Jisung terbangun saat hari sudah gelap, "Kenapa aku bisa tidur selama ini?" Gumam Jisung, dia bingung karena tidak biasanya dia tidur dengan waktu yang lama, bayangkan Jisung tidur sekitar pukul 7 pagi dan terbangun pukul 8 malam bukankah itu sangat lama dan anehnya dia masih merasa lelah.
"Seharusnya aku merasa lebih segar kan? Tapi kenapa aku malah merasa semakin lelah? Sepertinya aku terlalu banyak tidur," gumam Jisung, setahu dirinya jika seseorang terlalu banyak tidur maka tubuhnya juga akan merasa tidak semangat.
"Mine..."
Jisung merasakan seluruh tubuhnya merinding saat mendengar teriakan yang mengatakan bahwa Jisung adalah miliknya. Jisung reflek menolehkan kepalanya ke arah cermin yang semakin lama semakin dekat dengan ranjangnya, dia melihat pemuda tampan yang pertama kali dia temui di sini, pemuda itu tersenyum padanya, dia adalah Jaemin.
Jaemin berjalan ke luar dari cermin, dia keluar dari kamar Jisung. Sebelum keluar Jaemin tersenyum kepada Jisung seakan-akan meminta Jisung untuk mengikuti dirinya.
Rasa penasaran tiba-tiba menyeruak begitu saja, Jisung bangkit dari ranjangnya mulai mengikuti langkah kaki Jaemin. Dia terus mengikuti Jaemin tetapi fokusnya terpecah saat ada sosok wanita berpakaian putih berlari berlawanan arah dari Jaemin.
Lalu sosok Jaemin menghilang begitu saja, sedangkan sosok wanita itu terus berlarian. Jisung akhirnya memutuskan untuk mengikuti sosok wanita misterius itu, "Tunggu!" Pekik Jisung.
Wanita itu berhenti, dia menatap Jisung dengan senyuman aneh dan tatapan mata kosong, wajahnya pucat. Setelah beberapa saat akhirnya dia kembali berlari, Jisung memutuskan untuk mengejar wanita aneh itu, rasa takut dan penasaran bersatu di dalam diri Jisung.
Jisung mengejar sampai ke halaman belakang rumah, setelah keluar dari rumah itu wanita itu mulai berjalan dengan perlahan, langkahnya pelan tapi entah mengapa rasanya sangat berat bagi Jisung untuk menyamakan langkah mereka.
Wanita itu berjalan menuju ruangan yang membuat Jisung penasaran semalam hingga akhirnya tiba-tiba dirinya merasa pusing. Wanita itu terus berjalan sampai di depan ruangan itu dia tiba-tiba saja menghilang tetapi dia meninggalkan sesuatu. Jisung langsung saja mengambil barang yang tak lain adalah sebuah boneka pria yang memiliki wajah sama persis dengan Jaemin hanya saja boneka ini memiliki manik mata berwarna merah sepekat darah.
Jaemin melihat itu semua dari rumah itu, dia tersenyum senang saat melihat Jisung memegang bonekanya dan membersihkan boneka itu.
"Sayang," panggil Bella.
Jisung sedikit tersentak, dengan cepat dia menyembunyikan boneka itu dari Bella.
"Bella, dari mana saja kamu?" Tanya Jisung.
Bella menatap Jisung dengan tatapan bingung, "Seharusnya aku yang bertanya dari mana saja kamu? Aku tadi ke kamar kamu tetapi kamu tidak ada. Lalu tiba-tiba saja aku menemukan kamu ada di sini, apa yang kamu lakukan di sini, sayang?" Tanya Bella dengan wajah menyelidik.
Bella takut Jisung akan mengetahui sesuatu dan kabur dari tempat ini, bagaimanapun Jisung harus tetap berada di sini. Jika harus mati maka Jisung harus mati menemani Bella juga.
"Aku tadi mencari mu kemana-mana dan tidak menemukan dirimu jadi aku ke halaman belakang karena aku pikir kamu ada di sini," jawab Jisung cepat.
"Oh begitu ya? Aku baru saja selesai berbelanja keperluan rumah ini tadi. Sepertinya aku lupa mengatakan hal, hehe!" Bella tersenyum manis membuat Jisung sangat gemas.
Jisung hanya mengangguk saja, "Lain kali jika ingin pergi maka kamu harus bilang agar aku tidak mencari-cari dirimu, Bella!"
"Iya, tapi aku menyarankan untuk tidak berada di sekitar sini! Berjanjilah untuk tidak datang ke sini lagi apapun alasannya!" Pinta Bella pada Jisung.
"Kenapa?" Tanya Jisung bingung.
"Ikuti saja apa yang aku katakan, sayang!" Ucap Bella dengan dingin.
Jisung mengangguk paham, dia merasa ada sesuatu yang aneh dari gadisnya ini tetapi Jisung memilih untuk bungkam.
"Ayo kita masuk!" Ucap Bella, dia menarik tangan Jisung dengan kasar.
"Sayang, kenapa kau jadi kasar seperti ini?" Tanya Jisung.
"Aku tidak kasar, hanya saja aku khawatir kesehatan mu menjadi semakin memburuk karena cuaca dingin di luar," ucap Bella.
Bella mendudukkan Jisung di ruang tamu, "Tunggulah di sini, aku ingin memasak untuk makan malam kita!"
Jisung hanya mengangguk, saat Bella pergi Jisung mengeluarkan boneka yang dia sembunyikan, dia memandang boneka pria yang memiliki mata merah itu. Jisung mendudukkan boneka itu di meja.
"Sayang, ayo makan!"
"Iya, sayang!" Jisung langsung bangkit dari duduknya meninggalkan boneka itu sendirian.
Anehnya, mata boneka itu bergerak mengikuti arah kemana perginya Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm in the Mirror
TerrorJisung tidak tahu apa yang menimpanya, semuanya terasa begitu aneh.