chapter 1

156 84 42
                                    


Di sebuah sekolah cukup internasional ada seorang remaja yang sedang melaksanakan ujian kelas, dia adalah Alesha Priscanara.

Alesha salah satu anak yang bersekolah di internasional, dia di pindahkan oleh kedua orang tua-nya kedalam sekolah yang jauh akan banyak murid prestasi-nya, dan 1 lagi lebih banyak saingan yang Alesha.

Di sekolah lama-nya Alesha mempunyai seorang sahabat yang selalu bersama-sama, akan tetapi itu tidak lama karna baru beberap bulan Alesha langsung di pindahkan di internasional.

Alesha saat ini sedang berjuang untuk mendapatkan nilai yang kedua orang tua-nya inginkan, Alesha sendiri sudah pasrah akan hal itu semua, karna banyak dari kelas yang dia saat ini tempati banyak murid yang sangat berprestasi.

  "Tuhan bantu aku untuk menyelesaikan ini semua tuhan," lirih Alesha dalam hati.

Sekitar kurang lebih 1 jam lebih akhirnya semua kertas ujian sudah waktunya untuk dikumpulkan, tetapi Alesha sendiri masih belum juga mengumpulkan kertas yang ia telah mengisinya.

  "Alesha apakah kamu sudah selesai?" tanya seorang guru.

   "Sudah bu," ucap Alesha dan ia langsung menuju tempat pengumpulan kertas ujian kelas.

  "Ini bu kertas ujian saya," ucap Alesha kepada bu tanti.

  "Baik, silahkan istirahat alesha"

Setelah guru itu mengatakan akhirnya Alesha langsung keluar, dia memilih untuk duduk di bangku taman sekolahnya, itu adalah tempat dimana Alesha diam dan juga memikirkan hal yang belum terjadi.

  "Tuhan gimana jika aku gagal dapat nilai bagus?"

  "Tuhan aku takut.."

  "Tuhan aku lelah dengan diriku yang selalu dijadikan robot oleh orang tuaku."

  "Tuhan.. aku lelah.."

Seperti itulah kira-kira isi hati alesha, alesha yang harus mati-matian untuk mendapatkan nilai terbaik untuk orang tuanya, tetapi tidak melihat kondisi anak bagaimana.

Saat sedang memikirkan hal yang dimana belum terjadi ada seorang yang mengejutkan dirinya, dan juga duduk di samping dirinya.

  "Jangan pernah memikirkan hal yang belum terjadi," ucap seseorang itu.

  "Kenapa kamu tau?" tanya Alesha, pasalnya yang tadi ia sebutkan itu hanya dalam hati, kenapa seseorang ini tau jika dia sedang memikirkan sesuatu.

  "Nebak aja sih," ucap seseorang.

Alesha sendiri tidak lagi mengeluarkan suara, dia dan seseorang itu hanya saling dian, dan ada suara dari beberapa orang yang ada di samping taman/yang berlalu lalang.

  "Nilai hanya angka, gausah di pikirkan, nanti stres," ucap seseorang itu sebelum meninggal Alesha sendiri.

  "Iya aku tau nilai itu cuman angka, tapi angka itu sangat berarti untuk orang tua ku."

Tiba-tiba bel pun berbunyi, akhirnya Alesha kembali ke kelas dan juga mengerjakan soal-soal berikutnya.

                        🥀 🥀 🥀 🥀

Jam dimana semua anak dari sekolah internasional sedang berjalan untuk pulang kerumah masing-masing.

Alesha sendiri sedang duduk dihalte dengan menunggu bus yang akan datang dihalte itu, kurang lebih 5 menit lagi bus itu akan sampai di halte yang saat ini Alesha duduk.

Saat sedang duduk dengan kaki digoyangkan, tiba-tiba ada seseorang yang menghampiri Alesha.

  "Naik!" ucap seseorang itu.

ignoranceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang