Chapter 4

730 30 0
                                    

"Keruangan guru." Ucap pemuda berstatus sebagai ketua OSIS tersebut menyuruh Gabriel untuk pergi ke ruangan guru.

"Apa sih gak mau ya!"sewot Gabriel dengan kesal sudah enak-enak aman eh malah disuruh kena masalah lagi.

"Mau sendiri atau diseret?"tanya Jovan dengan datar menatap tajam ke arah Gabriel membuat sang empunya mendengus lalu menarik tangan nya guna mengikuti nya ke ruangan guru.

Gabriel mendengus kesal mulutnya di sepanjang jalan selalu mengumpat dan mencibir tidak jelas tak lupakan tangannya yang masih setia menyeret sang kekasih untuk ikut ke ruang guru

Sesampainya di depan pintu ruangan guru Gabriel menatap tajam ke arah Jovan lalu melangkah ke dalam tanpa memberi ucapan salam dia celingak-celinguk sampai suara galak terdengar membuatnya tersentak lalu menyengir tanpa dosa

"Ngapain kamu ha!?" Ya,itu suara pak Mamat terkesan galak tapi orang nya bagi Gabriel dan teman-temannya itu emang galak

Gabriel menyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu menatap pak Mamat yang kini sedang berada di mejanya dia berjalan ke arah meja pak Mamat di ikuti Jovan yang sedari tadi dia seret. Kemudian dia duduk bersampingan dengan Gabriel dengan tatapan datar

"Udah dihukum?"ujar pak Mamat mendapat gelengan santai dari Gabriel

Gabriel menaikan satu kakinya di kursi dan sekarang dia bersender pada kursi tersebut membuat Jovan segera menegurnya karena itu merupakan salah satu tindakan yang tidak sopan

"Turunkan kakimu."ucap Jovan dengan suara dinginnya membuat Gabriel menggeleng dia membantah dan tetap seperti itu

Jovan menghela nafas dan menatap tajam ke arah Gabriel tapi yang di tatap mengalihkan pandangannya ke arah pak Mamat

"Haduh kok bapak punya murid gini banget yah?"ucap pak Mamat frustasi

"Lah salah bapak lah"

"Diam kamu nyaut aja! sekarang bersihkan toilet lantai 2 yang laki-laki semuanya cepat!"ucap pak Mamat dengan sedikit berteriak di akhir kalimatnya

Gabriel yang mendapat hukuman seperti itu pun alisnya menukik tajam dan memasang wajah yang amat masam dan berdiri lalu melangkah keluar meninggalkan dua orang disana karena semua guru sedang mengajar jadi hanya ada pak Mamat disana

"Bodoh amat gue gak bakal ngelakuin hukuman gila itu!"gumam Gabriel sembari berjalan ke arah kelasnya

Ngomong ngomong, Gabriel masih membawa tas nya atau tidak? Jika kalian bertanya dan jawabnya iya maka betul tasnya ia sampirkan ke kedua bahunya

Dia berjalan melewati koridor sekolah dan sampailah di kelas 11 IPA 2 dilihat disana tidak ada guru dan ternyata disana sudah ada Fikri laknat sedang bercanda ria dengan murid lainnya. Gabriel berjalan ke arah pintu kelas lalu melepas tasnya dan melempar tepat ke arah wajah Fikri membuat sang empu kaget dan meringis sedangkan Gabriel sudah tersenyum setan

"Akh-apa sih lo dateng dateng tuh salam dong!"protes Fikri tak di hiraukan oleh Gabriel

Gabriel duduk dengan kasar setelah mengusir temannya yang duduk di bangku nya wajahnya sekarang sudah berubah seperti biasa yang tadi nya masam sekarang agak ceria

"Lo diapain sama tuh guru?"tanya Fikri

"Nggak tadi tumben nggak di omelin tapi gue di suruh bersihin toilet lantai 2 cowok semua nya anjir gila kali tu guru!"ucap Gabriel membuat Fikri tertawa

"Ngapain lo ketawa-ketawa!?"seru Gabriel kesal orang ngomong malah di ketawain dasar teman setan

"Untung tadi gue nggak ketemu dia."

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang