BAB 2

113 13 0
                                    

Aku mengurung diri di kamar. Satu bulan setelah hari kelulusan, setelah diketahui bahwa aku seorang omega, hati dan pikiranku benar-benar kacau.

Hari itu, Kacchan menggendongku ke rumah sakit terdekat. Setelah memastikan aku aman, dia pergi dan tidak pernah kembali.

Ibu datang menjengukku jauh-jauh dari Tokyo bersama Toshinari Yagi, kenalan ibuku yang bekerja sebagai aktor dengan nama panggung Allmight.

Aku sendiri bertemu dengannya tiga tahun silam ketika hendak menjatuhkan diri dari rooftop salah satu bangunan yang tidak terpakai.

Laki-laki itu menyelamatkanku. Menarikku ke dalam dekapannya. Memberikan motivasi hidup agar aku bisa kembali bangkit.

Allmight berjasa banyak untuk keluargaku. Bahkan mengantar aku dan ibu kembali ke Tokyo, pergi jauh dari Kacchan.

Alur kehidupan tak pernah bisa ditebak. Seorang alpha melamar. Dan kau tahu siapa dia?? Kacchan!!

Pesta pertunangan berlangsung cukup meriah. Kemudian kami tinggal bersama di sebuah apartemen.

Hari-hari kami berjalan damai. Aku bekerja sebagai guru TK sedangkan Kacchan mengaku bekerja sebagai seorang pegawai kantoran.

Aku tahu Kacchan berbohong namun aku memilih menutup mata dan membiarkan kebahagiaan semu ini berlanjut.

Hingga, sebuah peristiwa menghancurkan hubungan kami. Aku menyaksikan Kacchan melakukan seks penuh gairah bersama seseorang yang aku kenal sebagai sahabat.

Lima tahun lebih menjalin hubungan aku tidak pernah bisa membuat Kacchan 'berdiri'. Tidak pula omega dan gadis-gadis yang merayunya di bar.

Namun semenjak kehadiran Shouto Todoroki dan sepasang anak kembar, Kacchan berubah.

Tak lagi pergi ke bar sebagai hiburan. Lebih sering pergi ke luar dengan alasan pekerjaan, dan anehnya, dia mulai menyentuhku. Bahkan memulai cumbuan panas disaat kami bersama. Aku sadar sepenuhnya, bahwa hati Kacchan tidak ditujukan untukku.

Karena itu, begitu menyaksikan pergumulan panasnya dengan Shouto Todoroki, aku segera berlari menjauh. Tak peduli dengan sanggahan Kacchan.

Deku, aku bertemu pasangan takdirku ....

Tidak! Aku ingin melupakan kalimat itu!! Kalau tahu akan semenyakitkan ini, aku tidak akan pernah mengizinkan Kacchan bertemu dengan pasangan takdirnya, Shouto Todoroki.

Aku tahu aku egois, namun aku hanya ingin bahagia ....

Satu-satunya tempat kembali yang ada di kepalaku adalah rumah ibuku.

Sesampainya di sana aku segera menghambur menaiki tangga menuju loteng kamarku. Bersembunyi di dalam peti mainan raksasa.

Aku menangis, merutuki betapa bodohnya aku yang dibutakan oleh obsesi terhadap Kacchan.

Dalam kesendirian, aku mendengar teriakan beruntun Kacchan memanggil-manggil namaku diikuti permintaan maaf dan kalimat sesal.

Pada akhirnya dia menemukanku. Seperti biasa berinteraksi dengan senyum manis dan rayuan murahan.

Namun tetap saja, aku tersipu. Aku memang yang paling bodoh dan naif.

Kacchan menggendongku paksa dan membaringkanku ke atas ranjang.

Kucoba menjauh pergi namun Kacchan makin erat menahanku. Lagi-lagi Kacchan merayuku. Melafalkan janji-janji manis dan rayuan yang mampu mencuri hatiku.

Kemudian, segala tentang kesalahan Kacchan, aku melupakannya dalam sekejap.

Realita bahwa Kacchan adalah seorang sampah, bajingan busuk, aku menutup mata dan telinga dari kenyataan tersebut.

Karena sekali lagi, aku mencintai Kacchan. Tak peduli sebrengsek apapun dia. Kacchan tetaplah Kacchan. Sosok yang paling aku cintai, melebihi siapa pun di dunia ini.

Dan untuk pertama kalinya, kami melakukan sesuatu yang spesial antara alpha dan omega. Yang lebih spesial lagi, Kacchan menandaiku.

Ini adalah momen paling bahagia dalam hidupku. Bisa memiliki Kacchan seutuhnya bahkan kini kami terikat sebagai mate.

***

Kami menikah. Aku dan Kacchan. Sama-sama mengikrarkan janji suci hingga suara tembakan memekakkan telinga. Aku panik dan khawatir setengah mati.

Bersamaan dengan kekalutan yang menyelimuti, Kacchan menggandengku menuju tempat paling aman, seraya menembaki musuh menggunakan pistol yang semula bersarang di balik jas pernikahan.

Sejak kapan??

Meski di hari besar kami, di hati Kacchan aku tidak bisa menjadi nomor satu. Perhatiannya segera teralihkan tatkala seruan seorang pria menusuk indra pendengar.

Kacchan melepaskan tanganku lantas berlari kencang menjauh dariku. Aku hendak menyusul namun seseorang tiba-tiba memelukku dari belakang dan membekap mulutku.

Aku mencium aroma aneh. Kemudian ... semuanya gelap.

Dalam ruang gelap tak berujung, aku hanya bisa menangis menyaksikan reka ulang kejadian di mana aku bertemu Kacchan untuk pertama kalinya.

Kami masih sangat belia kala itu. Namun rasa sayangku terhadap Kacchan tidaklah main-main.

Bodohnya aku.

Kacchan sangat membenciku hingga sekolah menengah. Namun aku tetap menyukainya bahkan terus berjuang mendapatkan perhatian Kacchan.

Bodohnya aku.

Katakanlah aku terlalu beruntung karena ditakdirkan sebagai omega. Sehingga dapat bertunangan dengan Kacchan dan tinggal di bawah atap yang sama. Aku bahagia meskipun aku tahu Kacchan selalu berbohong dan berbohong.

Bodohnya aku.

Mengabaikan pasangan takdirku dan bersikeras memilih Kacchan. Walau aku bisa merasakan serigala batin pasangan takdirku berjuang menemukan titik terang benang merah yang menjerat wulanku, aku memilih berpura-pura buta.

Bodohnya aku.

Mengemis cinta Kacchan dan dengan sepenuh hati mengizinkannya menandaiku menjadi miliknya. Dengan begitu, serigala batin pasangan takdirku ... menghilang.

***

Sampai jumpa di chapter berikutnya, jangan lupa vote dan komen ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai jumpa di chapter berikutnya, jangan lupa vote dan komen ya ...

Scum Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang