1

245 21 0
                                    

╭୨୧︰ CHAPTER 1
┊     ︰ Transmigrasi?
꒷꒦˚︶︶꒦꒷︶꒷꒦˚










Malam pun tiba, setelah berbincang tadi Bian dan yang lainnya memilih untuk meninggalkan taman dan pergi ketempat yang mereka inginkan (hanya berlaku ditempat yang dekat).

"Wuihh rame juga ya" ucap Gema menatap sekitar yang ramai.
"Kek baru pertama kali kesini aja Lo" balas Dimas sinis.
"Dah udah, noh si Rega mukanya pen banget gw jadiin perkedel. Songong bet, belom aja gw bejek bejek" ucap Ucup yang geram melihat wajah menyebalkan Rega.
"Alah, bilang aja Lo iri kan karena kalah cakep?" Ucap Paul meledek.

"Ekhem, tes tes. Baik bagi para peserta balapan diharapkan bersiap di garis start sesuai nomor antrian." Ucap panitia yang akan mengawasi pertandingan malam ini.

"Dah dah, Sono Yan baris cepet. Lo urutan pertama kan ama si Rega?" Ucap Paul sembari mendorong sedikit bahu Bian.

Bian hanya berdehem dan melajukan motornya ke garis start. Disampingnya sudah ada Rega yang menampilkan wajah songongnya, ternyata benar apa kata Ucup tadi wajah Rega sangat menyebalkan hingga rasanya ingin dijadikan perkedel saja.

"Malam ini, gw yang bakal jadi juaranya." Ucap Rega dengan tampang songong dan pd nya.
"Hm terserah." Balas Bian acuh tak acuh.
"Heh sekarang mungkin Lo masih bisa santai, tapi mungkin nanti ngga lagi HAHAHAHA." Ucap Rega diakhiri dengan tawa yang sangat ugh- ingin rasanya Bian menenggelamkan Rega kedalam selokan.

"ARE YOU READY?!" Teriak seorang wanita yang mengenakan pakaian ketat dan kurang bahan.

"Ya! / Hm." Teriak Rega dan deheman Bian terdengar membuat wanita tadi menghitung mundur dan melepaskan bendera ditangannya berbarengan dengan Rega dan Bian yang melesat cepat keluar garis start.

Sorak sorai terdengar memenuhi arena demi menyemangati idola mereka. Sampai dipertengahan pertandingan teriakan para penonton terdengar memenuhi arena.

Dijalan tadi Bian mengalami kecelakaan, kepalanya membentur aspal dan terguling jauh dari motornya yang sudah hancur. Dapat dilihat jika kecelakaan itu sangat fatal, dilihat dari kerusakan motor dan Bian yang terpental jauh setelah terbentur aspal tadi.

Keempat teman Bian menghampiri Bian yang sudah bersimbah darah, Rega yang tidak tau menau pun menghentikan motornya dan berputar arah ketempat Bian di belakangnya.

"BIAANN!!" Teriakan teman teman Bian memenuhi arena, mereka melihat Bian yang sudah tergeletak dan segera berlari kearahnya.

"ENGGAK! BIAN, BUKA MATA LO! LO HARUS BERTAHAN, SEBENTAR LAGI AMBULANS DATANG! Please Bian, jangan tutup mata Lo!" Teriak Paul yang melihat Bian setengah sadar.

"P..ul uhuk ka..lian hah hah maka..sih bu..at se..mua..nya ugh ma..af ya? Ja..jangan sedih hah g..gw ngga pa..pa kok." Ucap Bian yang tersengal senggal karena dirinya yang kesulitan bernafas.

"Nggak!! Bian, Lo ngga boleh ngomong gitu! Gw tau Lo kuat! Please bertahan buat kita semua! Gw mohon!" Ucap Paul yang sudah kalang kabut melihat Bian yang berusaha menjaga kesadarannya.

"Gw.. ngga pa..pa kok, ka..lian ha..ngan sedih uhuk ya? Gw per..gi, ma- kasih dan maaf." Ucap Bian dengan lirih dan akhirnya menutup matanya.

Teman temannya yang lain merasa sedih dan bersalah karena tak bisa melindungi Bian, terutama Paul.

Tak lama ambulans datang dan membawa jenazah Bian tuk dibawa ke RS (yang saya sendiri juag ngga tau mau buat apa).

>>><<<

Transmigrasi Bian [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang