Pulang sekolah biasanya mereka tidak akan langsung pulang, kadang mereka habiskan dengan pergi nonton bioskop, atau hanya sekedar nongkrong di cafe.
Sore itu mereka memutuskan untuk jalan-jalan saja. Taman kecil di tengah kota menjadi tujuan mereka saat ini. Ya, taman favorit Laura.
“Mau jajan, Sayang?” Aidan menawari wanitanya.
Di taman itu banyak jajanan kaki lima, seperti batagor, telur gulung, cilor, bakso, seblak, lumpia basah, kebab, dan banyak lagi. Jangan lupakan es kolam yang segar membuat Laura ngeces.
“Aku gak mau jajan, ah! Mau beli es kolam aja,”
“Emang kamu gak laper?” tanya Aidan.
“Laper, makanya gak mau jajan. Mau beli naspad aja,”
“Dasar gembul,” Aidan meledek sang pacar.
“Biarin, yang penting kamu sayang aku,” cengir Laura.
Mereka mendatangi tukang es kolam tersebut, banyak pilihan es yang dijajakan penjual es membuat Laura bingung mau beli yang mana.
“Beli yang mana, ya, By?” tanya Laura bingung.
“Yang kesukaan kamu aja, capuccino tuh kesukaan kamu, Yaangg,” jawab Aidan yang sudah hafal kesukaan kekasihnya.
Laura mengiyakan perkataan lelakinya. Ia pun memesan es cappucino yang di dalamnya ada cendol hitam yang diparut memanjang.
“Bang, es cappucino satu,”
• • • • • • • •Sudah puas jalan-jalan dan menghabiskan es kolamnya itu, mereka menuju restoran padang. Salah satu makanan favorit Laura. Eh favorit semua orang.
Laura langsung memilih lauk yang ia suka, di piringnya berisi telur barendo, ayam bakar, perkedel kentang, sayur daun singkong, dan sambal ijo khas Padang.
Sedangkan piring Aidan hanya berisi rendang, perkedel kentang, dan sambal ijo. Aidan memang tidak suka segala jenis sayuran.
Mereka makan dengan lahap. Perut sudah terisi, waktunya mereka pulang, menghabiskan waktu bersama di kost-an hingga larut malam.
Akibat kekenyangan, Laura tertidur di mobil. Selang dua puluh menit mereka sudah sampai. Aidan membangunkan Laura dengan jahil. Perlahan ia buka dua kancing teratas Laura, menggerayangi payudara yang menyembul indah, Laura tidak terusik sama sekali.
Aidan semakin turun membuka kancing seragam Laura. Melorotkan BH yang menutupi si kembar kesukaannya. Sekarang di depan matanya sudah terpampang puting indah yang belum menonjol.
Ia dekatkan lidah, perlahan menjilat ujung puting itu. Gemas. Seketika puting itu langsung menonjol karena jilatan Aidan. Laura bergelinjang geli.
“Aahh,” Laura mendesah karena tangan Aidan sudah membelai vaginanya dari luar.
“Bangun, Sayaangg, kita udah sampe depan kost-an kamu,” ujar Aidan tanpa melepaskan tangannya yang di dalam rok, dan dengan sesekali masih menjilati puting kekasihnya.
“Aaahh, aku udah bangun. Geli atuh, Yaanggg,”
“Enak?” Aidan menyelinapkan jarinya masuk ke cd dan membelai klitoris Laura.
“Aaahhh, geli aahh aahh, Yaanggg,”
“Jawab, enak gak, Sayaanggku yang sangean?”
“Enaakkk aahh aahhh gelii, Ayaanggg, aahhh ssshhh aahhh,” Laura sudah kelojotan karena Aidan mempercepat menggosok-gosok klitorisnya.
“Ih, udah basah, si Ayaangg. Dasar sangean. Memek sangean, memek si Ayaangg sangean,” Aidan meledek sang pacar.
“Ayaanggg, aahh aahh aahhh masukin jari kamu, Yaanggg, aahhh cepettt aaahhhhh,”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Horny
Ficção AdolescenteLapak dewasa. Update gimana gue gak terjadwal. Gimana ada idenya aja. Pokoknya kebanyakan isinya dewasa uh ah uh ah. Sslrppp.