Setelah Hanni mendapat penjelasan dari Minji, gadis itu langsung memeluk Minji dengan erat, membuat sang empu kebingungan, "maafin aku yaa udah marah marah gajelas sama kamu, padahal itu bukan salah kamu" ucapnya dengan nada merengek,
Minji terkekeh gemas, sesaat setelah Hanni mulai merenggangkan pelukannya, Minji mulai mangacak asal poni gadis didepannya itu, kemudian mencubit runcing hidungnya, "makanya kalau aku mau ngomong tuh dengerin dulu, jangan kabur kaburan." katanya, dan saat mendengar itu, Hanni langsung menekuk bibirnya kebawah,
Melihatnya, tentu membuat Minji semakin gemas, teman masa kecilnya itu benar benar menggemaskan, padahal umurnya ingin menginjak legal, "kamu beneran kayak anak TK, ya" ejeknya, Hanni mendelik sebal, "kita tuh seumuran, Minji." katanya membuat Minji tertawa puas.
Minji merangkul pundak Hanni dengan santai, "udah ya? kita baikan" ucapnya yang langsung di setujui oleh Hanni, "iyaa, kita baikan."
Minji menatap Hanni dengan senyuman manis yang terukir dibibirnya, "kamu jangan rangkul aku dong, berat" keluh Hanni, dengan kekehan, Minji melepas rangkulannya kemudian mengajak Hanni untuk ikut dengannya, ke perpustakaan,
"Akhir akhir ini aku lagi suka baca buku, kamu gimana?" tanya Minji pada Hanni, "aku mah dari dulu juga suka," jawabnya menyombongkan diri, Minji terkekeh kecil "iya juga sih.. kenapa aku malah nanyain itu ke kamu ya?" katanya heran pada diri sendiri, hal itu membuat Hanni tertawa puas,
Minji mempunyai keahlian yang jarang orang lain punya, salah satu keahliannya adalah mampu membuat Hanni tertawa dengan puas seperti saat ini. "aku heran deh kenapa kamu bisa ketawa-ketawa begini pas cuma sama aku doang? maksudku lucu aja gitu, kamu sama yang lain marah marah mulu giliran sama aku begini." ungkapnya,
Hanni memutar malas kedua bola matanya, "ya kamu maunya aku marah marah gitu sama kamu?" tanya-nya sedikit kesal, "marah marah yang gimana dulu, Han? marahnya kamu sama aku tuh diem-dieman.." balas Minji,
Hanni mengedipkan matanya, batinnya berkata menyetujui ucapan Minji, "itu karena aku.." Hanni menatap Minji yang masih menunggu dirinya untuk melanjutkan kalimatnya, "aku apa?" tanya Minji tak sabaran, Hanni menghela nafasnya,
"Aku gak berani bentak-bentak kamu," cicitnya pelan, Minji tertawa "yang tadi tuh termasuk ngebentak aku bukan?" tanya-nya. Hanni menatap Minji dengan kesal, "bedain ngambek sama marah, please." ucapnya, lagi lagi Minji tertawa,
"Emang marah sama ngambeknya kamu tuh beda ya? perasaan sama aja deh" herannya, Hanni mendengus sebal kemudian menarik tangan Minji untuk mempercepat langkahnya, "whatever deh, kalo kita ngobrol mulu gak bakal nyampe-nyampe," omelnya,
Minji dengan pasrah mulai melangkah menyeimbangkan langkah gadis di depannya, kekehan pelan terdengar dari mulut Minji,
"Kok jadi kamu yang narik tangan aku?" omel Hanni, sedangkan gadis didepannya itu malah tertawa kecil, "lagian langkahmu kecil banget," ejeknya, "kaki kamu yang kepanjangan." elak Hanni tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Risalah Hati; Bbangsaz.
Romance"Percaya deh, karena udah terbiasa, seseorang bisa dateng kapan aja dan mungkin datengnya seseorang itu juga bisa bersamaan dengan rasa cinta. aku gatau itu bener atau engga, tapi aku percaya." written by ©vYujinAhn_