Setelah kejadian salam perkenalan tak masuk akal dari Zaky, Ren menjadi sedikit aneh. Sebagai seorang anak dari keluarga pebisnis. Ren hanya terbiasa tahu caranya mencari uang, melakukan skinship dengan orang lain selain keluarga nya terlebih sesama jenis membuat nya merasa aneh.
Ren mencoba mengabaikan Zaky dan melanjutkan perjalanannya menuju lift. Namun, Ren sial karena harus berada di samping Zaky di dalam lift. Ren melihat tangan Zaky yang merangkulnya, sementara tangan satunya menahan telepon di telinganya. Pria itu bercakap mesra dengan seseorang di sebrang telepon.
Hal itu membuat Ren sedikit marah. Padahal ia dan Zaky baru saling mengenal dan tak begitu dekat sekarang Zaky berbicara dengan pacarnya di telepon. Entah mengapa R merasa menjadi orang ketiga di situasi ini. Ren berusaha melepaskan rangkulan Zaky dari bahunya, tetapi Zaky memaksa dan tetap menaruh tangannya di pundak Ren.
Saat lift terbuka, Ren segera bergegas menuju mejanya yang berada di depan ruangan ayahnya. Ren berpikir setelah sampai di meja kerjanya, dia akan aman dari Zaky. Namun, Ren salah. Zaky malah duduk di atas meja kerja Ren.
Ren merasa kesal karena Zaky tidak mengerti sopan santun. Setelah menutup panggilan teleponnya, Zaky mulai menatap Ren.
"Hai Ren, selamat pagi. Nanti mau makan siang bareng?" ucap Zaky dengan senyum di wajahnya.
"Pagi juga, Pak Zaky. Tapi kita sedang bekerja, jadi tolong hormati tata krama dalam bekerja. Terima kasih atas tawaran makan siang, saya tunggu di meja saya nanti," Ren menjawab dengan sindiran kepada Zaky karena tidak ada embel-embel "Pak" padahal ini masih jam kerja.
"Aish, kenapa kamu masih menggunakan embel-embel 'Pak'? Bukankah kita sudah berteman?" balas Zaky dengan tidak senang karena merasa Ren tidak mau berteman dengannya.
"Benar, Pak Zaky, kita berteman. Namun, ini masih jam kerja, jadi alangkah baiknya kita mengenal sebagai rekan kerja bukan sebagai teman. Dan apakah Pak Zaky tidak ada pekerjaan sehingga mengganggu saya di sini?" Ren terus mengirimkan sindiran tajam kepada Zaky.
"Baiklah, baik. Aku akan kembali ke meja ku sekarang," ucap Zaky yang peka terhadap sinyal halus Ren untuk pergi.
Ren merasa lega karena akhirnya tidak ada yang mengganggunya. Ren memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.
"Oh iya, Ren eh maksudku Pak Ren, nanti jangan tinggalkan aku saat makan siang," Kata Zaky tersenyum lebar sebelum meninggalkan Ren yang mulai berkutat dengan pekerjaannya.
Pekerjaan Ren sudah selesai, dan sekarang sudah saatnya makan siang. Dia terus menunggu Zaky di mejanya. Lima belas menit sudah berlalu, tetapi tidak ada tanda-tanda bahwa Zaky akan datang. Khawatir bahwa waktu makan siang akan habis, Ren akhirnya memutuskan untuk mendatangi ruangan Zaky.
"Permisi, apakah Pak Zaky ada di ruangannya?" tanya Ren kepada sekretaris pribadi Zaky.
"Maaf, Tuan Ren. Pak Zaky sedang makan siang sejak 30 menit yang lalu," jawab sekretaris pribadi tersebut. Ren hampir saja menggebrak meja sekretaris itu.
Sial, Zaky! Aku hampir tidak makan siang karena tidak datang ke ruangannya! umpat Ren dengan marah. Umpatan demi umpatan terus keluar dari mulut Ren, membuat orang-orang yang melihatnya merasa heran. Jarang sekali sekretaris bos mereka mengomel seperti itu.
Akhirnya, Ren memilih mencari makanan yang cepat saji, mengingat waktu makan siang sudah hampir habis. Setelah makan siang berlalu, Ren kembali ke mejanya dan melihat Zaky sudah duduk di kursinya.
Dengan sedikit tenaga, Ren mengetok mejanya yang membuat Zaky terkejut.
"Apa yang kamu lakukan di sini, huh? Pergi ke mejamu!" kata Ren dengan kurang sopan. Beginilah Ren ketika kesal dengan seseorang, ia akan melupakan tata krama yang sudah dia terapkan.
Zaky yang mendapat amukan dari Ren hanya bisa menelan ludah dengan kesal. Sial, Ren kalau marah itu imut banget.
"Ehehehe, maaf ya Ren. Tadi pacar gw tiba-tiba ngajak makan siang, jadi gw sampe lupa ada janji sama kamu," ucap Zaky dengan alasan yang sebenarnya.
"Gak peduli. Saya udah bilang, pergi sana!" karna masih kesal dengan Zaky, Ren menarik Zaky dan mendorongnya ke ruangan pribadi Zaky.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANAS.
General FictionZaky, seorang pria cerah yang bekerja memuja uang, menganggap Ren hanya sebagai seorang budak korporat biasa, sebagaimana dirinya sendiri. Ren, dengan rona wajah yang mempesona seperti pacarnya Rin, menutupi identitasnya yang sebenarnya. Zaky tidak...