Tersadar, mereka pun mulai melihat ke sekeliling dimana semua orang yang ada didalam restoran itu tengah menatap mereka sambil berbisik atau sama lainnya dengan suara yang sengaja mereka besarkan.
"Cinta segitiga."
"Sungguh tonton yang menarik, bukan?"
"Benar! Ini tonton yang tidak boleh dilewatkan begitu saja."
"Hahahaha."
"Dasar, anak muda zaman sekarang!!"
"Sungguh gadis yang malang diperebutkan oleh dua orang laki-laki!"
"Benar, sungguh malang nasib gadis itu. Aku harap dia baik-baik saja."
Lelah mendengar ribuan kritikan yang ditujukan pada dirinya dan kedua temannya itu dari para pelanggan dan pekerja di restoran, akhirnya mau tidak mau Lia mulai angkat bicara. "Chuuya, apa kau bisa duduk dulu dan mencoba untuk rileks sebentar? Kau terlalu menarik perhatian sekitar dan aku tidak suka itu." Ucapku mencoba untuk tetap tenang dan stabil.
"Haah... Baiklah, maafkan aku Louisa, aku terlalu terbawa emosi." Ucapnya meminta maaf sambil berjalan kearah kursi kosong disamping Lia dan mendudukinya.
Setelah Chuuya duduk dia pun segera memesan makanan untuk dimakannya. Selang beberapa menit setelah Chuuya memesan, makanan yang dipesannya pun datang dan dihidangkan oleh seorang pelayan wanita muda.
"Silahkan menikmati pesanannya." Ucap pelayan itu dan segera pergi menghilang dibalik pintu yang menuju dapur restoran.
Sementara itu di SMA VYBA para siswa sedang menikmati istirahat sambil menyantap bekal makan siang mereka dan sesekali mereka juga mengobrol membicarakan berbagai macam topik hangat yang sedang tren di kalangan para remaja saat ini, dan salah satu dari topik tren tersebut membahas tentang masa depan Lia, yang mana dia adalah murid biasa saja yang selalu mendapatkan perlakuan dan sikap baik dari para guru karena perilakunya yang baik. "Kalian tahu kenapa Lia tidak bersekolah hari ini?" Tanya salah satu siswi berambut biru kehijauan memulai obrolan.
"Tidak, memangnya kenapa Lia tidak masuk hari ini?" Sahut siswi disampingnya yang memiliki rambut berwarna pirang panjang itu.
"Katanya, Lia diusir dari rumahnya!!" Ucap siswi berambut biru kehijauan itu bernada pelan dan membuat suasana disekitarnya semakin memanas.
"Lia di usir kata mu!? Itu tidak mungkin!!" Bantah siswi lainnya tidak percaya.
"Itu benar! Aku melihatnya sendiri dia diusir sama ibunya dari rumah, dan sepertinya ini berkaitan langsung dengan nilai pelajarannya." Ucap siswi berambut biru kehijauan itu kembali.
"Hhmm.... Tapi kalau dilihat dari manapun bukankah sudah jelas kalau dia itu berada jauh dibawah kita. Lihat saja peringkatnya itu yang selalu berada dibawah kita."
"Itu benar! Jadi bukankah dia pantas diusir oleh ibunya dari rumah?!"
"Ya, dan lagi yang kutahu keluarga Nakahara itu keluarga yang terpandang, jadi bukankah itu akan memalukan kalau anaknya selalu berada di peringkat bawah?!"
Ucap para gadis itu menertawakan Lia setelah mengejeknya habis-habisan, tapi untungnya Lia tidak datang ke sekolah jadi dia tidak perlu mendengarkan ejekan itu hari ini. Yang jadi permasalahannya itu adalah dua teman baik Lia, Regina dan Zahrani yang dari tadi hanya bisa berdiam diri mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut teman-temannya itu. Setelah puas para siswi itu mengejek Lia sekarang giliran Zahrani yang berbicara guna membela teman baiknya itu.
"Ekhem, ukh suaraku. Kukira mereka akan diam kalau aku tidak berbicara sepatah katapun, tapi sepertinya itu tidak mungkin ya, Rena." Ucap Zahrani memulai percakapan dengan sedikit menyindir teman perempuan sekelasnya yang sedang asyik menertawakan Lia hingga membuat mereka terdiam seperti patung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilangnya Permata Berharga
RomansaPerjalanan seorang gadis SMA yang diusir dari rumahnya untuk menemukan jati dirinya yang sesungguhnya.