Sial

10 3 0
                                    

Kini taeyong tengah berkeliling bersama taeil dan doyoung. Mereka sekarang berada ditempat pelatihan renang para bodyguard disana. Ada dua bodyguard yang sedang berlatih disana, ntah siapa mereka.

"semua pengawal harus mengikuti jadwal pelatihan dan lulus tes standar setiap bulan." ucap doyoung.

Mereka berjalan kembali, kali ini mereka menuju tempat pelatihan menembak, ada beberapa bodyguard yang lain sedang berlatih juga.

"ini arena latihan tembak keluarga utama. Semua pengawal harus memiliki keterampilan menembak" ucap doyoung.

Mereka berpindah tempat lagi, kini berada di tempat gym, ternyata banyak sekali.

"body strength and condition are important, there is no place for the weak. Got it?"
(kekuatan dan kondisi tubuh itu penting, tidak ada tempat bagi yang lemah. Mengerti?) ucap taeil menghadap ke arah taeyong.

Taeyong terdiam sebentar, mengalihkan pandangan ke arah kanannya, kemudian mengangguk dan tersenyum ke arah taeil.

"mengerti"




"peraturan pertama, semua pengawal harus tinggal disini. Kita hanya boleh keluar jika ada misi"

Taeyong dan kedua pengawal jaehyun tengah berada di lift, taeyong terperangah dengan bangunan yang tinggi ini, lift yang dilapisi oleh kaca itu bisa melihat pemandangan lantai lantai gedung dan lobi, bahkan ini terlihat seperti mall dibanding dengan rumah ataupun asrama.

Kembali ke realita, dahi taeyong mengkerut ketika mendengar ucapan terakhir doyoung, taeyong membalikkan badannya dan menghadap ke arah doyoung.

"bagaimana kalau aku merasa lapar saat malam?" tanya taeyong.

"c'mon man, itu urusanmu, bukan urusan kami!" ucap taeil.

Taeyong hanya menunduk dan menbalikkan badannya ke arah depan kembali. Dalam hati taeyong, dirinya bersyukur karena taeil bisa berbicara dengan normal, maksudnya tidak berbicara dengan bahasa inggris.

Suara ting dari lift berbunyi, tanda mereka sudah sampai ke tujuan mereka. Pintu terbuka, taeil dan doyoung keluar lebih dulu, disusul dengan taeyong.

Diruangan ini terdapat banyak sekali orang yang sedang berkumpul, ntah sedang duduk, ntah berdiri, ada yang sedang mengangkat telpon.

"hei, ada orang baru!"

Orang-orang disana kemudian saling bersahutan dan menatap ke arah taeyong, bahkan doyoung dan taeil pun ikut menatap taeyong.

Dering ponsel taeyong berbunyi, kini taeyong tau kenapa semuanya menatap dirinya. Hanya karena sebuah dering ponsel dirinya menjadi pusat perhatian.

Taeyong mengeluarkan ponselnya, melihat siapa yang menelpon, taeyong segera mengangkat telpon dari temannya.

"kenapa kau menelponku sekarang yuta? Sial, aku sedang bekerja sekarang"

Saat taeyong ingin melanjutkan ucapannya, doyoung mengambil ponsel miliknya, taeyong ingin protes tentu saja, tetapi sudah terlebih dulu terpotong dengan ucapan doyoung.

"peraturan kedua, semua perangkat pribadi tidak diperbolehkan. Kecuali, kau sedang menjalankan misi. Jika kau ingin menelpon, pakailah telepon utama."

Doyoung melihat kearah telepon utama yang sedang digunakan salah satu bodyguard, taeyong mengikuti arah pandang doyoung, sang bodyguard yang ditatap hanya mampu tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah keduanya.

"kau hanya boleh menelpon tidak lebih dari 10 menit. Juga semua pembicaraan akan direkam" ucap taeil melanjutkan dari perkataan doyoung.

Taeyong merotasikan matanya, sangat konyol sekali peraturan yang ada disini, taeyong menahan amarahnya untuk tidak meledak.

"ini tempat tinggal para pengawal atau penjara?" ucap taeyong dengan sedikit berbisik.

"jaga mulutmu" ucap taeil kepada taeyong.

"tidak, kau yang harus menjaga mulutmu. Mereka menyuruhku bertanggung jawab atas kalian berdua" ucap taeyong dengan penekanan, satu tangan menunjuk ke arah muka taeil dan doyoung.

"berengsek"

Taeil melayangkan satu pukulan ke arah taeyong, taeyong menghindari pukulan taeil dengan berjongkok, taeyong pun melorotkan celana olahraga kusus milik taeil sehingga menampilkan dalaman taeil yang senada dengan warna jaket dan celana olahraganya, yaitu warna abu.

Taeil segera membenarkan celananya yang melorot, dipelorotkan sebenarnya. Taeyong hanya menahan tawanya ketika doyoung menodongkan pistol kearah dahi taeyong.

"kita bukan sedang dijalanan! Tinggalkan kebiasaan burukmu diluar sana" ucap doyoung dengan nada tinggi.

Taeyong menangkis tangan doyoung dan merebut pistol yang ada digenggaman doyoung, doyoung pun menendang dada taeyong sehingga dia tersungkur dilantai. Doyoung mengambil pistol cadangan yang berada dibelakang celananya dan menodongkan kearah taeyong, kini semua bodyguard menodongkan pistolnya ke arah taeyong.

Taeyong menjatuhkan pistol yang berada ditangannya, suara pintu dibuka dengan keras terdengar, dan teriakan seseorang pun menggema diruangan tersebut, para bodyguard menurunkan pistol yang menodong ke arah taeyong.

Kun, dia berjalan mendekat, memberi isyarat kepada taeyong untuk berdiri. Kun menghadapkan badannya ke arah doyoung dan mulai membuka mulutnya.

"peraturan ketiga" ucap nya sembari melihat ke arah doyoung.

"semua pengawal harus berdamai. Tidak boleh ada pertengkaran atau perkelahian. Kita tidak menyukai keributan" ucap doyoung.

Taeyong kini sudah berdiri, melihat ke arah kun yang mendekati doyoung. Doyoung menundukkan kepalanya, kun membenarkan jas doyoung dan menatap manik doyoung.

"kau tau itu"

"ini bukan taman bermain. Jika kau ingin bekerja disini, kau harus ingat semua peraturannya. Mengerti?" ucap kun dengan lantang, kemudian menatap ke arah teyong.

Tak ada yang menjawab, semua hanya menundukkan kepalanya, kun melihat ke arah bodyguard yang lain.

"semuanya, kembali bekerja" ucap kun memberi perintah.

"lalu kau, ikuti aku" ucap kun kepada taeyong.

Kun berjalan, kali ini dirinya harus menjadi pemandu untuk taeyong. Memperkenalkan berbagai ruangan yang ada disana, dari ruang pembuatan seragam, lalu ada ruang kesehatan dan kini mereka berada dibagian kamar para bodyguard.

Kun menunjukkan satu ruangan, kun bilang disitulah taeyong akan tidur. Setelah menunjukkan kamar taeyong, kun pun pamit meninggalkan taeyong berdiri dilorong tersebut.

Taeyong berjalan ke arah kamarnya dengan perlahan, ketika sampai didepan pintu, taeyong membuka pintu kamar tersebut, berjalan kedalam ruangan dan sekarang dirinya berada diruang tamu? Yang menyatu dengan dapur, sudah seperti apartemen saja.

Taeyong berjalan ke arah dapur, sebelum sampai kedapur ada satu pembatas yang diatasnya terdapat alat dj dan beberapa gelas disamping kirinya, taeyong memainkan alat tersebut, kemudian berdiri sambil menumpukan tangan kirinya dimeja.

Taeyong melihat, disamping ruang tamu terdapat satu pintu lagi, oh mungkin itu kamarnya. Tak lama seseorang keluar dari kamar tersebut dengan kaos bolong dan selempak saja yang dikenakan, dan jangan lupakan handuk yang berada dipundaknya.

Pria itu berjalan ke alat tinju dan memukulnya secara acak, kemudian membungkuk untuk mengambil dua barbel kecil, mengangkatnya tiga kali.

Taeyong masih memperhatikan pria itu tanpa bersuara. Pria itu membalikkan badannya, sehingga posisi dia menghadap taeyong.

"sial" teriak pria itu.

Dirinya melepaskan pegangannya dari barbel, menjatuhkannya ke lantai dan menarik handuk yang ada dibahunya, kemudian menutupi area selangkangannya.

"aku lupa orang baru datang hari ini" ucapnya melanjutkan.

Taeyong hanya tersenyum kepada pria yang ada didepannya, pria itupun sama hal nya seperti taeyong, memberikan senyuman manisnya kepada taeyong dengan sedikit kekehan.

TBC.

The mafia and his bodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang