kalung

1 0 0
                                    

"Asya, sini dah"  Tama memanggil gue yang sedang memesan popcorn. Gue segera mendekat ke Tama.

"Aku nemu kalung lucu buat kamu" ucapnya dengan menampilkan deretan giginya.
Tama memperlihatkan sepasang kalung dan gelang yang bisa saling menempel jika didekatkan. Bentuk kalung dan gelangnya jangka kapal setengah - setengah.

Gue tersenyum, 
"Aku pakai gelangkan?" tanya gue buat jahilin dia.
"Aku gelang, kamu yang kalung" tiba - tiba Tama membalikkan tubuh gue, mengaitkan kalung di leher gue. 
"Nah cantik" ucapnya dengan senyum manis.
"Yang cantik aku atau kalungnya?" tanya gue dengan mata sinis.
"Kalungnya cantik tapi pemiliknya lebih cantik" Tama mencium pipi kanan gue. Kayaknya pipi gue ngeblush. Tama tertawa kecil.

"Sini aku pakein gelang kamu!" gue ambil gelang yang ada di genggaman Tama, memasangnya dengan lembut.
Tangan tama yang satunya mencubit pipi gue.
"SWAKIT THAMA" aku menggeram kesal, yang mencubit hanya tertawa.

"TAMASYA" teriak mba popcorn dari kejauhan.

"Nih udahh, eh Tama itu aku udah dipanggil mba - mba popcorn. Bentar ya" gue segera berlari ke arah toko popcorn.

0o0

Kejadian saat makan siang tadi bikin gue syok parah sampe mau meninggoy. Bercanda.

"Eh maaf pak bos. Teman saya, Asya lagi ga fokus, maaf sekali lagi pak" ucap Gres mencairkan suasana yang sangat hening.

Pria yang dipanggil bos menunduk, mengambil sesuatu yang terjatuh dari lantai. Ia melihatnya persekian detik, lalu mengulurkan tangannya ke gue.
"Kalung kamu" ucapnya setelah itu berlalu melewati gue dan Gres.

Gue membeku. Gres pamit pada orang 'itu' dan narik gue untuk pergi dari kantin.

"Aduh first impression lu ke boss baru kita jelek banget sih Sya!!" Gres kesal.
"Gres, dia bos baru kita?" tanya gue memastikan.
"Iya, lu kenal?" kebiasaan malah nanya balik.
Gue cuman gelengin kepala dengan senyum canggung, ya masa gue bilang boss barunya mantan gue -_-.

Akhirnya kita balik ke ruang kerja masing - masing.
Kerjaan juga udah hampir selesai, Bu Anita mendatangi mejaku.

"Asya, tolong kamu antar dokumen ini ke ruang bos ya. Saya sakit perut" ucap Bu Anita sambil nyerahin dokumen ke gue lalu pergi dengan cepat.

Anj- setuju aja belom gue, udah kabur duluan manusia nya.

"Ke ruang bos? Sial banget gue hari iniiii!" batin gue menjerit.

tbc

TAMASYA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang