7. Pagi Mengejutkan

12 3 3
                                    

Mager bikin logo ih, langsung ke cerita aja yah~

Diingatkan Typo bertebaran...















   Kembali bertemu pagi hari dimana pada saat itulah semua aktivitas dimulai setelah malam adalah waktu istirahat. Sama seperti pagi biasanya rumah-rumah para pemeran sedang memanaskan motor mereka untuk di pakai berangkat sekolah. Namun beda nya ada di Pangeran yang ngeraung-raung liat rumah pujaan nya yang kosong melompong.

"Woy ini Ayara gk ada lah dirumah nya? Rumah nya kosong weee!!!"-panik Pangeran kyk kehilangan

"Mungkin Ayara ikut kedua orang tuanya kali Ran"-imbuh Ezra agar teman nya itu tenangan dikit

"Loh? Kan dia sekolah Za, gk mungkin juga kalau ambil cuti udah kelas 9 bakal lulus"-bantah Pangeran

"Ran tenang dulu ok, mungkin aja kan apa yang di bilang Ezra bener, gk mungkin Ayara di tinggal sendirian dirumah"-tambah Lina menenangkan Pangeran

"Dan lagi rumah nya kosong Ran, mungkin mereka pergi malam tadi"-ucap Windy ikutan bersuara meskipun sebenarnya dia sedih juga sih liat seberapa merasa kehilangan nya Pangeran tak melihat Ayara

Pangeran yang tadinya berdiri di depan rumah Araya kembali ke rumah nya dan berdiri lesu di samping motor nya, dia jadi gk semangat pagi ini gk liat pujaan hatinya.

"Ini serius kalian gk ada yang di hubungi orang ortu nya Aya? Biasanya kan Ayara di titipin sama salah satu dari kita?"-tanya gusar Pangeran

Di jawab gelengan oleh Ezra dan Lina yang emang gk ada calling dari ortu nya Ayara, dan lagi mereka kemarin kan pulang telat karena kegiatan mereka sendiri. Terlihat Windy menatap ke arah Pangeran dengan tatapan nanar melihat betapa gusar nya laki-laki itu tak melihat pujaan nya, Windy tersenyum kecil sambil berpikir apakah Pangeran akan seperti itu juga jika dirinya gk ada? Atau laki-laki itu tak akan peduli.

Sayang nya dalam kegiatan mereka, mereka tak nyadar jika sisa rumah Leon yang tak ada kegiatan manasin motor apalagi rumah Leon yang terlihat tenang aja meskipun tenang selalu, biasanya kan mereka manasin motor di waktu yang hampir bersamaan.

Brak!!

"AAAAAA KAK LEON NGESELIN! KOK GK BANGUNIN AYA SIH! LIAT SEKARANG JAM BERAPA?! KAK LEON MAU AYA TELAT YAH? DASAR TAK BERPERIKEMANUSIAAN HUH!!"

Pintu rumah Leon terbuka keras dengan keluar sosok gadis bertubuh pendek yang berjalan sambil menghentikan kedua kaki nya kesal, tak lupa suara teriakan melengking akan perasan kesal nya terhadap laki-laki yang berjalan di belakang menggiring nya.

Melihat pemandangan itu seketika membuat empat orang terdiam melongo  melihat ke arah dua subjek yang salah satunya di cari mereka sebelum nya.

"Buka pintu nya! Aya mau ganti baju seragam"-ucap Aya dengan tangan bersedekap depan dada dan menatap Leon kemusuhan

Sedangkan Leon tanpa banyak komentar cuma melakukan kegiatannya membuka pintu rumah Ayara yang dimana kuncinya di titipkan oleh ortu gadis itu sebelum pergi. Setelah membuka pintu dan si pemilik rumah masuk Leon kembali berjalan ke arah rumah nya untuk memanaskan motor nya tanpa menoleh ke arah empat orang yang menatap dirinya bertanya-tanya.

Setelah mengeluarkan motor nya dari gerasi dan mulai memanaskan barulah Leon mengangkat kepalanya dan menatap para tetangganya dengan sebelah alis terangkat.

"Ajim gimana konsepnya Ayara malah keluar dari rumah lo?!"-tanya Windy dengan tatapan masih tekejut bingung

"Di titipin"-balas singkat Leon

Terlihat Pangeran menyebelah ke rumah Leon dan berdiri berhadapan dengan Leon sambil menatap laki-laki itu dingin.

"Jadi Ayara nginap rumah lo kamarin malam? Lo gk berbuat apa-apa kan sama dia? Kan!"-tanya Pangeran menelisik

Leon membalas menatap Pangeran dengan tatapan datar nya dan tersenyum kecil ketika mengingat dia mencium gadis kecil itu kemarin malam, namun gk mungkin kan Leon berkata demikian karena ada gebetannya juga yang tengah menatap nya.

"Gak!"-bantah Leon dingin

"Kenapa kemarin malam gk lo kasih aja Ayara sama Lina atau gk Windy cok?"-tanya Pangeran lagi menelisik lebih tepat nya dia cemburu sih

"Kalian pulang nya malam"-balas seadanya Leon yang merasa tak peduli

"Ajim! Kalau begitu Ayara malam ini bakal nginap di rumah gw!"-tambah Pangeran karena dia harus mastiin sendiri dengan bertanya kepada gebetan polos nya itu

Mendengar ucapan Pangeran barusan seketika membuat Leon terdiam, gk bisa! Dia gk bisa biarin Ayara nginap di rumah Pangeran karena dia tau Pangeran pasti bakal nanyain sama gadis polos itu tentang nginap di rumah nya. Dengan tatapan semakin datar Leon menatap Pangeran dan mendengus nafas kasar.

"Gk! Dia bakal nginep di rumah gw karena ortu nya yang nitipin dia sama gw!"-balas Leon tanpa perduli lagi diliatin gebetan nya atau gimana yang penting dia harus mengamankan gadis polos itu dulu

"What the Fuck! Mau lo apa sih bangsat! Lo kan benci sama Ayara! Dan lo tau gw suka sama Ayara! Jadi mau lo apa anjing! Lupa lo punya gebetan juga!"-emosi Pangeran tersulut dan mendorong pundak Leon hingga Leon mundur tiga langkah

Melihat situasi yang gk bakal baik-baik aja Ezra langsung berlari mendekati keduanya untuk di lerai sebelum baku hantam.

"Woy udah-udah kenapa malah pakai urat sih? Santai aja bicarain baik-baik"-ucap Ezra dengan nada tegas nya

"Si bangsat ini duluan Za! Udah tau punya gebetan juga tapi gebetan orang mau di ambil! Masih kurang lo hah?!"-ucap emosi Pangeran

"Ya lo juga jangan kesulut!"-ucap tegas Ezra dengan menatap tajam kedua temannya itu

Seketika Pangeran terdiam dan menatap tajam Leon yang sendari tadi diam doang. Sedangkan itu Windy dan Lina yang liat sendari tadi dari rumah Windy cuma terdiam dengan saling berpandangan sesekali.

"Gw jadi bertanya-tanya siapa gebetan Leon"-gumam Windy yang di angguki oleh Lina merasakan penasaran juga

"Kalau Pangeran kan udah terlihat banget kalau dia suka sama Ayara"-tambah Lina yang membuat Windy terdiam seakan sadar jika bukan dirinya yang di sukai oleh Pangeran

Disaat yang bersamaan Ayara keluar dari rumah nya dengan sudah berpakaian seragam lengkap, namun dia bingung melihat ke depan rumah Leon yang terlihat tengah ribut. Lalu kaki nya melangkah ke arah rumah Windy.

"Momdi itu di depan rumah kak Leon lagi kenapa?"-tanya Ayara kepada Windy

Windy dan Lina pun menoleh ke arah Ayara sambil tersenyum, gk tau aja entu bocil jika dirinya lah yang tengah di ributin oleh dua laki-laki di rumah sebrang.

"Gkpp kok baby bunny, coba panggil mereka buat berangkat sekarang"-suruh Windy yang di angguki oleh Ayara

Ayara pun menoleh ke arah rumah Leon dan mulai berteriak. "Kak Pangeran, kak Leon, kak Eza ayo berangkat sekolah!"

Seketika keributan di sebrang sana terhenti, Ezra tersenyum menatap ke arah Ayara dan berniat akan kembali kerumah nya, namun sebelum itu dia menepuk pundak Pangeran sambil berbicara pelan.

"Selesaikan secara baik-baik! Jangan ada baku hantam!"

Sepeninggal Ezra yang kembali ke rumah nya, Pangeran berbalik badan sekedar untuk memperlihatkan senyum nya pada sang pujaan, lalu kembali berbalik menatap Leon dengan tatapan permusuhannya.

"Gw ingetin sekali lagi sama lo Ayara itu punya gw!"-ucap tajam Pangeran dan segera nya kembali ke rumah nya

Menyisakan Leon yang terdiam seolah gk perduli, menaiki motor nya dan bersiap berangkat bersama para teman-teman nya itu. Leon mengambil kesimpulan dari kejadian barusan jika ternyata cinta itu bisa membuat orang bodoh begitu.




















TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang