Menolong

20 3 0
                                    

Taeyong binggung, dirinya hanya ingin bersantai kenapa malah dipertemukan dengan pemuda yang sedang dikejar, terlihat dari wajah pemuda disampingnya, wajahnya ada sedikit memar, apa mungkin pemuda ini ingin diculik? Ah tidak tau, kembali ke realita.

"minggir sana berengsek" ucap pria didepannya sambil menodongkan golok ke arah taeyong.

"hei" taeyong tiba-tiba berteriak, tangannya terulur memberi isyarat untuk menahan pria didepannya, tak lupa taeyong menyembunyikan badan pemuda disampingnya ke belakang badannya.

"dua juta won" ucap taeyong sambil melirik ke arah pemuda dibelakangnya.

"baiklah."

Pria yang ada didepan mereka berdua ingin menyerang, tetapi taeyong menghetikannya lagi.

"tunggu sebentar" ucap taeyong sambil berjalan ke samping kirinya.

Taeyong segera membuka celananya dan membuang cairan yang tadi dia tahan. Sedangkan sang pemuda memerhatikannya dengan sedikit keterkejutan di wajahnya, tetapi dia harus membuang keterkejutannya karena pria itu mulai melayangkan pukulan ke arahnya.

Pemuda itu terjatuh, 1 lawan 4, siapa yang tidak tumbang, apalagi dirinya sudah berlari, tenaganya sudah hampir hilang, satu-satunya yang dia bisa andalkan hanyalah pemuda yang sedang kencing.

Melihat lawannya tumbang, sang pria ingin mendekati jaehyun tetapi tidak jadi karena saat berada disamping taeyong, sebuah botol terpukul dimukanya dan dirinya pun tumbang.

"ku bilang sebentar" ucap taeyong melihat ke arah pria itu.

"teruskan" kata anak buah pria yang sudah tumbang.

Taeyong segera maju melawan ke tiganya, memukul wajah mereka, menendang nya. Salah seorang pria kembali bangkit. Taeyong menahannya karena ya dia tidak ingin masuk terlalu dalam untuk ikut campur urusan orang lain.

"tunggu teman, kau sungguh perlu melakukan ini?" tanya taeyong tetapi respon dari lawannya malah melayangkan pukulan ke arah taeyong, untung saja taeyong segera menghindar.

Terpaksa taeyong harus melawan lagi, pukulan dan tendangan terus ia layangkan untuk sang musuh. Setelah semuanya tumbang taeyong menghampiri pemuda yang dia bantu.

Jaehyun disana tetap dalam posisi terakhirnya, duduk dibawah karena terjatuh, melihat pertarungan pemuda yang membantunya dengan sedikit terkejut. Tetapi keterkejutannya tidak bisa berlangsung lama.

Taeyong mengulurkan tangannya ke arah pemuda itu, berniat ingin membantunya berdiri. Jaehyun pun menerima uluran tangan pemuda yang berada didepannya.

Setelah berdiri jaehyun berniat ingin langsung pergi, tetapi tangannya masih ditahan oleh taeyong, jaehyun pun menatap taeyong dengan tatapan bertanya.

"dua juta" ucap taeyong.

Saat jaehyun ingin membalas ucapan taeyong, terdengar suara seseorang yang menarik pelocok pistol. Pria yang awalnya membawa golok kini sedang menodongkan pistol kearah keduanya.

Jaehyun segera menarik tangan kiri taeyong, mengajaknya berlari ke arah pintu yang ada disana. Terdengar dibelakang suara gaduh seorang pria yang meminta lepas dan seorang pria yang meminta pria lain untuk tenang.

Masuk ke area bar, keduanya terus berlari, kerumunan disana seketika buyar, taeyong segera menghampiri motornya yang sedang dijaga oleh temannya.

Taeyong tidak memedulikan temannya yang terlihat khawatir, dirinya dengan cepat memakai helm dan menaiki motornya diikuti jaehyun yang ikut menaiki motornya, menyalakan mesin dan langsung menarik gas dengan kecepatan diatas rata-rata.

Taeyong terus menjalankan motornya, setelah dirasa jauh dengan bar, taeyong memberhentikan motornya disebuah pom bensin.

Jaehyun pun turun dari motor, dirinya terus saja melihat ke arah belakang, takutnya masih ada yang mengejar mereka.

"terimkasih" ucap jaehyun sambil menatap muka taeyong.

Taeyong hanya menganggukkan kepalanya tetapi masih menatap ke arah jaehyun.

Jaehyun pun bingung, kenapa pemuda ini belum pergi juga, jaehyun kali ini menatap pemuda didepannya dengan tatapan bertanya, sedangkan taeyong lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya.

Tapi tak lama jaehyun mengerti kode dari taeyong.

"beri tau aku nomor rekeningmu, akan ku transfer uangnya" ucap jaehyun, taeyong yang mendengarnya mengkerutkan kening.

"apa kau gila?" ucap taeyong, dirinya turun dari motor, melepaskan helmnya dan berdiri dihadapan jaehyun.

"transfer sekarang" ucap taeyong dengan penekanan.

"aku tidak membawa ponsel, berikan ponselmu, aku akan menyuruh orangku untuk mengurusnya" ucap jaehyun.

Taeyong yang mendengarnya agak sedikit kesal, tetapi taeyong tahan. Dirinya segera mengeluarkan ponselnya dan memberikan ke arah jaehyun dengan senyum terpaksanya.

"ini dia" ucap taeyong.

Saat jaehyun ingin mengambil ponsel taeyong, taeyong segera menarik ponselnya kembali.

"dasar sialan! Memangnya aku terlihat dungu? Kau akan menyuruh orangmu untuk memukulku." ucap taeyong dengan nada yang menyentak, tak lupa untuk menyimpan ponselnya kembali di saku celananya.

"jadi, apa yang kau inginkan?" tanya jaehyun.

Taeyong melirik jaehyun dari atas kepala hingga kebawah. Dirinya melihat jaehyun memakai arloji, taeyong pun menarik tangan kiri jaehyun.

"apa yang kau lakukan?" tanya jaehyun sembari menarik kembali tangan kirinya yang taeyong pegang, tetapi sayangnya tenaga jaehyun sedang lemah.

Taeyong menahan dada jaehyun dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan menggenggam tangan kiri jaehyun.

"diamlah" ucap taeyong, jaehyun pun menuruti perkataan taeyong, dia diam, sedangkan taeyong sekarang sedang membuka arlojinya.

"ambillah" ucap jaehyun dengan pasrah, membiarkan taeyong mengambil arlojinya.

Taeyong berhenti sebentar, melihat ke arah arloji itu, dirinya merasa ragu harga arloji ini lebih murah dari yang dia pinta, taeyong sedikit melirik ke arah jaehyun yang terus menatapnya, taeyong dengan segera meleaskan arloji dari tangan jaehyun dengan cepat.

"sekarang lebih baik" ucap taeyong sambil terus melihat ke arlojinya.

Taeyong kembali menaiki motornya, menyimpan arloji disaku celana yang lain, memakai helm dan menyalakan mesin motor, bersiap untuk pergi meninggalkan pemuda yang dia tolong.

"ku ambil" ucap taeyong sambari tersenyum, saat dirinya ingin menarik gas pemuda itu bersuara.

"siapa namamu?" tanya jaehyun.

"untuk apa mengetahuinya?" tanya taeyong dengan nada menyolot.

"akan ku kirimkan bingkisan hadiah" jawab jaehyun.

Taeyong terdiam sebentar, dirinya sedang memikirkan sesuatu, kemudian taeyong tersenyum dengan manis menatap jaehyun.

"namaku yuta" ucap taeyong.

Setelah mengucapkan itu, taeyong segera menarik gas, meninggalkan pria itu yang terus menatap ke arah taeyong.

Tak lama dari kepergian taeyong, datang tiga mobil, dua hitam dan satu putih dengan berplat warna merah, keluar lah sepuluh orang turun dari mobil, mereka berjajar dengan rapih.

"tuan jaehyun, apakah kau baik-baik saja tuan?" tanya seseorang yang sepertinya derajatnya lebih tinggi dari yang lain.

"aku baik-baik saja" ucap jaehyun dengan nada tegas.

Jaehyun segera memasuki mobil berwarna putih, di ikuti dengan para pengawalnya, dan segera bergegas pergi ke mansion.


TBC.

The mafia and his bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang