-2-

26 8 1
                                        

"Nak, bangun kamu mau jalan jalan kan? Kamu mau ayah peluk kan? Ayo bangun. " racau sang ayah dengan tangisan nya.
Sedangkan salah satu laki laki disana. Aidan, dia hanya menatap kuburan sang kakak dengan tatapan putus asa.

"Kenapa  ...  Kenapa secepat ini? "

"Mas,udah  ... Ngga baik nangisin orang yang udah meninggal" Sahut wanita yang berada dekat dengan ayah-andre.

Aidan mendelik saat mendengar ucapan wanita itu,
"Lo ngga usah ikut campur! Semua ini gara gara lo sialan! Andai lo ngga ngehasut ayah gue. Semua ini ngga bakal terjadi! " Marah Aidan dengan tangan yang terkepal.

"AIDAN! Jaga bicara kamu" Bentak Andre
"Ayah salah! Ayah udah terpengaruh dengan wanita ular ini yah! Aku ngga mau ayah jatuh gara gara wanita sialan ini! "

"Pergi kamu Aidan! Jangan memperkeruh keadaan! " Geram andre. Aidan mendengus lalu ia pergi menjauh dari kedua orang dewasa itu.

"Maafin aku kak selama ini suka fitnah kakak. Aku nyesel, andai waktu bisa di putar kembali aku pengen jadi pelindung buat kakak,dan selalu bikin kakak bahagia ... Tapi sekarang udah ngga mungkin ya? Yang ada sekarang kakak udah benci aku,haha. " Aidan menangis di sela sela langkah nya.

"Semoga kakak bahagia sekarang. Udah ngga ada yang nyakitin kakak lagi kan?" Lirihnya sambil tersenyum memandang kearah langit.

***

Perlahan cahaya matahari masuk kedalam celah celah jendela kamar seorang gadis yang bernama Linda. Tetapi, Linda sama sekali tidak terganggu. Ia masih saja memejamkan matanya.

1 jam

2 jam

3 jam

Linda masih saja nyaman dengan mimpinya.

Tok!
Tok!
Tok!

"Permisi Nona? Apa Nona ada di dalam? Ini sudah jam sepuluh. Nona harus makan dan minum obat." Tidak ada jawaban dari Linda. Maid itu tidak menyerah, ia terus mengetuk pintu kamar Linda. Linda yang akhirnya terusik pun perlahan bangun dengan air liur di pipi kanannya.
"Apa sih ketuk-ketuk pintu, ganggu orang tidur aja!" Dengan kesal, Linda menghampiri pintu kamarnya dan langsung membukanya.

"Ah Nona akhirnya bangun juga. Maafkan saya sudah tidak sopan, tetapi Nona harus makan dan minum obat tepat waktu, itu perintah Nyonya," jelas Maid itu.

"Emang sekarang jam berapa sih Bi?" tanya Linda.

"Sekarang sudah jam sepuluh Nona." Linda melotot kaget.

"Hah? Kenapa gak ada yang ngebangunin aku? Aku kan harus sekolah!" panik Linda.

"Nona harus banyak istirahat. Tuan sudah mengizinkan Nona tidak masuk sekolah." Linda mendengus, padahal dia sudah tak sabar ingin ke sekolahnya. Walau dia juga tiap hari kesana.

"Hm ... Baiklah. Aku akan mandi, tolong siapkan makanan ya Bi." Maid itu terdiam sejenak, ia segera mengangguk dan pergi ke dapur.

"Ternyata benar Linda berubah."

***

Ariya dan Linda sama-sama ditakuti di sekolahnya. Namun, bedanya Ariya ditakuti karena ketua OSIS. Sedangkan Linda ditakuti karena kekuasaannya.

Ariya tidak terlalu mengenal Linda. Ia mengenal Linda karena teman teman OSISnya selalu membicarakan sosok Linda. Ada yang mengagumi, iri, benci, atau cuek kepada Linda.

Linda dikenal dengan sifatnya yang pemarah dan agresif. Ia tidak segan-segan merundung orang yang mengganggunya.

Sedangkan Ariya dikenal dengan sifatnya yang cuek. Namun, suka mengomeli orang lain dan bar-bar. Cuek kepada orang disekitarnya, bar-bar pada kelakuannya. Itulah Ariya.

Linda's new life storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang