II

448 71 13
                                    

Jisung membawa Bella mengelilingi seluruh sudut rumah, dia sama sekali tidak menyadari kehadiran makhluk lain yang mengintai mereka dengan mata tajamnya.

Jisung membawa Bella ke sudut belakang rumah yang dia beli, langkah keduanya berhenti saat melihat sebuah ruangan aneh. Seingat dirinya, pemilik rumah sebelumnya tidak pernah mengatakan apapun tentang ruangan ini.

Jisung dan Bella saling menatap, Jisung memegang gagang pintu ruangan tersebut sedangkan Bella wajahnya nampak pucat pasi seakan-akan ada suatu hal yang dia tutupi.

Jisung menggerakkan gagang pintu ruangan tersebut, sayangnya tidak membuahkan hasil, pintu ruangan ini terkunci dengan rapat.

Bella bernapas lega, kemudian menarik tangan Jisung untuk segera menjauh dari tempat itu. Akan berbahaya bagi dirinya dan Jisung jika berada di tempat ini terus.

"Kau ingin membawa ku, kemana Bella?" Tanya Jisung heran.

Bella tidak menjawab, dirinya membawa Jisung kembali masuk ke rumah besar yang akan menjadi tempat tinggal mereka. Bella berjalan dengan cepat dan seperti hapal akan interior dana apa saja yang ada di rumah ini.

Jisung tidak menyadari keanehan itu, dia hanya terfokus pada ruangan aneh yang berada di belakang rumah mereka. Ada rasa ketertarikan yang muncul di benaknya saat melihat ruangan itu, seakan-akan memanggil Jisung untuk menerobos masuk ke tempat tersebut.

"Sayang? Kenapa kau melamun?" Seru seseorang berbisik tepat di telinga Jisung.

Bisikan itu berhasil mengembalikan kesadaran Jisung, dirinya merinding. Suara itu terlalu maskulin sehingga tidak mungkin berasal dari Bella. Lalu, suara itu mengingatkan dirinya pada pria yang tadi ia temui dikamar.

Jisung meringis saat suara itu terus-menerus menggema di pikirannya.

"Sayang! Kenapa kau tidak menerobos masuk ke ruangan itu?"

"Sayang! Itu kesempatan mu untuk menyadari segalanya! Karena setelah ini ketika kau menyadarinya semuanya akan terlambat."

"Pergi kesana dan ketahuilah kebenarannya, aku memberikan kesempatan padamu untuk melarikan diri dari incaran ku!"

"Kau tidak beranjak juga? Maka setelah ini kau akan menjadi milikku!"

"Milikku! Hanya aku!"

"Argh!"  Teriak Jisung, kepalanya terasa pusing mendengar suara-suara itu terus mengganggu.

Jisung menghempaskan tangan Bella, dirinya kemudian memegang kepalanya sendiri meringis dengan kesakitan.

Bella hanya diam menatap Jisung dengan tenang, raut matanya dingin. Dia mengedarkan pandangannya ke seisi rumah, netranya menangkap sosok yang sedang menyeringai menatap ke arah dirinya dan Jisung.

Bella menelan salivanya dengan gugup, kemudian beralih ke arah Jisung. Memeluk Jisung, "Sayang, kamu kenapa? Ada apa?"

Bella nampak begitu khawatir terhadap Jisung, dia memegang pipi Jisung, membuat pemuda itu melihat dirinya.

"Kepalaku terasa sangat sakit," adu Jisung dengan cemberut.

"Bagaimana kalau kita istirahat terlebih dahulu?" Ucap Bella, membawa Jisung menuju kamar utama.

"Aku tidak ingin tidur disini~" rengek Jisung, dia masih takut dengan pemuda yang dia temui.

"Tidak ada penolakan! Kau terlihat sangat menderita! Aku tidak ingin kesayangan diriku sakit, jadi kau harus beristirahat!" Omel Bella.

Bella menidurkan Jisung di kasur yang kebetulan mengarah ke arah cermin.

Tidak lama setelah berbaring, mata Jisung tiba-tiba memberat seakan-akan tersihir untuk segara tidur. Bella mengelus tangan Jisung dan bersenandung pelan, dirinya menatap Jisung yang perlahan jatuh ke alam mimpinya.

Setelah memastikan Jisung benar-benar tidur, Bella berjalan menuju lukisan yang berada di sudut kamar tersebut.

Dirinya mengelus lukisan tersebut namun, tiba-tiba saja ada sengatan tajam yang dia rasakan.

"Auch!" Bella melihat kearah tangannya yang mengeluarkan darah.

Perlahan sosok yang mengintai Bella dan Jisung keluar dari tempat persembunyiannya, sosok itu berjalan mendekati Bella.

Bella yang melihat sosok itu langsung menggeleng. Bahunya bergetar ketakutan, dirinya berusaha menjauhi Jaemin yang menatapnya tajam.

"Kau? Berani sekali kau! Pergi dari sini!" Teriak Jaemin, seketika rumah yang tadinya tenang kini seperti terguncang hebat seakan-akan terkena gempa yang amat dahsyat.

Walaupun begitu Jisung benar-benar merasa tidak terganggu, tidurnya terasa sangat nyaman.

"M-maaf," Bella setelah itu dirinya keluar dari kamar.

Jaemin kembali membanting pintu kamar dengan keras, kemudian mendekati Jisung yang masih tertidur pulas.

"Cantik, milikku cantik!"

I'm in the Mirror Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang