edo sebelum itu.

Binar yang masih bingung dengan pernyataan tersebut menghampiri Iki yang tengah berbicara dengan anggota BEM terpilih lainnya.

"Sorry mau tanya, maksud pak Edo tadi apa ya?"

Bukannya menjawab Iki malah menyodorkan kertas yang sudah dilepaskan nya dari binder, dan diberikannya pada Binar.

"Good luck Na! Gue mau ngopi dulu di kantin!" Ucapnya sembari menepuk-nepuk bahu Binar yang tengah asik membaca isi kertas tersebut.

***

Sejak kejadian dua hari yang lalu, Binar jarang sekali pulang cepat. Yang biasanya pulang di siang hari jika jam kuliah sudah habis, dua hari ini dia harus pulang di sore hari karena harus menyelesaikan beberapa tugas yang harus dia handle sebagai ketua panitia pelantikan ini.

Dua hari ini juga makan Binar tidak teratur, padahal riwayat sakit lambung sudah dia derita sejak SD. Meski sudah disediakan nasi bungkus setiap hari Binar masih saja batu, dia menggunakan sisa waktu yang ada untuk membantu kerja panitia lain. Bahkan kerjaan sekretaris pun dia bantu, seperti membuat undangan. 
Sehingga ruangan Bem tak lagi tampak ruangan, semua kursi disingkirkan kepinggir ruangan tersisa dilantai hanya laptop dan kertas kertas seperti amplop, potongan kertas, kertas berisi surat yang belum terlipat dan lain sebagainya.

"Na makan dulu," bujuk Dita yang tengah makan bersama panitia lainnya.

"Nanti Dit, ini sebentar lagi kok serius."

"Makan dulu Ibu ketua, Lo sakit siapa yang laporan panitia?"

Binar hanya diam tak merespon karena masih kesal terhadap Iki sebab pria itu tak izin menulis namanya ketika disuruh oleh pak Edo waktu itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BinarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang