[4]

133 18 0
                                    

"Maafkan Ayah karena baru bisa memelukmu hari ini, Boruto."

Kalimat yang baru saja keluar dari mulut Naruto sontak membuat Boruto bertanya-tanya. Anak itu tampak kebingungan dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Ia mencoba melepaskan diri dari dekapan Naruto.

"A-apa maksudmu, Paman?" tanya Boruto dengan wajah bingungnya.

Kakashi hanya dapat terdiam di tempatnya menyaksikan interaksi ayah dan anak yang telah terpisah bertahun-tahun itu. Setelah membolak-balik seluruh halaman buku milik Boruto, Naruto tidak tinggal diam. Ia meminta Kakashi untuk mengumpulkan segala informasi mengenai seluruh penumpang kapal hanya untuk mengetahui apakah Boruto dan ibunya berada di atas Titanic atau tidak.

Dan takdir terkadang selucu itu.

Kakashi berhasil mendapatkan data dua penumpang kelas tiga yang dicari-cari oleh Tuan Mudanya. Bahkan tidak disangka, anak itu datang dengan sendirinya. Padahal Kakashi sebelumnya tengah mencari Boruto dan Hinata di area penumpang kelas tiga.

Masih dengan tatapan mata biru yang penuh rasa ingin tahu, Boruto berharap apa yang Naruto katakah hanyalah suatu kesalahpahaman. Seumur hidupnya, Boruto hanya mengenal sosok ayah dari mulut ibunya, itupun tidak banyak karena Boruto enggan membuat wanita itu terus menggali kembali masa lalunya yang menyedihkan.

Naruto tidak dapat berkata-kata. Apa yang barusan ia lakukan adalah spontan. Sejak mengetahui kebenaran mengejutkan dari buku sketsa milik anak itu, Naruto terus memikirkan Boruto dan wanita yang selama ini mengisi hatinya.

Mata biru yang sama itu telah digenangi air mata. Bagaimana ia menjelaskan semua ini pada Boruto? Apa ia akan marah dan membencinya? Atau menerima Naruto setelah ia memberitahu bahwa dia adalah ayah kandungnya?

"Naruto, sebaiknya kau ajak dia ke luar. Itu tempat yang lebih baik untuk membicarakan masalahmu dengan anak ini di sana." Interupsi Sasuke membuat lamunan Naruto buyar. Ia mengangguk. Apa yang dikatakan sahabatnya benar, saat ini ia telah membuat banyak pasang mata memperhatikan mereka.

"Boruto, mungkin kau ingin menikmati udara malam. Aku ingin mengajakmu berbincang. Bolehkan?" pinta Naruto penuh harap.

Dengan mengangguk kaku, Boruto menyetujuinya. Naruto mengajak Boruto pergi dari tempat itu diikuti Kakashi. Sementara Sasuke hanya dapat menatap punggung mereka dengan keterkejutan yang masih tersisa di manik hitamnya.

"Sasuke, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Sakura. Sejak tadi ia dan Sasuke hanya dapat berdiri dengan penuh tanda tanya atas tindakan Naruto. Namun berbeda dengan Sakura, Sasuke sudah mulai bisa menebak situasi yang baru saja terjadi di depan matanya.

"Jangan terlalu dipikirkan. Naruto akan memberitahu kita jika waktunya sudah tepat." Sasuke berusaha tersenyum lembut di depan istrinya.

"Naruto tadi menyebut dirinya 'ayah' bukan? Apa jangan-jangan...." Sakura menatap dalam netra Sasuke seolah menuntut penjelasan.

"Kurasa...," jawab Sasuke bercampur keraguan.

Sakura mendekap mulutnya tak percaya. Jika diperhatikan, anak itu memang sangat mirip dengan Naruto. Pikiran nyonya muda Uchiha itu lantas kembali ke beberapa tahun silam. Setahunya, Uzumaki Naruto hanya mencintai satu wanita.

Sang penyanyi opera, Hyuuga Hinata.

Sementara itu, tak jauh dari meja yang Sakura tempati, Ino tengah memperhatikan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Diam-diam Ino mengepalkan tangannya. "Sudah kuduga. Kau bahkan kembali dengan membawa putramu, Hinata."

~~~

My Love In The Sea [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang