Part 5 : Nama Terlarang

215 36 5
                                    

※※※

Suasana meja makan di apartemen Namjoon malam ini terasa sangat ramai. Jiyeon, Ji Ran dan nyonya Kim benar-benar berisik seperti tiga orang sahabat dekat yang baru bertemu setelah sekian lama terpisah.

Namjoon sendiri sampai bingung melihat keakraban Ji Ran dengan ibu dan adiknya itu. Bagaimana bisa gadis Choi itu langsung akrab seperti orang lama padahal ini pertama kalinya ia berkumpul dengan keluarga Kim.

“Ah! Kau benar-benar lucu, Ji. Pantas saja Dani menyukaimu.” ucap Jiyeon.

“Dani siapa?” tanya nyonya Kim penasaran.

“Dani teman kuliah kami dulu.” jawab Jiyeon.

“Oh, benarkah?”

“Heum. Dulu Ji Ran sangat terkenal di kampus karena dia pintar dan disukai banyak orang.” ujar Jiyeon.

Yaa~ Kau berlebihan.” sahut Ji Ran malu-malu.

“Aku serius kok. . bahkan sampai sekarang pun kau masih sama terkenalnya.” balas Jiyeon. Ji Ran hanya tertawa malu-malu karena terus di puji Jiyeon.

“Memangnya kau kuliah di Ilsan?” tanya Namjoon tiba-tiba. Suara beratnya seketika membuat suasana menjadi hening.

“Heum. Aku pernah tinggal di Ilsan beberapa tahun karena ayahku sempat dipindah tugaskan di sana.” jawab Ji Ran.

“Ah iya! Ayah Ji Ran juga bekerja di perusahaan yang sama dengan ayah.” sahut Jiyeon

“SK Energy?” sahut Namjoon dan dibalas anggukkan kepala oleh Jiyeon maupun Ji Ran.

“Oh~”

“Kau pasti banyak teman. Sikapmu yang menyenangkan pasti membuat orang-orang senang berteman denganmu.” ucap nyonya Kim. Ji Ran hanya tersenyum dan mengangguk.

“Dia juga sangat pintar. Beberapa kali dia diutus menjadi perwakilan kampus untuk mengikuti beberapa lomba.” sahut Jiyeon.

“Kau memanangkan lombanya?” tanya Namjoon.

“Ya beberapa.” jawab Ji Ran.

“Wah! Kau hebat sekali.” puji nyonya Kim.

“Tidak bi. Itu karena aku suka belajar dan suka bersaing. Jadi kampus mengutusku karena seorang pesaing pasti tidak akan menyerah dengan mudah.” sahut Ji Ran penuh optimis. Jiyeon dan nyonya Kim kompak bertepuk tangan dengan kegigihan gadis Choi itu. Sedangkan Namjoon cuma diam dan memilih fokus menghabiskan makanannya.

*

Selesai makan Ji Ran pun langsung izin pamit pulang karena jam sudah menunjukkan hampir pukul setengah 10 malam.

“Namjoon akan mengantarmu.” ucap nyonya Kim tanpa beban. Sedangkan Namjoon yang ditunjuk malah menatap kaget pada ibunya sambil ia menunjuk dirinya sendiri. Nyonya Kim hanya memberi kode dari matanya agar mengiyakan ucapannya.

“Aku bisa naik taksi, bi.” ujar Ji Ran merasa tidak enak jika meminta Namjoon mengantarnya.

“Tidak. Namjoon yang akan mengantarmu. Sekarang sudah larut malam. Akan sangat berbahaya kalau kau pulang sendirian naik taksi.” ucap nyonya Kim.

“Tapi—”

“Sudah tidak apa-apa, Ji. Idolamu ini akan mengantarmu dengan selamat sampai tujuan. Anggap saja kau mendapat fan service dari idolamu.” sahut Jiyeon.

“Ah, b-baiklah.”

Namjoon tanpa sepatah katapun langsung mengambil kunci mobilnya lalu ia melenggang keluar duluan dari apartemennya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[SEQUEL] My Boyfriend Is An IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang