apa yang barusan kulihat tadi. OH TIDAK MATA SUCIKU TERNODAI.ya walaupun aku suka lihat adegan di drakor drakor si, tapi tidak secara langsung begini.
hahhh
Tenang anca tenang, BAGAIMANA BISA TENANG ASTAGAAA!!! posisi Dewa dengan Sheila memang membuat salah faham, aku memang tak tau lebih jelasnya mereka ciuman atau bukan, TAPI SEPERTI CIUMANN.
mengapa mereka, maksudku dewa dan sheila melakukan itu di sekolah, kenapa tidak langsung ke hotel saja, eh.
aku mundur perlahan, dengan langkah pelan. Masih dengan tangan yang berada dimulutku agar tidak menimbulkan suara.tapi sepertinya tuhan sedang tidak berpihak kepadaku.lihatlah barusan kakiku menubruk tong sampah, alhasil menciptakan bunyi tong jatuh. Membuat kedua insan disana berbalik arah kepadaku.
sialan
tanpa mengatakan apapun lagi, aku langsung berbalik dan berlari secepat kilat. Membuat rambut yang ku ikat turut bergoyang mengikuti iramaku berlari. Masa bodo dengan Dewa atau Sheila yang melihatku. Lagipula aku yakin mereka tau namaku saja tidak, apalagi mengenal ku. Itu sangatlah tidak mungkin.
Haha, ternyata menjadi figuran itu tidaklah buruk bukan
nafasku sedikit tak beraturan, baiklah aku sekrang sudah sampai di kelas. Tanpa berlama lama aku mengambil tasku yang berada di meja belakang, tempat duduk kesukaan ku itu, dan berjalan keluar kelas dengan langkah kaki yang cepat. Aku tidak mau ya bertemu tokoh utama yang sempat ku pergoki di taman belakang tadi.
Hari sudah sore, namun bis yang sedang aku tunggu di halte tidak menampakkan badannya. rasanya jika begini aku ingin segera mencapai cita citaku, huft pengen jadi orang kaya.
Bahkan bajuku sudah lumayan basah oleh keringat, melihat ke bawah aku melihat sepatuku yang sudah koyak, sedikit berjongkok aku bermonolog kepada diriku sendiri.
"sabar ya sepatu, nanti kalo aku sudah ada duit kamu bisa leha leha dirumah " tanganku tak henti hentinya mengelus sepatuku, oke!! Sepertinya aku bisa dikatakan orang gila jika ada yang melihatku seperti ini.
bis yang kutunggu sedari tadi akhirnya berhenti di depanku, akhirnyaa akupun segera naik masuk untuk bergegas pulang.
"sedikit gila" ucap seseorang sambil terkekeh, yang sedari tadi melihat tingkah anca, yang memang seperti orang gila.
>>>>
Author's POV
"woy kapan kapan kita ke club yok, udah lama kita engga lihat body semlehoy, dan para wanita montox " ucap genta sambil memasukkan beberapa cemilan kemulutnya, belum habis makanan yang dimulut. Tangannya tak henti mencomot snack yang ada di pangkuannya."tobat bego, udah kebanyakan dosa masi aja berulah" maki langit cepat
"aduh babang langit ya engga gitu dong, justru itu kita mumpung masi muda harus menikmati masa muda ga kaya si ono noh " mulut genta di monyong monyongkan menunjuk siapa yang dia maksud.
"siapa yang lo maksud? " dewa langsung berseru
"eh eh eh maksud gue si darsa noh, iya darsa bukan elo babang dewaku hehehe" tunjuk genta ke darsa yang diam saja, sibuk chatan dengan pacarnya. Maklum si bucin.
"LAH KOK GUE"
"kuping gue babi"
"bangsat"
"gausah teriak bego" maki bersamaan ke darsa
"kayaknya lo mulai terkontaminasi oleh jana deh,ini bukan hutan woyy yang main teriak teriak aja " sebal genta sambil melemparkan makanan ke darsa. Sementara yang dilempar hanya cengengesan tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ancala
Teen Fictionhidup itu bukan pilihan, tapi memilih. makanya ancala memilih menjadi diam dan tidak ikut campur dengan sekitar nya. dia yang ada, namun tak dianggap dia yang ada, namun hanya sebatas pengamat dia yang ada, namun hanya menjadi saksi cerita. ini ki...