"Bangsat pala gua pening anjing ahh.." Ringis wanita itu sembari memegang kepalanya yang terasa amat berat. Meniling sekitar, ia mendapati pemuda itu berbincang dengan dokter Han, dokter pribadinya."Dok, bagaimana keadaan istri saya?"
"Istri bapak Yesa mengalami hipotensi dan stres. Usahakan untuk memastikan dia minum air yang cukup dan menjaga pola makan, saya sarankan bapak bisa mengajaknya ke suatu tempat yang tenang untuk penyembuhan pada mentalnya." Pesan dokter Han sembari melangkah keluar dari kamar wanita itu.
"Baik dok, terimakasih. Mari saya antar,"
setelah ia mendengar saran dari dokter, pemuda itu semakin heran apa yang wanita itu sedang lakukan dan apa yang bisa membuat 'ratu serigala' itu terpuruk juga? bahkan mentalnya sedikit terganggu akhir-akhir ini. Yesa berpikir, apakah tingkahnya belakangan ini juga membuat wanita itu tertekan?
Tapi pemuda itu beranggapan bahwa tidak mungkin istrinya itu cemburu, ia telah membawa banyak wanita sebelumnya tapi belum pernah melihat istrinya stres seperti saat ini.
"Bar, gua salah ya? apa lo mikirin gua yang sering bawa cewek ke rumah?," tanya pemuda itu dengan dahi yang mengernyit dan nada penasaran.
"Eh babi, gua mikirin lo bawa cewek? ga salah? jangan lupa kalau gua ga pernah peduli sama urusan lo." Wanita itu kesal karena merasa pemuda di depannya menanyakan hal yang tak perlu dan tidak masuk akal. Bagaimana mungkin urusan sekecil itu dapat membuatnya stress berlebih.
"Ya, terus apa Bar?"
"Lo tau? ayah lo dateng ke kantor gua tadi pagi. Lo pasti tau tabiatnya, dan apa alasannya."
Pemuda itu sontak sedikit terkejut, demi apapun yang paling mengerikan dan lebih berbahaya dari serangan emak-emak adalah ayah kandungnya. Pria mapan dengan proporsi tubuh yang gagah, dan tutur yang tidak suka dibantah. Yesa membayangkan apa yang dikatakan ayahnya pada baryn membuatnya merasa pusing juga.
Yesa menggelengkan kepala, berjalan menuju laci samping tempat tidur baryn dan menaruh obat yang telah diberikan dokter Han. Sebelum meninggalkan kamar Baryn, Pemuda itu berpesan untuk meminumnya secara rutin dan mengatakan semua yang telah di sarankan dokter Han.
***
Baryn kembali bekerja di keesokan harinya, tanpa menghiraukan bahwa tubuhnya masih lelah dan tidak cukup jam tidur. Kerena semalaman tidak hanya kepalanya yang masih berputar tapi gigi sampingnya pun bermasalah karena terbentur di laci saat menunduk mengambil obat, ah sial sekali. Ia juga tak menghiraukan pemuda mungil yang mencoba membujuknya untuk tidak bekerja dengan sedikit bumbu amarah.
Baryn masih terbayang bagaimana pemuda itu mengomel dengan mata yang seperti kucing dan wajahnya merah seperi apel madu. Tanpa sadar bibirnya sedikit terangkat, namun tak terlihat bila mata memandang.
Ia menggelengkan kepala dan bersikap normal kembali, seperti hari-hari ia akan menyapa karyawan yang bekerja dan tersenyum manis. Suara high heels seirama dengan balasan sapaan yang tertuju padanya sebagai seorang tertinggi dalam perusahaan.
Bay Rin Lu, sosok pemimpin yang terkenal sangat ramah dan mandiri. Keturunan Seorang Alpha yang terhormat di masa lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE LUNAR
Hombres LoboSemesta adalah saksi yang membawa kita pada takdir yang sama dalam waktu yang berbeda.