ENAM 🔫

225K 693 72
                                    

Gak excited nerusin cerita ini. insecure parah bc karya penulis2 lain yg banyak vote nd komen. sama sekali gak ada smngt buat nerusin nya. dahlah jd sampah cerita ini. selamat menikmati. semoga ini gak yg terakhir w updt.

• • •
Kebakaran yang terjadi di Gedung Borneo menggemparkan dunia maya. Banyak wartawan yang berbondong-bondong mendatangi rumah pengacara terkenal itu.

Keluarga Sanusi sendiri sudah melarikan diri dari Indonesia, mereka kabur ke negara tetangga-Malaysia-yang merupakan kampung dari Pak Malik.

Malik bersama istri dan anaknya sama sekali tidak panik, memang semua berita yang sedang ramai sengaja dilakukan oleh mereka.

"Bagus, Nak. Kamu kabur tepat waktu, tapi itu sebenernya gara-gara apa, sih?" Malik penasaran apa yang menyebabkan kebakaran tersebut.

"Gara-gara konslet listrik, Pak. Mereka lagi asyik ngewe, terus Ale putus salah satu kabel yang ada di ruangan khusus Ale, terus Ale tetesin air. Pas listriknya udah mulai ngeluarin percikan api, Ale sama Mario langsung kabur," jelas Kalea.

"Sekarang Mario di mana, Le?" tanya Dita, mamanya Kalea.

"Ada di hotel deket sini, Ma, Mario aman,"

"Ya udah, jangan sampai Mario ketauan, kasian dia," nasihat Dita.

Mario memang sebatang kara, hidupnya bergantung dengan keluarga Sanusi. Awalnya Mario bekerja sebagai supir pribadi Malik, ketika Kalea masuk SMA, Mario menjadi supir pribadinya. Cintapun bersemi di antara keduanya.

Mario dan Kalea beda lima tahun. Malik dan istrinya setuju saja Kalea bersama Mario, walaupun Mario tidak jelas asal-usulnya seperti apa. Karena hidup Mario sudah bergantung pada keluarga tersebut.

Malik dan Dita juga sudah tahu sejauh apa hubungan anaknya, dan mereka tidak pernah mempermasalahkannya, asal tidak tercium media.

Berita yang sedang ramai itu ide dari Dita, karena ia ingin menutupi kasus sang suami dua bulan lalu. Dengan adanya berita tersebut, kasus itu langsung terlupakan, digantikan dengan kasus kebakaran Gedung Borneo.

Mereka sudah tahu seperti apa resikonya, dan mereka harus menerima itu, mereka tidak akan kembali lagi ke Indonesia dan akan tinggal di Malaysia.
• • • • • • • •

"Wah, gila si Kalea! Untung kita pulang, lho, semalem. Coba kalau kita nginep gimana coba, Aayy," cerocos Laura pagi itu.

"Kamu kenal Kalea di mana, sih?" tanya Aidan heran.

"Ya, pas masuk SMA. Aku kan sekelas sama dia, pas naik kelas udah gak sekelas lagi, jadi dia gak pernah sekelas sama kamu, mungkin kamu yang gak pernah merhatiin keadaan sekitar,"

"Iya, sih. Lagian dulu waktu baru masuk aku selalu nunggu kamu di parkiran gak pernah nyamperin kelas kamu, jadi gak tau anak-anak kelas kamu yang mana aja waktu kelas sepuluhnya,"

"Kamu tau Malik Sanusi, Yaangg?"

"Tau, lah. Pengacara yang terkenal yang kena kasus apa gitu, kan?"

"Iya itu. Itu kan ayah nya Kalea, Ayaangg," Laura menjitak kepala Aidan pelan.

"Waahhhh, yang bener, Ayaanggg???"

"Ih, dasar, masa kamu gak tahu, sih, Ayaangg,"

"Sumpah aku gak tahu, bisa aja itu kebakaran disengaja, Yaangg, biar berita Pak Malik ilang kali,"

"Ya, bisa jadi,"

"Parah, ya, mana besok udah ulangan, banyak yang luka-luka abis kebakaran itu. Kabur kemana, dah temen kamu itu, Yaangg,"

Love And HornyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang