maaf

2 0 0
                                    

Hari ini hari yang mungkin bisa ngerubah kehidupan gue.

Gue dipromosiin dari karyawan tetap selama dua setengah tahun dan akhirnya gue jadi manajer divisi administrasi.

"Selamat untuk Asya Ruilla yang telah dipromosikan menjadi manajer" ucap Tama, ya sekarang ini divisi administrasi dan beberapa manajer dari divisi lain tengah berkumpul untuk merayakan kenaikan jabatan gue.

"SELAMAT ASYAKUUU" teriak Gres memelukku. Aku membalas pelukannya.
Mata gue sama mata Tama ga sengaja bertemu.

"Nanti setelah pulang kerja kita makan malam bersama" lanjut Tama dengan senyum.
"Ini kalo gue ga ikut gapapa kan?" batin gue, karena gue ga mau ikut.

Setelah perayaan kecil, semua kembali bekerja. Sekarang gue punya ruangan sendiri, ga besar banget tapi cukup.

Pintu ruanganku terbuka, menampilkan sosok Tama. Cinta pertama gue.

Gue berdiri, "Ada apa pak?" tanya gue sopan.
"Nanti malam, hm kamu ikut kan?" dia malah nanya balik. Lama - lama kayak Gres nih orang, kalau ditanya malah nanya balik.

"Oh iya pak, mengenai nanti malam saya ga bisa ikut p–" balas gue namun segera dipotongnya
"Bisa ga sih gausah motong omongan gue mulu thor!"
"Kenapa? Ini perayaan buat kamu" balasnya tiba-tiba, matanya mengintimidasi.
"Eh, kalo gitu saya ikut pak" balas gue dengan senyum masam
Tama keluar dari ruangan tanpa sepatah katapun. GILA YA ITU ORANG!?

0o0

"Cheers buat Asya yang udah jadi manajer" teriak Gres sambil mengangkat gelasnya.
Gue cuman cengar cengir tanpa berniat ikut cheers.
"ASYA CHEERS, PAKE ES TEH MANIS GAPAPA" paksa Gres, gue ngangguk.
"CHEEERS" gue menenggak es teh manis, yang lain pada minum wine gue doang kayak bocah warteg.

"Gres gue ke toilet dulu" bisik gue ke Gres yang lagi mabok.
Di depan cermin toilet, gue liat muka gue yang udah dekil.
"Jelek amat gue" monolog gue

Gue segera keluar toilet, dan menabrak tubuh seseorang.
"Eh maaf maaf" ucap gue, saat melihat siapa yang gue tabrak ternyata Tama.
"Asya? Tama kangen" ucapnya tiba - tiba, H A H?
"Bapak mabok?" tanya gue memastikan,
"Asya maafin aku" celotehnya lagi.
"Apasih, maafin kenapa?" tanya gue penasaran.
"Maaf Sya" ucapnya dan menjatuhkan kepalanya tepat di bahu gue.
"Eh ini gimana?" batin gue menjerit bingung.

Gue ngebawa badan Tama ke kursi yang terdekat, bukan di tempat para karyawan. Bisa diliat aneh sama karyawan lain.

Sejam, duajam berlalu.

Gue ketiduran.

Tama pov

"Hmh" Gua ngebuka mata,
"Sialan gua mabok" Tama bangkit dari duduk, badan Asya hampir jatuh kalau gak gua tangkep.
"Asya?" Tama menyentuh pipi Asya dengan lembut,
"Maaf" cuman itu yang bisa gua ucap sekarang.
Gua ngeliat jam tangan, udah jam 10 malam.
"Asya, bangun Sya" gua coba bangunin Asya

Pov end

tbc

TAMASYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang