chap 7

3 3 0
                                    

Angela menghabiskan banyak waktu untuk menyusun rencananya ditaman, tanpa dia sadari, dia telah menghabiskan waktu ditaman.

"Alamak, udah jam segini" -Angela

Angela melihat jam yang sudah pukul 18.45

"Aku harus segera pulang sebelum jam 19.00"

Kemudian Angela bergegas untuk pulang kerumahnya. Tepat jam 19.00 , Angela tiba dirumah. Saat Angela dirumah, Angela tidak sama sekali melihat keberadaan sepatu Papanga yang selalu berada ditempat sepatu.

"Ma, Aku pulang"

"Ma, Papa kemana? kok ga ada sepatunya tumben" -Angela

"Papa mu lembur ada rapat" -Mama

"Mama boleh tidak aku bicara sebentar dengan mama" -Angela

"Bicara apa? boleh saja, jangan lama, mama sibuk" -Mama

"Iya ma" -Angela

Saat mereka berdua duduk diruangan keluarga

"Ma, Sejujurnya Angela ini sudah dewasa ma. Angela mau menjalani kehidupan Angela sendiri, Angela mau hidup Angela tidak diatur-atur lagi oleh Mama dan Papa" -Angela gugup

"Jadi kamu udah ga mau diatur Mama sama Papa lagi?" -Mama sedikit kesal

"Iya ma, Mulai sekarang Angela mau berpikir dewasa dan mengatur diri Angela sendiri"

"Ternyata anak Mama sudah dewasa ya, sejujurnya Mama khawatir dengan Angela jadi Mama selalu setuju dengan Papa" -Mama

"iya Ma, makasih ya ma udah ngehargain pendapat Angela"

"Nanti mama omongin baik-baik ya sama Papa mu semoga Papa mu mengerti" -Mama

"Mama.." -Angela

"Kenapa?" -Mama

"Angela jujur aja Ma, setelah Mama sama Papa larang Angela buat pacaran Angela langsung putusin pacar Angela, tapi Angela benar-benar sayang sama dia Ma, Angela merasa kehilangan dia, dia juga kehilangan Angela ma..." -Angela

"Soal itu nanti Mama bicarakan sama Papa" -Mama

"makasih ya Ma" -Angela

"Maafin Mama ya Angela, Mama terlalu kasar didik kamu..."

"santai aja kali ma ahaha, berkat didikan Mama Papa juga Angela jadi lebih sopan dan mengerti adab"

"makasih ya nak"

Saat malam hari Angela berada dikamarnya dan disaat itu juga Papa pulang kerumah.

Mama bergegas membukakan pintu untuk Papa dan kemudia Mama mengajak Papa untuk berbicara santai diruang keluarga, berdua saja.

"Pa, pasti capek ya kerja sampai malam gini, ayo keruang keluarga Mama buatin teh hangat, ada yang harus Mama sampaikan ke Papa." -Mama

tanpa basa basi Papa melepaskan jas yang dia gunakan dan segera duduk diruang keluarga.
Mama yang sudah selesai membuat teh segera memberikan teh tersebut kepada Papa dan Mama mulai duduk diruang keluarga.

"Jadi Pa, Anak kitakan sudah dewasa... Apa salahnya kita bebaskan saja dia?" -Mama

"bebaskan dia..?" ucap Papa sedikit cemberut

"Iya Pa, Apa salahnya jugakan Angela sudah berusia 18 tahun, Mama dengan Papa juga pasti akan dimakan usia Pa, mau sampai lapan mengatur Angela?" -Mama

"Kalau tidak diatur mau jadi apa nanti anak kita Ma!, Mama mau liat anak Mama sendiri menderita!?" -Papa dengan nada marah

"tapi kalau begini, mau sampai kapan? emangnya Papa yakin kalau begini terus Angela bisa punya masa depan yang cerah?, yang ada Angela jadi orang gila dijalanan Pa!."

Papa yang hanya bisa diam dengan pendapat Mama akhirnya memanggil Angela

"Angela sini kamu!" teriakan papa

Angela yang terkejut langsung bergegas keruang keluarga dan menghampiri Papa.
"Kenapa Pa" ucap Angela dengan gugup

"Angela! kamu jujur sama Papa, kamu yang bilang keMama kan?"

"Pa, ini pembicaraan kita berdua kenapa sampai bawa-bawa Angela kedalam pembahasan kita! Papa tidak paham ya apa itu Berbicara Bedua Saja"

Papa yang jengkel dengan Mama langsubg berkata "Diam kamu! Kamu juga berada dititik ini berkat saya, jangan berani-beraninya kamu mengatur-atur saya"

Mama tampak kesal saat itu. Angela yang sedang berada diposisi tidak tahu apa-apa langsung berkata.

"Kenapa sih Pa, Ma?" ucap Angela penasaran

"Apa benar kamu sudah dewasa?!" ucap Papa marah

"sudah terlihat jelas bukan Angela ini sudah dewasa!" - Angela

"heheh? Kamu yang begini mau disebut dewasa yang benar aja kamu!" ucap Papa mengejek

"Coba saja Papa berada diposisi Angela sekarang, Angela yakin Papa sudab menangis dan merengek sejak awal." ucap Angela

"Mulut mu! PLAKKK" ucap Papa yang tiba-tiba di ayunkan kearah pipi Angela.

"Sudah cukup! Papa, Angela!" Ucap Mama marah.

"Sejak tadi saya sudah menahan emosi saya terhadap Papa. Sekarang saya benar-benar sudah mencapai batas." Ucap Mama marah

"Saya mau minta cerai sama kamu" ucap Mama sembari menunjuk Papa.

"Oh silahkan saja! toh kamu sudah bukan apa-apanya lagi bagi saya! Saya sudah kaya! Kalau mau istri baru saya tinggal menikah lagi!" ucap Papa

"loh seharusnya saya yang bilang begitu. Kamu bukan apa-apanya dimata saya, kamu lupa? Semua yang kamu punya saat ini adalah bantuan dari Papa ku juga?! dasar kamu egois dan ga tau diri!" ucap Mama dengan penuh kekesalan.

Papa cuman bisa diam sementara Mama langsung mengajukan perceraian.

PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang