02

23 13 9
                                    

Di dalam bus sudah tersisa tiga penumpang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dalam bus sudah tersisa tiga penumpang. Hesa, perempuan tadi dan satu orang kakek-kakek.

Suasana jalanan malam yang begitu indah di kelilingi lampu sepanjang jalan, membuat Mahesa sedikit melupakan kejadian yang melelahkan baginya.

Hari ini begitu banyak cerita, namun tak ada satu pun yang bisa ia cerita kan.

Matanya semakin lama semakin merekat, karna suasana yang menenangkan, membuatnya ia segera terlelap, dan melupakan hari ini agar hari esok cepat terbit saat ia membiat mata dan siap menjalani hari.

Hesa harap besok akan menjadi hari yang sempurna dan indah di jalani, karna seingatnya besok hanya ada satu kelas saja, sebenarnya ada dua kelas namun yang satu nya lagi ia hadiri secara daring.

"Misi mas, ini saya udah sampai tujuan akhir, mas nya mau turun disini atau gimana mas?" Hesa membuka matanya dengan terkejut. Ia melihat pak supir di hadapannya, dan bingung dengan situasinya. Ia kira dirinya sudah ada di kamarnya, namun sepertinya ia baru saja terlelap dan melewatkan jalan ke apartementnya.

"Maaf pak ini dimana ya kalau boleh tau? saya ketiduran kayaknya udah kelewat juga jalan ke rumah saya" ucap Mahesa menjelaskan.

"Ini di jalan sembilan sari mas, memangnya rumah mas di jalan apa?" tanya pak supir,

"Rumah saya di jalan kenanga pak, kalau dari sini jauh ga pak perkiraannya?"

"Oh jalan kenanga, ga terlalu jauh kok mas, mas nya si malah ketiduran, saya kira mas nya bakal turun bareng perempuan tadi, eh pas saya cek, ternyata mas nya malah tidur"

"E-eh aduh maaf sekali lagi ya pak, saya turun di sini aja pak. Terima kasih" ucap Hesa lalu dia langsung turun dari bus itu. Pak supir hanya tersenyum santun lalu menganguk tanda mengiyakan.

▪︎▪︎▪︎

"Aduuh! sial banget gua! kenapa juga harus ngantuk pas lagi naek bus si! jadi kelewat gini kan, mampus aja deh gua!" gerutu Hesa.

Dia mengumpati hari ini, karna dirasa begitu banyak kesialan yang menimpanya.

Hesa sudah berjalan kurang lebih satu kilometer, terlihat di maps ponselnya sedikit lagi hampir sampai, namun perkiraan sampainya itu sekitar dua belas meter lagi.

Rasanya bergelangan kaki Hesa sudah hampir copot, dengkulnya juga sudah dirasa agak goyah. Hesa sudah cape, dia lelah sekali. Tapi mau tidak mau ia harus paksakan dirinya, agar segera sampai di apartement nya.

Kalau sudah sampai apartement si sudah enak, tinggal masuk, tap kartu lalu naik lift, sudah, nanti juga sampai dengan sendirinya ketika sampai di lantai apartementnya.

Tapi nyatanya kemudahan itu hanya lah angan-angan semata yang di milikinya.

"Woy! orang mane lu? jam segini masih keliaran! bagi duit lu sini!" titah seseorang yang tubuh badannya nampak gempal,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ACE CARD ; but Not For LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang