BAB 3

127 12 2
                                    

Katsuki menyadari bahwa kesalahannya kali ini sangatlah fatal. Menjebak kelompok AFO? Tidak ada. Sebaliknya, justru Katsuki lah yang terjebak dengan kejadian di luar prediksi.

Hinami datang, di sinilah titik awal kegagalan Rencananya.

Hingga Hinami terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Izuku menghilang. Inko terbunuh.

Haruskah Katsuki menyesal atau haruskah ia bersyukur karena setidaknya, dari semua kekacauan ini, Shoto baik-baik saja.

Namun Izuku ... ah, Katsuki yakin dia akan baik-baik saja. Bajingan itu hanya perlu mencarinya. Katsuki bisa merasakan di mana keberadaan Izuku.

Satu-satunya masalah besar yang harus ia hadapi sekarang ialah, amukan ibunda tercinta, Mitsuki Bakugo.

"ANAK DAKJAL, KAU HARUS MENJELASKAN SEMUA KEKACAUAN INI!!"

Mitsuki menampar pipi Putra semata wayang, menghiraukan tatapan tercengang orang-orang di lobi tunggu rumah sakit.

Dampak dari tragedi hari ini, puluhan orang terluka dan puluhan nyawa melayang. Orang-orang yang kini menunggu di lobi adalah kerabat dari mereka yang kini diopname.

Sedangkan biang dari masalah ini, Katsuki, hanya menunduk pasrah. Membiarkan Mitsuki menamparnya berkali-kali.

"Aku akan bertanggung jawa—"

PLAK!

Satu tamparan keras kembali mendarat di wajah Katsuki.

"BERTANGGUNG JAWAB KATAMU? KAU PIKIR KAU BISA MENGEMBALIKAN NYAWA MEREKA??"

"Sejauh ini tidak ada korban jiwa. Mereka yang terbunuh adalah bagian dari kelompok Shigaraki. Mereka pantas meneriman—"

PLAK!

Satu tamparan lagi. Ulah Mitsuki tentunya.

"Bagaimana dengan nyonya Midoriya??"

Mendengar pertanyaan penuh penekanan dari Mitsuki, Katsuki Bakugou tak bisa menjawabnya. Dia bungkam seribu bahasa.

"JAWAB AKU KATSUKI!!"

Baru saja hendak memukuli Katsuki, Masaru segera menarik Mitsuki. Sebelum dia benar-benar mengamuk di tempat umum.

"Sudah cukup ..." pintanya dengan nada sarat akan permohonan seraya memeluk sang istri. Lembut ia mengelus punggung Mitsuki dan dengan sabar mendengarkan Mitsuki yang menangis keras dalam pelukan sang suami.

Katsuki seratus persen sadar akan kekeliruannya. Namun berdiam diri dan emosi bukanlah tindakan yang tepat.

Karena itulah ...

"Aku akan mencari Deku," tuturnya menutup pertemuan dengan orang tua.

Ia segera menghubungi Eijiro Kirishima untuk bergabung dengannya bersama beberapa orang dari tim OFA.

Sementara itu, jauh di kegelapan ruang, Izuku perlahan tersadar dari pingsan.

Ia menggeliat pelan dan merasakan tubuhnya terbaring di atas sesuatu yang empuk dan lembut.

"Di mana aku ...?" Monolognya seraya mencoba membuka mata. Sayang, yang dapat dilihatnya hanyalah kegelapan. Sesuatu menutup matanya.

Kain yang diikat di kepala?

Lelaki hijau mencoba untuk tidak panik, bangkit dan duduk dengan tenang meski ia sadar bahwa pergelangan tangannya tengah dirantai.

Menajamkan indra lain, Izuku tidak mendengar suara apapun selain gemerincing rantai karena ia bergerak. Aroma yang ditangkap oleh indra penciuman adalah aroma mawar dan sandalwood yang kuat.

Scum Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang