Seperti biasa, di hari ini Minji akan selalu bangun pagi-pagi sekali untuk membantu ibu-nya memasak dan menyiapkan sarapan, setelah itu barulah dirinya bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Minji mengulas senyum tipisnya sembari mengoles selai strawberry di roti tawar miliknya, "Minji, ibu liat.. kamu sama Hanni agak berjarak, kalian berantem?" tanya sang ibu membuat atensi Minji teralihkan,
Ia melirik ibu-nya sekilas kemudian menggeleng pelan, "enggak kok, Bu. perasaan Ibu aja kali," elaknya, "Hanni jadi jarang main ke rumah." balas ibu-nya, lagi.
Minji terkekeh mendengarnya, "kan selalunya aku yang main ke rumah dia," membuat wanita di sampingnya langsung mengiakan, "iya juga, ya. tapi Ji, hari ini tolong ajakin dia main kesini ya? Ibu kangen." ucapnya, "okay mom".
Setelah perbincangan singkat mengenai hubungan dirinya dengan Hanni yang terlihat berjarak bagi sang ibunda, Minji melanjutkan kegiatannya, duduk disamping sang ibu sambil menyantap roti panggang yang sudah dibuat olehnya,
Sesekali, keduanya berbincang-bincang seyalaknya orangtua dan anak. Tak dapat dipungkiri, saat ini Minji sedang memikirkan Hanni, memikirkan adanya sedikit kebenaran di pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut ibu-nya.
"Ibu." panggilnya pelan, kepalanya menunduk menatap hidangan didepannya dengan lekat, sang ibu berdehem untuk menanggapi panggilan sang anak, "sebenernya, Hanni ngambek sama aku." lanjutnya,
Mendengar penuturan sang anak, tangan sang ibu tergerak untuk menyisir surai panjang anaknya, "kamu kalau punya salah dibiasain langsung minta maaf, jangan diem begini." balasnya menasehati. dan dengan patuh, Minji mengangguki nasehatnya.
"Hari ini niatnya aku emang mau langsung minta maaf sama dia, Bu." balas Minji, sedikit antusias. "emang Hanni kenapa? kok bisa dia ngambek sama kamu?" tanya sang ibu, lagi. Minji terkekeh kecil,
"Ya bisa dong, Bu. Hanni kan juga manusia, punya rasa." ucapnya sebelum kembali melanjutkan, "kemarin Hanni gak sengaja liat orang yang dia suka ngasih aku coklat, jadi yaa gitu deh, dia salah paham." katanya,
"Coklatnya kamu terima?" tanya sang ibu, lagi. Minji menghela nafasnya pelan, "enggak dong, Bu. aku kan tau kalau Hanni suka sama dia." jawab Minji, "nah abis sarapan mending kamu langsung jemput dia deh, ajak berangkat bareng, nanti kamu jelasin ke dia sedetail mungkin. gaenak tau ngeliat kalian berjarak kayak gini." ucap sang ibu memberi saran,
Minji berpikir sejenak, menimang-nimang saran tersebut. Karena, ia sudah tau jika dirinya tak akan digubris oleh Hanni saat gadis itu sedang marah padanya, Minji jadi kepikiran dan terus bertanya "Hanni bisa maafin aku gak, ya?" didalam pikirannya, padahal sudah jelas bahwa itu bukanlah kesalahannya.
Setelah selesai dengan sarapannya, Minji mengambil tas-nya lalu pamit meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah, namun belum sempat dirinya keluar dari pintu rumah, sang ibu menghentikan langkahnya, "helm kamu ketinggalan, Minji." dan saat mendengar itu, Minji menatap ibu-nya, sambil cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Hati; Bbangsaz.
Romance"Percaya deh, karena udah terbiasa, seseorang bisa dateng kapan aja dan mungkin datengnya seseorang itu juga bisa bersamaan dengan rasa cinta. aku gatau itu bener atau engga, tapi aku percaya." written by ©vYujinAhn_