3. Pondok Hutan?

69 9 0
                                    


"Ayah ku mohon jangan...."

Tubuh yang ringkih, suara parau yang nyaris tak lagi terdengar. Sesosok wanita berlutut di depan "Sang Agung" memohon pengampunan pada ayahanda. Tangisnya begitu keras, hingga terasa tenggorokannya tercekik.

Sosok pria bertubuh tinggi itu tak menghiraukan sama sekali permohonan putrinya yang meminta nyawa sang terkasih yang telah terjatuhi hukuman mati. Penjualan manusia, prostitusi pria-pria yang berpenampilan seperti perempuan. Bagaimana mungkin seorang ayah akan merelakan putrinya bersama seorang tulang lunak yang bahkan tak bisa memegang sebilah keris dengan benar.

"Sang Agung, aku akan melepaskan gelar putri mahkota demi hidup bersama priaku." Telak wanita itu dengan mata yang menyorot tajam, dan berdiri tanpa menundukkan kepala lagi. Ia beranggapan sang ayahanda adalah batu hidup yang tak memiliki perasaan. Hanya tau seputar politik klan dan tidak pernah memperdulikan dirinya.

Mendengar itu kemarahan Sang Agung memuncak. Rasa sakit yang begitu mengiris hatinya, ia gagal. Gagal mendidik putrinya menjadi seorang pemimpin klan terakhir. Di mana jaman telah menenggelamkan seluruh keturunan manusia setengah serigala itu. Putrinya telah memilih bersama seorang omega  pria yang kerap kali bersundal dan menjadi orang bayaran para petinggi. Putrinya adalah seorang alpha yang seharusnya menikah dengan alpha juga, demi mempertahankan populasi yang semakin menurun drastis.

Jaman ini adalah di mana pembantaian besar-besaran terjadi, para manusia yang sengaja mengumumkan perang melawan para serigala dan membantai tiap prajurit yang berstatus Alpha. Manusia itu begitu kejam, di mana mereka tidak membiarkan penghuni hutan hidup dengan tenang. Menjarah tanah yang bukan miliknya, membunuh makhluk demi ambisi gila yang berkedok penelitian.

"Bagaimana klan kecil ini dapat hidup dan bertahan? sedang putriku memilih hidup bersama omega pria." Monolog Sang Agung dengan langkah yang membawanya di ruang perpustakaan bawah tanah kerajaan, meninggalkan putrinya yang masih memapah tubuh pria kurus itu. 

Omega pria, adalah sosok yang paling lemah. Yang tak mendapatkan pandangan baik di antara klan serigala. Mereka diperjual belikan, di setubuhi para pria hingga meregang nyawa, adalah hal yang umum.

Wujud serigala mereka sangat kecil, hanya sepantaran rubah merah. Tidak kuat untuk berperang atau menjaga perbatasan. Itu sebabnya klan menjadikan mereka pesuruh dan koki.

Yun xin, adalah omega pria yang Bai Lun beli dengan harga dua ratus tael emas di tempat bordil. Pakaian minim yang sangat tidak layak bila di kenakan pria, dan tidak di beri sehelai benangpun di bagian tubuh bawahnya. Bai lun membawa Yun Xin keluar dari tempat bak sangkar yang digunakan khusus untuk melelang para omega.

Wajah yang cantik, bibir yang berwarna persis seperti buah peach dan rambut yang dibiarkan memanjang. Lehernya yang lebam, badan ramping.  Bai Lun tidak membayangkan bagaimana omega lemah ini menjalani kehidupan sebelumnya. Apakah di pakai para alpha untuk memuaskan hasrat, atau dilecehkan para Alpha bajingan.

Saat itu Bai Lun memakai jubah cokelat yang kebesaran di tubuh tegapnya, ia memberikannya pada Yun Xin walau tau itu akan menenggelamkan tubuh omega kurus itu. Meski seorang omega, Yun Xin bertubuh tinggi sebab pada dasarnya tubuhnya adalah pria.

Hari-hari mereka lewati dengan bahagia, walau harus menyembunyikan Yun Xin dalam pondok hutan yang masih di dalam klan. Namun tak menjadi masalah untuk Bai Lun. Setelah usai berperang dengan bangsa manusia, Bai Lun akan mengunjungi Yun Xin, dan Yun Xin akan membersihkan pedangnya yang berlumur cairan merah pekat.

Suatu hari di mana Yun Xin memasak untuk istana, panglima perang Mo Fan tewas karena racun yang ada dalam makanannya. Seluruh rakyat menyalahkan Yun Xin, karena hanya ia kepala dapur saat itu. Ia di siksa dalam penghakiman masa. Sebelum Bai Lun mendapatkan bukti bahwa pelaku sebenarnya adalah seorang manusia yang menyusup ke dalam klan.

Bai Lun terlambat, kekasihnya telah di jatuhi hukuman maut. Dengan plat dari keputusan Sang Agung yang seharusnya tidak bisa diganggu gugat. Seperti percuma usahanya dalam berjuang memperoleh bukti, Sang Agung telah bertitah. Bai Lun rela melepaskan statusnya sebagai putri mahkota, berharap ia akan di jatuhi hukuman mati juga karena membela seorang yang di anggap aib dan penghianat klan.

Semua mungkin akan terselesaikan bila yang di jebak bukanlah seorang omega yang di beli dari tepat perbudakan kelamin. Jika yang di posisi Yun Xin adalah Alpha, rakyat akan sepenuhnya mendengarkan penjelasan dari pembelaannya. Bai Lun muak dengan standar ganda yang mereka budidayakan dalam klan. Menindas omega dan menjunjung tinggi Alpha. Mereka tak lebih mulia dari manusia, mereka sama saja hanya cara brengseknya yang berbeda.

TBC.....

THE LUNAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang