Number 1

1.8K 214 25
                                    

    Keduanya hanya saling diam meski tayangan televisi tepat berada di depan. Suasana canggung rasanya menyesakkan, bahkan kalimat umpatan sudah memenuhi pikiran.

Sinting,

Kata itu mungkin cocok untuk Jes, mencari calon pasangan di bisnis gelap perdagangan manusia? bukan lagi sebatas hubungan sesaat melainkan pernikahan sakral. Bible baru mengetahui beberapa menit lalu jika pernikahan akan dilaksanakan karena keinginan ayah Jes, cukup prihatin juga saat mendengar keadaan beliau.

Terlalu memusingkan baginya.

"Pernikahan kontrak?" Pertanyaan Bible seolah memecah keheningan diantara keduanya.

"Aku tak sebodoh itu"

"Tapi kamu tidak bisa main-main mengenai pernikahan" Pungkas Bible, terlalu lancang berkata hal itu pada orang yang membelinya, tapi harus bagaimana lagi.

"Kita memang belum memiliki hal yang namanya 'Cinta' tapi tiap orang punya rasa percaya. Landaskan hal itu saja Bible, cinta itu mengikuti"

Tutur Jes penuh penekanan, dari nada nya saja sudah kentara jika itu bukanlah candaan. Jes serius dengan apa yang ia ucap, membuat Bible semakin diam kebingungan.

Ia sudah lama terpenjara dalam bisnis gelap perdagangan manusia, cukup sulit untuk percaya dengan ujaran dari orang baru tapi sosok yang duduk disampingnya ini mempunyai aura yang berbeda.

Wajah Jes terlalu teduh jika disamakan dengan seorang bajingan.

Jes ibarat penolongnya yang telah melepas Bible dari jeratan bisnis gelap itu, sudah seharusnya jika ia menyetujui hal apapun yang Jes inginkan.

"Di usiaku yang sekarang sudah bukan waktunya untuk sekedar menjalin hubungan sesaat, aku juga tak mungkin mengabaikan keinginan terakhir ayahku"

"Kujelaskan sekali lagi, ini bukanlah pernikahan kontrak. Kamu akan menjadi milikku begitupun sebaliknya"

Hening,

Perkataan Jes yang gamblang membuat suasana menjadi canggung lagi. Cukup lama Bible berpikir hingga akhirnya bibirnya berucap kembali.

"Baiklah, aku mau" jawab Bible dengan nada yang terkesan gagap.

Mendengar hal itu Jes mendesah lega, mengenai mempertemukannya dengan sang ayah, Jes harus mengobati luka yang tergores di tubuh putih Bible hingga luka itu memudar meski sedikit.

Waktu menunjukan tengah malam, Bible sudah beberapa kali menguap. Seolah mengerti Jes menyuruhnya untuk pergi ke kamarnya.

"Tidur disana"

"Kamu?"

"Disini" Jawab Jes, ekspresi wajahnya menjelaskan jika ia akan tidur di sofa yang di dudukinya.

"Tapi kamar itu milikmu"

Wajar memang melihat responnya karena ia memang orang baru di hunian ini. Jes bangkit menautkan tangannya dan Bible, dengan langkah yang kian mendekati arah kamar.

"Jadi? mau tidur bersama?" candanya.

"Aku bisa tidur dibawah"

Mine || JesBible ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang