2 hari kemudian
5.30 pm
Harusnya hari ini Michael kembali, dia sungguh lelah menanggapi sikap alter ego Michael yang berubah ubah dan sangat manja itu, ya walau Michael juga seperti itu sih
Dia melihat Michael atau Rachel entahlah, sedang menatap laptopnya di sofa. Sepertinya dia sedang berkerja..ehh tunggu..kalau begitu ini harusnya Michael kan?
Vera mendekat ke arah Michael dan berdehem "ekhemm"
"kenapa?"
"Ini Michael or Rachel?" tanya Vera berharap kalau ini adalah Michael
"eumm, kau penasaran ya?" bukannya menjawab dia malah balik bertanya, dasar suami menyebalkan
"hm"
"aku....Michael Raiser suami mu yang paling tampan" ucapnya diakhiri dengan kekehan merdu, apa katanya tadi? tampan? cih iya juga sih
"narsis banget, fiks ini Michael" ujar Vera berpura pura merinding lalu berlari ke arah dapur, ya maklum perut karet mau nya makan terus
Dia mengambil beberapa keripik kentang juga dua kaleng soda lalu kembali dan duduk di sofa yang bersebrangan dengan Michael
"Mic"panggil Vera
"ada apa?" sahut Michael
Michael menoleh ke arah Vera dan melihat istrinya yang menatapnya tajam dengan dagunya bertumpu diatas kedua tangannya. Dia membalas tatapan istrinya hingga mereka berdua beradu tatap lumayan lama, Michael menahan tawanya ketika melihat mata Vera yang semakin lama mengecil karena beradu tatap dengannya
Tak tahan lagi dia mengecup bibir Vera singkat lalu kembali menatap Vera, sedangkan sang empu mengerjabkan matanya beberapa kali karena bingung sekaligus merasa perih dimatanya karena tidak berkedip dari tadi
hingga..
"MICHAEL MODUS IHHH" teriak Vera kesal, padahal tadi kan dia sudah merasa keren seperti cewek badas di novel karena menatap tajam lawan bicaranya
Michael hanya terkekeh mendengar teriakan menggelegar istri tercintanya itu lalu menatap istrinya tajam "jadi kenapa kamu panggil aku sambil natap tajam kayak tadi?"
Dengan tidak berdosanya Vera menggeplak kepala Michael "gausah natap aku gitu, serem tau. Lagian aku harusnya marah sama kamu, alter ego kamu ngerepotin bikin aku sengsara" ucapnya memegang dadanya dramatis sambil menghapus air mata ghaib di pipinya membuat Michael memutar mata malas melihat tingkah alay, jamet, dan dramatis istrinya
"iya iya maaf deh, aku juga mau marah sama kamu" mendengar ucapan Michael membuat Vera mengernyitkan dahinya bingung
"kamu bilang kemarin mau shopping tapi kenapa malah ada di area Jalan Avalor?" tanyanya dingin yang hanya dibalas cengiran khas Vera
Vera meremas ujung sofa gugup "emm..a-anu...haha iya anu"
"anu apa hm?"
Dia menatap Michael dengan tatapan melasnya disertai air mata buaya "huaaaaa maaf Mic kemarin aku bohong hiks hiks"
"tujuan kamu ke Jalan Avalor apa coba?" Michael sungguh bingung untuk apa istrinya pergi ke Jalan Avalor yang hanya ada hutan saja disana
"hiks sebenernya gabut hiks tapi ya gituuu" meski merasa tidak percaya dengan alasan istrinya dia mengangguk, bisa jadi istrinya emang gabut. Jangan lupakan kalau Vera itu aneh bin ajaib
"hmm aku percaya" dia merasa sedikit kasihan dengan Vera yang menangis tersedu sedu
Mendengar ucapan Michael, tangisan Vera yang tadinya sangat histeris tiba tiba hilang digantikan dengan senyuman. Dia lalu membuka kaleng soda dan meminumnya
KAMU SEDANG MEMBACA
With You (On Going)
Historical FictionPerjodohan?? Vera menjadi alat bagi keluarganya untuk memperluas bisnis mereka dengan cara menikahkannya dengan CEO sekaligus pemilik Raiser Company "ekhem..ini kita bakal diem diem aja?"Vera bertanya dengan nada malas "entahlah sepertinya iya, atau...