Sore ini, gue melakukan aktivitas yang rutin gue lakukan. Setelah bangun dari tidur siang yang malah membuat sekujur tubuh gue terasa lelah dan berkeringat, gue buru-buru mengerjakan PR yang harus banget dikumpulkan besok. Sembari mengembalikan nyawa, gue duduk di kursi meja belajar dan melamun. Gue melihat jam dinding yang berada di atas pintu kamar. Sekarang sudah pukul setengah empat sore, berarti gue sudah tidur pulas selama dua jam lamanya. Mengingat-ingat membuat gue merasa pusing seketika. Tetapi, semua perasaan itu kunjung pudar ketika notifikasi dari handphone yang gue letakkan di kasur berbunyi nyaring. Dengan malas, gue berdiri dan mengambil benda pipih itu.
Mama:
Aya, Mama ke rumah sebelah dulu, ya.
Ada syukuran rumah, nih ...PR jangan lupa kerjain!!!
Gue agak termenung membacanya. Samar-samar, gue juga mendengar pintu gerbang dibuka sekaligus suara ibu-ibu komplek dan sautan dari Mama.
"Eh, Tante Nia. Udah jarang kelihatan, nih. Sibuk, ya?"
"Apaan jarang kelihatan, Bu, orang kemaren aja kita baru ngecengin anaknya Bu Rani sama si itu, tuh."
"Hahaha, apaan sih, Wit. Wita kalo ngomong suka ngada-ngada emang, Yan."
"Si itu siapa, Tan? Kepo saya."
"Yee, kayak pura-pura kagak tau aja si Yani. Si itu, yang katanya baru lulus gelar doktor di Malaysia."
"Ooh lulus di Malaysia toh dia? Saya kira di UGM, Tan."
"Yang di UGM beda lagi itu, udah punya tunangan aku denger-denger mah."
"Aduh kalo ngomong jangan kekencengan, Wit. Ini kenapa jadi pada gosip? Malu tuh udah ditunggu Bu RT juga."
"Eh, keblablasan maaf yak hahaha."
Begitulah obrolan sore ibu-ibu wilayah gue yang udah sohib banget, termasuk Mama juga. Pantas saja kalau habis dari acara RT, selain gorengan dan segala jenis kue yang dibawa pulang, Mama selalu nyerocos mengenai gosip-gosip terbaru yang didengarnya dari sohibnya.
Gue segera mengetikkan balasan agar Mama nggak protes karena chat-nya gue read aja.
Iya, ini aku lagi ngerjain PR kok
Tak lama, balasan dari Mama muncul.
Mama:
Ok ...
Ada pie buah, Ya. Mau nggak?Gini enaknya acara lingkungan, tuh. Pasti ada aja makanannya, dan hokinya kali ini tuan rumah menyambut tamu-tamunya dengan pai buah yang merupakan sajian kesukaan gue. Senyum gue langsung merekah begitu membaca kata "pai buah".
Mauu
Bawain 2 dongg, Ma
Tak ada balasan setelahnya, chat gue hanya dibaca. Namun, gue tahu pasti nanti pulang-pulang Mama membawakan gue dua mika pai buah dengan gosip terbarunya.
Setelah itu, gue kembali duduk di kursi dan mulai mengerjakan PR gue satu per satu meskipun bangun setelah tidur siang itu tidak mengenakkan.
Gue tetap mengerjakan dengan tenang sembari ibu-ibu di rumah sebelah tertawa kencang sampai suaranya menembus kamar gue. Entah apa yang ditertawakan mereka sampai seseru itu, tapi pasti nggak jauh-jauh dari ngomongin rumah tangganya.
Untuk menyamarkan suara tawa mereka yang ... enggak mungkin tersamarkan juga, sih saking kerasnya, gue memutuskan untuk menyetel musik. Akhir-akhir ini, gue lagi suka banget sama lagu "Gateaway Car" dari penyanyi yang setidaknya diketahui oleh sembilan dari sepuluh orang--Taylor Swift. Gue ikut bernyanyi meski liriknya hanya gue ketahui setengah, dan sisanya gue gumamkan sambil mengikuti nada. Pasti, nggak hanya gue yang begini, 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Next Door
FanficJangan pernah, setelah semua perkenalan-kaujabat tanganku, kujabat tanganmu, kausebut namamu, kusebut namaku, kita kembali menjadi dua orang asing yang terkesiap di kala kedua manik itu bertemu.