-3-

20 6 0
                                    

"Maaf kan aku kak..."
"M-maaf? Untuk apa? Dan kamu siapa? "
"Aku udah nyeret kaka dalam masalah aku. Dan aku jiwa dalam raga yang kaka tempatin sekarang"
"Kamu?! Linda! "

"Hah... " Linda terbangun dengan posisi langsung terduduk.
"Sial! Kenapa? Kenapa gue malah kebangun sih! " Dengan nafas terengah-engah Linda kembali Membaringkan tubuh nya.

"Hufttt~ kenapa sih hidup itu susah banget? Gak ada apa yang lancar, selancar omongan tetangga gitu? "

"Kira kira keadaan rumah  gimana ya? Mereka lagi seneng seneng atau lagi sedih?...
Kayaknya yang kedua mustahil deh haha"

Krucukk krucukk

"Sial gue laper... " Linda akhirnya duduk kembali dan ingin berdiri. Tetapi,
"Aww... Shhhh pusingg"Rasa pusing menyerang Linda kembali
" Ck! Gimana mau makan kalo gue pusing gini? "Tapi Linda tak menyerah, ia memaksakan dirinya untuk berjalan menuju dapur.

" Ayoo Linda pasti bisa, Udah ini cuman nurunin tangga kok"tetapi baru saja Linda membuka pintu kamar nya dia sudah ambruk.
"Arrghhh sial sial! Ini kepala kenapa sih? Padahal tadi baik baik aja! "

"Lo ngapain tiduran di bawah?" Linda mendongak keatas dan ternyata...Alvaro
"L-lo Alvaro? Gue nggak bisa liat jelas. " Memang sedari tadi siang pandangan Linda buram.

"Bodoh. Ngapain lu keluar kamar kalo dalam kondisi kaya gini? Lo mau mati gara gara pingsan disini? Atau mau mati gara gara jatuh dari tangga? Lo itu udah gede harus nya lo bisa berpikir lebih dewasa Linda! "

"Gue cuman laper. Gue kira nggak bakal separah ini" Alvaro menghela nafas. Ia pun membantu Linda berdiri, dan langsung menuntun nya menuju kamar kembali.

"Diem disini" Setelah mengatakan 2 kata tersebut, Alvaro keluar dari kamar Linda. Dan selang beberapa menit kemudian Alvaro datang dengan membawakan piring makanan tak lupa beserta minuman nya.

"Makan!" Linda terpaku. Ternyata Alvaro tak seburuk itu,
"Makasih"
"Minum obat nya" Linda langsung mengangguk ia pun menghabiskan makanan nya dengan lahap. Alvaro pun pergi karena ia juga ingin bersiap siap sekolah.

"Gue belum siap buat minta maaf ke lo. Maaf gue takut lo nggak bisa maafin gue"

***

Perlahan langit mulai cerah kebiru biruan.

Linda yang sudah bangun subuh pun memutuskan tidak tidur lagi, ia malah sudah siap, lengkap dengan seragam nya.

"Hari pertama sekolah, dengan peran berbeda?" Linda tersenyum memandang pantulan wajah nya.
"Kok bisa ya tadi gue pusing banget?"
"Bodo amat lah yang penting gue bisa sekolah sekarang" Linda membawa kantong nya dan turun kebawah.

Saat sudah di bawah, atau lebih tepatnya di ruang makan, Linda melihat Alfarezi yang sedang sarapan. Ia pun langsung menghampiri abang nya itu.

"Good morning brother" Alfarezi sontak menoleh kearah Linda, dan entah mengapa Alfarezi terkejut dengan kehadiran nya.
"Adek? Kamu udah bangun jam segini? Dan apa tadi? Kamu nyapa abang? "
"Kenapa sih? Biasa aja kali bang" Alfarezi terdiam, "jelas, dia bukan sosok Linda yang gue kenal. Lantas dia siapa?".

" Bang! Kok malah bengong sih?"
"Eh, gapapa. Kamu sarapan dulu sana" Linda mengangguk, ia pun duduk di sebelah Alfarezi dengan nasgor di depan nya.

"Boleh berangkat bareng ga bang? "
"Serius?"
"Iyalahh emang kenapa sih?"
"Kamu sebenarnya Linda kan? "
"Maksud abang apa?"
"Nggak, udah cepetan makannya, abang tunggu di depan" Setelah mengatakan itu alfarezi beranjak dari meja makan.

Linda's new life storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang