Chapter 15

1.6K 183 28
                                    

Setelah cukup lama ditunggu, akhirnya terlihat Rora dengan piyama biru favoritnya tengah menuruni tangga.

Rora yang baru datang langsung duduk di sebelah kakak keduanya, Pritha.

"Adek mana Ra?"

Pritha celingukan, ia heran kenapa Rora datang sendiri dan tidak bersama Canny yang sebelumnya pergi untuk memanggilnya dan Ayona.

Ayona sendiri sudah lebih dulu tiba di bawah sebelum kedatangan Rora.

"Maksud kakak Canny?" bingung Rora.

"Ya iya Canny, emang kamu punya adek lagi selain dia?"

Rora mengedikan bahunya. "Aku gatau kak, soalnya tadi habis manggil aku dia langsung pergi. Aku kira dia udah turun duluan." sahutnya.

"Kalian gak habis berantem lagi kan?" tanya Asa penuh selidik.

Rora mendelik. "Enggaklah, orang aku sama adek udah baikan tadi."

Ruka menoleh cepat, ia merasa ada yang aneh dari perkataan Asa. "Tunggu deh, kok tiba-tiba Asa nanya gitu. Rora sama adek abis berantem?"

Kelima gadis lainnya menegang, mereka lupa kalau kakak tertua mereka belum diberi tahu soal masalah tadi siang.

Ruka beralih menatap Pritha. "Kenapa gak ada yang ngasih tau gue?"

Pritha meringis, Ruka benar-benar terlihat menakutkan saat sedang dalam mode serius begini. Tak ada lagi raut konyol dari wajah si sulung.

"Kak Ruka tenang dulu, ini bukan masalah besar kok. Lagian mereka juga udah baikan." ujar Pritha berusaha menenangkan Ruka.

Ruka menggeleng tak terima. "Gue butuh penjelasan Pritha!" ujarnya penuh penekanan.

Pritha menghela nafas pasrah, mau tidak mau ia harus menjelaskan ulang kejadian yang diceritakan Rora sebelumnya. Ia sedang tak ingin menghadapi kemarahan Ruka.

Ruka fokus mendengarkan penjelasan Pritha, tak sedikitpun ia lengah. Pritha menjelaskan secara detail sama seperti yang diceritakan Rora padanya.

Setelah Pritha menyelesaikan ceritanya, Ruka tiba-tiba memanggil Rora membuat si empunya kelabakan.

"Rora."

"I-iya kak." Rora menyahut takut-takut.

Helaan nafas terdengar dari Ruka, Rora yang sebelumnya menunduk memberanikan diri menatap sang kakak.

"Tenang aja, kakak gak bakal marahin kamu. Sebelumnya, kakak mau bilang makasi, makasi karena udah jadi dewasa dan pengertian. Walaupun umur kamu sama Canny gak beda jauh, kamu udah buktiin kalau kamu bisa jadi kakak yang baik. Kakak bangga sama kamu."

"Tapi, lain kali usahain gak usah marah-marahan ya. Kita ini saudara, harus akur." Ruka berbicara dengan sangat lembut.

Hara sampai dibuat tertegun melihat sikap dewasa Ruka, sikap yang kini menunjukan bahwa dia benar-benar anak sulung. Walaupun sudah tak asing dengan duality sang kakak tetap saja Hara selalu kagum saat Ruka menunjukan sisi seriusnya.

"Gue masih suka speechless kalau liat Kak Ruka mode serius gini." bisik Hara ke Ayona yang ada di sebelahnya.

Ayona mengangguk, menyetujui ucapan sang adik kembar. "Liat Kak Ruka gue berasa lagi liat 2 orang dalam satu tubuh." bisik balik Ayona.

"Itu kembar ngapain bisik-bisik? Ngomongin gue ya?" seolah memiliki indra ke-enam, entah bagaimana Ruka bisa menyadari tingkah kedua adiknya.

Hara dan Ayona agak terkejut, namun tetap memasang wajah santainya.

Daddy's Girl ; BabyMonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang