Chapter 7

520 26 3
                                    

Gabriel terbangun karena merasakan berat pada bahunya dia lupa bahwa pundaknya digunakan bantal untuk ketos. Gabriel menunduk melihat jovan yang masih tertidur pulas dengan nyaman bahkan tangannya sudah bertengger  dipinggang nya. Dengan hati-hati Gabriel menepuk pelan pipi Jovan agar dia bangun.

Lenguhan kecil terdengar dan Jovan membuka matanya hal yang pertama kali dia lihat adalah wajah Gabriel yang sedang menatapnya. Jovan bangun dari tidurnya dan bersandar pada sofa.

"Maaf tadi ketiduran." Ucap Jovan meminta maaf dia merasa bersalah karena tidur pada bahu Gabriel pasti pemuda itu pegal sekali.

"Gapapa, lo kecapekan kah?" Tanya Gabriel.

"Iya"

Gabriel hanya mengangguk kemudian melihat jam di hpnya seketika matanya membulat,astaga dia lupa ini sudah istirahat kedua dan mereka tertidur cukup lama bahkan kurang 15 menit lagi bel masuk berbunyi.

"Anjing!" Umpat Gabriel dia buru-buru membenarkan penampilan nya dan berdiri.

"Kemana?" Tanya Jovan mencegah tangan Gabriel saat pemuda itu hendak pergi.

"Kantin yang lain pasti nungguin gue" ucap Gabriel melepas tangan Jovan kemudian pergi dari sana tetapi sebelum itu Jovan lebih dulu menghadang nya kembali dan mengatakan ingin ikut. Gabriel mah iya iya aja bodoh amat.

Sampainya dikantin Gabriel merasa dirinya menjadi pusat perhatian para penghuni kantin tapi dia kan bodoh amat. Gabriel menuju ke meja yang dimana ada segerombolan teman-teman nya dan disana juga ada beberapa teman Jovan yang ikut bergabung.

Gabriel duduk dan di sampingnya ada Jovan. Dia menatap ke arah yoga yang sudah murung kemudian beralih ke Fikri dan Rehan tetapi ada satu pemuda yang kini juga ikut menatapnya.

"Lo siapa?." Tanya Gabriel sembari menunjuk pemuda asing itu.

"Aku Lino kamu Gabriel kan?" Pemuda,Lino itu kembali bertanya ke padanya.

Gabriel mengangguk dan tersenyum ke arah Lino baginya Lino itu nama yang asing baginya tetapi kapan mereka bertemu.

Senyuman Gabriel memudar dan di ganti dengan ringisan karena kakinya di injak oleh Rehan dan Fikri secara bersamaan.

"Bajingan sakit." Ucap Gabriel sembari membalas kedua teman jahanam nya.

Rehan dan Fikri mendekat lalu berbisik membuat Gabriel tak sengaja menggebrak meja membuat penghuni kantin serta yang ada di meja itu kaget.

"Sorry kaget ya." Ucap Gabriel sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lino lo ikut gue bentar,fik han lo urusin si yoga ntar takut tambah ngamuk kayak anak konda lepas." Ucapnya membuat yoga melayang kan jambakan kuat ke rambutnya.

"Duh ampun njer,woy bang ren pacar lo ngamuk!" Seru Gabriel mengadu ke arah teman jovan, sembari berusaha melepas jambakan mautnya.

Akhirnya kakak kelasnya yang nama Aren memisahkan kita dan memeluk yoga. Gabriel langsung pergi dari kantin bersama Lino.

Mereka kini berada di sebuah taman belakang sekolah Gabriel berdiri menatap datar ke arah Lino yang sedari tadi tersenyum tanpa henti. Risih itu lah yang Gabriel rasakan sekarang.

"Bisa berhenti senyum gak?"

Bukannya berhenti senyum tapi sekarang memeluk Gabriel membuat sang empu tersentak lalu melepaskan paksa pelukannya.

"Lo apa-apaan bangsat." Ujar Gabriel kesal.

Lino yang melihat itu hanya mempoutkan bibirnya dan menunduk membuat Gabriel yang melihatnya bergidik ngeri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIRGANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang