02.

146 8 1
                                    

Setelah ditarik paksa oleh Zaky, akhirnya Ren mengajak Zaky ke bengkel langganannya. Setelah mengetahui detail kerusakan mobil dan apa yang perlu diperbaiki, mereka berdua pergi ke ruang tunggu yang disediakan. Itu adalah sebuah kafe kecil dengan desain minimalis yang dipenuhi dengan tema otomotif.

"Kalau dilihat-lihat, lo cantik juga ya, Pak Ren, " kata Zaky tiba-tiba, setelah memandanginya selama setengah jam.

"Terima kasih, tapi saya seorang pria," jawab Ren dengan sedikit kikuk.

"Lalu apa masalahnya? lo kan emang terlihat cantik dan gw suka melihat wajah cantik," kata Zaky membuat Ren merasa salah tingkah.

Ren memalingkan wajahnya, merasakan bibirnya berkedut-kedut, dan merasa wajahnya terbakar.

"Hei, lo kenapa,Ren? Lo sakit?" tanya Zaky khawatir.

"Saya tidak apa-apa, Pak Zaky. Lain kali jangan memuji sembarangan. Saya ini seorang pria. Untung saja kita rekan kerja, jadi saya tidak bisa marah seenaknya," jawab Ren dengan memberikan penjelasan.

"Tapi gw pengin hubungan kita lebih dari sekadar rekan kerja. Gw pengin memiliki hubungan spesial sama lo ," kata Zaky, yang tentu saja menimbulkan salah paham.

"Apa maksud Anda, Pak Zaky!" Tanpa sadar, Ren meninggikan suaranya, merasa seperti sedang dipermainkan.

"Iya, gw pengin berteman sama lo. Gw dengar bahwa lo bukan hanya sekretaris perusahaan, tapi juga salah satu eksekutif penting dalam perusahaan.Gw  ingin dekat dan belajar banyak dari lo," jelas Zaky ,setelah mendengar itu. Ren merasa lega dan setuju untuk menjalin hubungan pertemanan, lalu Zaky mengajaknya berjabat tangan yang Ren tanggapinya dengan baik.

Setelah berjabat tangan dengan Zaky, Ren segera ingin pergi ke toilet.

"Hei, lo mau kemana, Ren?" tanya Zaky sambil menahan tangan Ren, penasaran ingin tahu mau pergi ke mana.

"Saya mau ke toilet. Lepaskan tangan saya, saya tidak tahan," jawab Ren dengan sedikit kasar.

" Gw ikut," Ren tidak peduli dengan ucapan Zaky, ia terus melangkahkan kakinya menuju toilet.

Di dalam toilet, Ren fokus dengan urusannya, sambil menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari Zaky yang sedang buang air di sebelahnya.

"Ren, sudah berapa lama lo kerja di perusahaan kita?" tanya Zaky penasaran.

"Sudah lima tahun," jawab Ren dengan singkat.

Zaky hanya bisa mendengus kesal, karena Ren terlihat sangat membosankan dan kaku saat diajak berbincang.

Ren akhirnya selesai dengan urusannya. Dia berniat pergi dari toilet, tapi tiba-tiba Zaky menariknya dan memojokkannya ke dinding toilet. Pria itu, yang tingginya 188 cm, mengungkung Ren yang hanya memiliki tinggi badan 168 cm. Seorang pria manis super professional, membuat nya orang yang memiliki otak kecil yang hanya tahu memikirkan mendapatkan uang berpikir liar.

"Pak Zaky, apa yang Anda lakukan? Tolong bergerak, mobil Anda mungkin sudah siap. Kita harus segera kembali ke kantor," ucap Ren dengan panik.

Zaky hanya menatap Ren dengan datar. "Kenapa kamu tidak tertarik merespons saya?" kata Zaky tiba-tiba mengubah gaya bicaranya.

"Saya selalu merespons setiap hal yang ditanyakan oleh Pak Zaky," jawab Ren dengan yakin. "Tapi kamu tidak bersemangat ketika diajak bicara oleh saya," kata Zaky dengan ketidaksenangan.

"Aku memang sulit akrab dengan orang baru, apalagi Anda sempat mencekik saya," jelas Ren. "Kalau begitu, aku akan memberi salam pertemanan. Dengan ini, kita akan semakin dekat," kata Zaky tersenyum lembut.

Ren tersenyum senang setelah Zaky melepaskannya. Dia mengulurkan tangan untuk bersalaman, namun tiba-tiba, Zaky melakukan sesuatu yang tak terduga dan di luar dugaannya.

"Cup," satu kecupan Zaky diberikan tepat di samping bibir mungil Ren, sedikit bersentuhan, dan hal itu tentu saja membuat Ren terkejut setengah mati.

"Dengan begini kita akan sangat akrab," kata Zaky tersenyum senang, meninggalkan Ren yang masih terdiam mematung. Jiwa Ren seperti melayang entah ke mana.

"Salam perkenalan macam apa itu? Dasar bajingan mesum!" pekik Ren kesal.

PANAS. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang