WARNING❗
BOBOIBOY MILIK MONSTA SAYA HANYA MEMINJAM SAJA.
~Happy Reading~
Hanya sebuah kisah tentang seseorang.
Semua orang memiliki cerita nya masing-masing. Semua orang bisa menciptakan sejarahnya sendiri. Tentang pilihan hidup yang dijalani setiap individu, mereka memiliki perasaan dan emosi yang bisa ditunjukkannya saat pemicu itu muncul.
Tentang semua yang ada padanya.
Trauma yang datang dan hidup yang berputar 180° membuatnya sadar bahwa hidup ini lebih sulit dari yang dia kira.
Semua perbedaan di tabrakkan tanpa henti, memaksa diri untuk ikut bekerja sama padahal rasa enggan kian memuncak mendemo untuk beristirahat.
Aku memiliki kisahku tersendiri dan jika kau merasa bosan mengikuti perjalanan hidupku maka kau dipersilahkan meninggalkannya.
---//---Rintik hujan semakin deras sepanjang waktu. Membawa aroma dari tetesan air mata bumi membasahi jalanan kota.
Selama satu jam ini, volume rintik hujan semakin meningkat, seiring dengan intensitas angin yang meniup tanpa ampun, mengacaukan segala yang ada di sekitarnya. Segala sesuatu menjadi tak beraturan, tak peduli siapa yang akan terkena dampaknya.
Lagi pula, siapa yang peduli? Bahkan jika sebuah harapan di berikan kepada sebuah 'daun jatuh' yang menyerahkan diri pada angin, siapa yang mau memungut nya dan memberikan tempat bernaung?
Tapi dalam keheningan ini, di mana tak ada yang tampak peduli, terdapat seorang yang memberikan harapan pada sehelai "daun jatuh" yang tulus menyerahkan diri pada angin. Seseorang yang memberinya tatapan penuh kasih sayang, memberinya kehangatan, dan menjadikannya benda yang berharga, meskipun di antara ribuan "daun" lain yang telah jatuh.
Seorang pemuda, dengan mata zamrud yang melankolis, menengadahkan wajahnya. "Bagaimana perasaanmu saat ini?" tanyanya dengan lembut. Iris mata pemuda itu memancarkan perasaan sendu. "Aku hanya berharap... mungkin suatu hari, aku bisa menjadi seperti dirimu, daripada tenggelam di antara ribuan "daun" lainnya."
'Itu lebih baik, dari pada menyembunyikan luka di antara mereka.'
Tak lama kemudian, pemuda itu perlahan pergi, jejak kaki mengiringi bersamaan dengan suara langkah orang-orang di jalanan yang tergenang air. Rintik hujan masih menyertainya, seolah-olah melodi pelan yang mengiringi langkahnya.
Kepalanya masih setia di guyur air hujan dari waktu ke waktu, dan masih terdengar desiran angin yang berbisik di telinganya. Sesekali ia menggigil karena dingin yang menembus kulitnya.
Tak lama, ia berhenti melangkah. Terdiam di tengah jalan yang penuh dengan orang-orang yang berlalu lalang.
Namun tidak ada yang mempedulikannya dan pemuda itu juga tak ingin berekspektasi. Hanya diam. menatap hujan yang merendam pakaiannya yang basah.
Ia mendongak menatap langit mendung, yang terkadang menembakkan kilat nya beberapa kali. Suara langkah kaki yang menapaki aspal basah menemaninya bagai alunan musik.
Tiba-tiba, tetesan hujan yang mencapai tubuhnya terhenti, dan sebuah payung plastik mendarat manis di atas kepalanya yang basah.
Pemuda itu menoleh dan mendapati seseorang yang familiar. Netra ruby memandanginya dengan khawatir. Meski wajah datarnya lebih mendominasi seakan tidak peduli. Sementara yang ditatap hanya tersenyum menanggapi.