#04. Musim 2016 - Sejarah Pendudukan Orang Pertama

6 1 0
                                    

Bab paling dinamis adalah ketika sebuah narasi menjabarkan bagaimana setangkai mawar itu tumbuh menjadi yang paling harum, di antara bunga-bunga lain yang juga sedang tumbuh atau yang telah layu di makan waktu.

Musim Kenangan

🌹

PEMILIHAN KETUA OSIS SMP JAYAPURA
PERIODE 2016/2017

Tulisan tersebut terpampang pada sebuah papan pengumuman berukuran cukup besar yang diletakkan tepat di depan pintu masuk kedua SMP Jayapura. Pada bagian bawah tulisan tersebut tertempel enam foto saling berpasangan para calon ketua dan wakil ketua OSIS.

Dua bulan berlalu, setelah UAS yang menegangkan hari itu beserta dengan hari pembagian raport, serta acara kelulusan kelas 9. Hingga sampailah pada hari ini, tepatnya, Senin, 03 Oktober 2016.

Ada murid baru di kelas tujuh. Dan dua kelas sebelumnya yang naik pada tingkat kelas yang lebih tinggi. Kini, semuanya sudah berkumpul dalam acara pemilihan ketua OSIS yang diadakan di halaman utama SMP Jayapura. Tiga kandidat berpasangan sudah duduk di bangkunya masing-masing – setelah memaparkan visi dan misi di depan seluruh penghuni Jayapura.

"Ibu sekretaris, apa yang membuatmu banyak diam hari ini?"

Suara berat seseorang berhasil mengalihkan fokus Kenanga pada sosok gadis di depan sana.

Ia hanya menggelengkan kepalanya.

Laki-laki berpakaian OSIS tanpa dasi itu mendudukan dirinya tepat di sebelah gadis yang mengenakan seragam serupa, namun dengan tingkat kerapian yang lebih baik dari dirinya.

"Kamu pilih siapa, Ka?"

"Kamu."

Gadis dengan tahi lalat kecil di dagunya itu lantas memukul lengan laki-laki itu cukup keras. "Ish! Aku serius, Gamaloka!"

Gamaloka pun terkekeh pelan, lalu menjawab dengan kalimat yang lebih serius dari sebelumnya. "Yang jelas, aku pilih mereka yang punya rasa tanggung jawab besar, pribadi yang bijaksana, dan juga bisa diandalkan."

Mendengar itu, Kenanga mengangguk paham. Lalu pandangannya kembali pada titik di mana keenam kandidat berpasangan tengah duduk manis – menunggu sampai acara pemungutan suara selesai dilangsungkan.

"Marsha. Dia hebat, ya. Sejauh ini, dia selalu menjadi gadis yang dominan. Yang begitu sering dibanggakan." Akhirnya, Kenanga mulai menyampaikan keresahan hatinya.

"Kamu juga hebat karena membawa nama sekolah dengan harum, Na," balas Gamaloka.

"Dia cantik dan pintar. Kamu tertarik pilih dia, Ka?" kata gadis itu lagi.

"Kamu manis dan baik, Na." Gamaloka hanya mengatakan apa yang ingin ia katakan. Meski balasannya terkesan tidak utuh, namun makna dari kalimat singkat itulah yang memang ia maksudkan untuk disampaikan.

"Dia banyak disukai." Kenanga berucap lagi.

"Kamu dimiliki Gamaloka saja cukup, kan, Na?"

Setelah beberapa kalimatnya terus disanggah oleh laki-laki pemilik mata teduh itu, tibalah pada kalimat terakhir yang membuat Kenanga mengalihkan pandangannya seraya tersenyum. "Lebih dari cukup. Terima kasih sudah mencintai, Ka."

Mau seberapa sempurna pun perempuan-perempuan di luar sana, bagi Gamaloka tidak jadi menarik kalau orang itu bukan Kenanga. Ya. Kenanga Dewi Istana. Pemilik nama itu sudah cukup untuk menjadi yang istimewa tanpa tapi. Kecuali, tapi aku mencintaimu pada setiap tahun yang ada detakmu, katanya.

Musim KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang