chapter 4

84 66 17
                                    


Hari demi hari tak terasa hari ini hari dimana ujian kelas akan berakhir pada hari ini.

Alesha dan semua yang bersekolah di internasional sangat bersemangat karna hari ini adalah hari terakhir mereka semua melakukan ujian kelas/kenaikan.

Semua siswa maupun siswi sudah berjalan menuju tempat pengumpulan kertas ujian. Namun Alesha masih terdiam dibangkunya, padahal jika dilihat Alesha sudah mengerjakan hingga selesai.

Setelah diam lama akhirnya Alesha maju dan mengumpulkan lembar ujian terakhir.

  "Nara kamu udah selesai?" tanya gadis itu kepada Alesha, teman sebangkunya itu memanggil dengan sebutan Nara yang di ambil dari nama belakang dirinya.
 
  "Sudah nay," ucap Alesha kepada teman sebangkunya, dia bernama nayla anindiya.

Nayla menganggukan kepala, "Yasudah ayo nar kita kumpulkan," ajak Nayla kepada teman sebangkunya.

Alesha hanya mengangguk kepala tanda ia mengiyakan ajakan dari teman sebangkunya, saat sudah mengumpulkan mereka berdua keluar dari area kelas dan tidak tau mereka berdua akan kemana.

  "Nara kamu mau ikut ga ke kantin?" ajak Nayla kepada alesha.

  "Yaudah ayo nay."

Alesha dan juga Nayla kini berjalan menuju kantin sekolah, mereka berdua sedang memesan pesanan.

  "Nara kamu kenapa kenapa tidak dimakan makanannya?" tanya Nayla, tetapi sang empuh tidak menjawab pertanyaannya hingga lengan nya menyenggol barulah tersadar.

  "E-eh iya kenapa?"

  "Nar, are you oke?" tanya Nayla.

  "Aku baik-baik saja, ayo makan, keburu dingin."

                        🥀 🥀 🥀 🥀

Bangunan yang megah banyak sekali mahasiswa/mahasiswi yang sedang mengikuti pembelajaran. Dan kini ditaman ada seorang lelaki yang sedang duduk ditaman.

  "Cantik, Can I meet him again?"

Saat sedang memikirkan seorang gadis, ia memilih untuk membuka laptopnya.

Lelaki itu adalah Rajash bimatara, lelaki yang baru saja masuk kedalam universitas Indonesia (UI) dan sekarang ia mengijak umur 19 atau akan menginjak umur 20.

Saking fokusnya, lelaki itu tidak sadar bahwa ada seseorang yang sedang diam-diam untuk mengejutkan.

    Dor!

  "Astaghfirullah."

  "Kebiasaan sekali, mengapa mengejutkan saya terus," ucap Rajash kepada teman-temannya.

  "Lagian, ngapaiin lo diem disini sendiri, mana fokus banget liat tuh laptop," ucap temannya.

  "Terserah saya."

  "Busett jawabannya ke cewe aja," ucap temannya.

   "Kata terserah bukan untuk wanita saja."

   "Bener sih ga salah."

   "Jam sudah mulai, mari ke kelas," ajak Rajash kepada para teman-temannya.

                       🥀 🥀 🥀 🥀

Malam ini ada seorang gadis yang sedang diam-diam agar bisa keluar dari area rumah.

Alesha, gadis itu sedang duduk dengan pandangan terus menatap keindahan malam hari.

   "Cantik."

Gadis itu menatap indahnya bintang-bintang sampai-sampai ia tidak tersadar bahwa sudah pukul 9 malam.

Alesha langsung berjalan menuju rumah minimalisnya, ia sudah pasrah jika akan mendapatkan amarah dari orangtuanya. Pasalnya gadis itu tidak izin jika ingin keluar dari rumah.

Barusaja gadis itu menginjak kaki dilantai rumahnya, sudah mendapatkan amarah.

  "DASAR KAMU, SUDAH BERANI KAMU KELUAR TANPA IZIN ALESHA!"

  "KAMU SEMAKIN KURANG NGAJAR, DI AJARIN SIAPA KAMU BERSIKAP SEPERTI ITU HAH?!!"

  "Maaf," ucap Alesha dengan kepala yang menunduk.

  "KAMU ITU SEORANG GADIS, BISA-BISA KAMU KELUAR TANPA IZIN DARI SAYA!!"

Bentakan demi bentakan terlontar dari mulut wanita paruh bayah itu, Wanita itu tidak berhenti untuk mencekram tangan anak-nya.

  "KAMU MAU JADI JALANG IYA?? DASAR GADIS BODOH"

  "Sakit mah," lirih Alesha saat tangannya di cengkram kuat oleh orangtuanya.

  "Ambilkan cambukan itu didalam kamar saya bi!" pekik wanita paruh bayah itu.

  "Baik nyonya," ucap bibinya dan meninggalkan Alesha yang terus di cengkram kuat.

  Plak!

Suara pukulan terdengar di ruang keluarga, Alesha mati-matian menahan rasa nyeri di punggung nya.

  "KAMU DI BAYAR BERAPA HAH BERANI KELUAR TANPA IZIN?"

  "Sakitt mah.. Alesha hanya keluar," lirih dirinya kepada sang mamahnya.

  "KENAPA KAMU KELUAR TANPA IZIN JIKA TIDAK DI BAYAR HAH?"

   Plak!

  "KAMU TIDAK PERNAH BIKIN MAMAH DAN JUGA AYAHMU SENANG!"

   Plak!

  "DASAR GADIS BODOH, MASUK JIKA TERULANG LAGI SIAP-SIAP KAMU AKAN MENDAPATKAN HUKUMAN LEBIH DARI INI PAHAM!

Seperti itu lah amarah yang keluar dari mulut orang tuanya. Alesha hanya bisa pasrah dan mengikuti apa perintah Ibundanya.

  "Mah, sakitt,"

  "Alesha cape selalu mendapat pukulan oleh mamah."

  "Kapan aku bisa bahagia tuhan?"

  "Tuhan tidak adill."

  "Rumah yang aku tempati ga layak untuk aku hidup."

   "Aku menyerah.. aku capee!"

                       🥀 🥀 🥀 🥀

Bruk!

  "Maaf, saya tidak sengaja," ucap Seorang gadis dengan berpakaian rok dan dibaluti oleh hijab.

Rajash langsung mendongak kepala dan berkata, "tidak perlu minta maaf."

Mendengar ucapan lelaki yang ia tabrak mengatakan seperti itu, ia langsung melihat dan juga langsung menundukan kepalanya.

   "Saya permisi, sekali lagi maaf," ucap Gadis itu dan pergi meninggalkan Rajash dan para teman-temannya.

Menatap kepergian seorang gadis dengan lama, ia disadarkan oleh para teman-temannya.

   "Bukan mahram ja, inget!" ucap Arya kepada Rajash.

Rajash langsung menggelengkan kepala, "tidak perlu mengasih tau, saya juga tau," ucap Rajash dan langsung berjalan menaiki anak tangga satu persatu.

Sementara para temannya terdiam dengan padangan saling bertanya.

   "Tidak perlu kalian tatap-tatap membahas saya, lebih baik segera naik," ucap Rajash yang masih senantiasa berjalan tanpa melihat ara teman-temannya.

Mendengar ucapan lelaki yang menjadi heran, mereka semua kembali tercengah dan melanjutkan perjalanan dengan hati yang terus bertanya.

   "Punya mata berapa dia bisa liat kita yang bingung."










                   Bersambung
















Bagaimana chapter kali ini??

  Next, aku akan tulis lebih panjang.

jangan lupa komen, vote and follow.

  See u di Next berikutnya.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ignoranceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang