chapter 03

646 52 5
                                    

flashback on. 7 hari sebelum penculikan

"Jaemin!! ini untukmu...emm itu dari kakak kelas 12." Pemuda bernametag Renjun itu memberikan sebuah amplop berwarna gold dengan pita merah di perekatnya serta terdapat sticker berbentuk hati di bagian kiri bawahnya, siapapun bisa berasumsi jika amplop itu berisikan surat yang berbau cinta.

Jaemin yang sedang mengemasi buku bukunya mengalihkan pandanganya ke arah Renjun, matanya melihat amplop gold itu lalu mengambilnya,  "Terimakasih, kau seharusnya tak perlu repot repot seperti ini njun hehe..."

"ck. aku hanya ingin membantu sebuah hubungan percintaan saja hahaha..."

Setelahnya Renjun berpamitan pulang karna waktu sudah menunjukan pukul empat sore, yang dimana para siswa dan siswi sudah berhamburan untuk pulang ke rumah masing masing.

Jaemin termangu, tangannya menggenggam amplop tersebut dan membukanya, ia menemukan sebuah surat dan sebuah benda yang membuatnya tertarik.

Di dalam surat berisikan sebuah ajakan pertemuan, Jaemin terdiam sebentar dan setelahnya tersenyum bahagia.

Ini akan menjadi hari yang panjang dan menyenangkan dalam hidupnya.
-

-

-

"Kau datang sayang...ahh aku benar benar merindukanmu Jaem."

"Beginikah caramu menyambut calon ibu dari anakmu huh??!" Jaemin cemberut, pacarnya itu benar benar tidak peka, disaat saat seperti ini Jaemin lebih extra membutuhkan perhatian dari calon ayah bayinya.

Hyunjin menarik tengkuk Jaemin dan menyesap bibir plum itu, rasanya benar benar manis, sudah hampir satu minggu ia tak menyentuh sang pujaan hati, Hyunjin benar benar merindukan lubang hangat milik sang kekasih mungilnya ini.

"Maafkan aku sayang, akhir akhir ini banyak pekerjaan yang harus aku urus, kau kan tau jika hanya aku satu satunya penerus perusahaan ayahku hmm..." Hyunjin menoe noel pipi tembam Jaemin.

"Iya iya yang paling penerus, sekarang tanggung jawab hum! aku pengen yang enak enak." Hyunjin menyeringai mendengarnya.

"Makanan atau???"

Jaemin mencubit hidung kekasinya, benar benar mesum pikirnya.

"Tentu makanan! kau pikir apa huh? aku sedang tidak mood melakukan itu ya!!"

"Tapi aku sedang ingin, bagaimana ini..." Hyunjin mengeluarkan puppy eyesnya, ia berharap Jaemin mau melakukannya.

Jaemin yang memang sangat mencintai kekasihnya itu tidak tahan bila harus di hadapkan dengan ke imutan Hyunjin, ya walaupun ia sedang tidak ingin tapi untuk sekarang apapun demi kekasihnya.

"Eumm baiklah...tapi ingat! hanya satu ronde saja ya!"

Hyunjin mengangguk setuju, daripada tidak sama sekali pikirnya.

'Benar benar kucing nakal yang mudah ditaklukan huh?'

Flashback off.



"Akhhh!!! tolong lepaskan ini kumohonn hic...i-ini sakit sekali ssshh."  Jaemin menggenggam selang yang ada di bagian bawah perutnya, ia berharap Jeno memberikan keringanan padanya.

Dibagian bawah perutnya, Jaemin merasakan sakit yang luar biasa rasanya seperti dikencangkan se kencang kencangnya dan tersayat.

Jaemin menangis tersedu sedu, ia benar benar takut jika terjadi sesuatu pada bayinya.

Jaemin memang sedang menganding anaknya dengan Hyunjin dan sudah memasuki minggu ke tiga.

Jeno melirik sekilas, terlihat tatapan yang sulit di artikan, Jeno menyentuh tangan Jaemin yang memegang erat selang infus di bagian bawah perut Jaemin lalu menariknya, Jeno mulai memasangkan rantai ke kedua tangan Jaemin, ia tak ingin pemuda manis itu berbuat nekat dengan mencabut berbagai peralatan di tubuhnya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsession Nomin🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang