Happy reading!
*✧ ───────── ✧*
Apa artinya suatu hubungan tanpa ada rintangan?
Kalimat tersebut terus Felix pikirkan, padahal ia membacanya di internet sudah beberapa hari yang lalu. Entah mengapa, Felix merasakan hal yang kurang mengenakkan akan terjadi padanya maupun Hyunjin. Ia sangat khawatir jika hubungannya dengan Hyunjin akan hancur di tengah jalan. "Felix, cepetan! Kamu mau telat nonton teaternya?" suara Minho membuyarkan lamunan Felix. Mereka akan pergi ke teater seperti yang Minho katakan kemarin lusa. Felix yang sudah siap segera memakai topinya dan keluar dari kamar. Minho sudah berdiri di depan kamar Felix dengan wajah malas. Felix terkekeh, lalu mereka berdua menuju ke parkiran mobil.
Waktu menunjukkan pukul 3 sore, yang berarti mereka sedang menonton drama musikal yang dibawakan. Tiba-tiba, Felix merasa ingin buang air besar, ia pun segera pergi ke toilet. Tentunya, ia sudah memberi tahu Minho sebelumnya, agar kakaknya tidak mengkhawatirkan dirinya. Secepatnya ia menyelesaikan urusannya di kamar mandi, namun sayangnya, tiba-tiba pintu toilet terkunci dan tidak dapat dibuka. "Halo, halo, ada orang diluar? Tolong saya, saya terkunci!" Felix berteriak meminta tolong dengan tangannya yang menggedor-gedor pintu dari dalam. Satu menit berlalu, tidak ada jawaban dari luar. Jantung Felix berdebar, ia mencoba meminta tolong untuk yang kedua kalinya. Jika ia menelpon kakaknya, sia-sia, karena kakaknya sudah fokus menonton dramanya.
Kali ketiga Felix mencoba, akhirnya ada seruan dari luar. "Tunggu, saya dobrak dari luar, anda mundur dulu!" seruan balik datang dari luar, Felix merasa lega, lalu merapatkan tubuhnya ke dinding bagian belakang toilet. Setelah beberapa saat, akhirnya pria itu berhasil mendobrak pintu kamar mandi. Felix keluar lalu mengucapkan terima kasih kepada pria yang sudah menolongnya. "Tunggu, kamu Lee Felix, kan?" pria itu menahan bahu Felix. "Ya, aku Felix, kamu mengenalku?" Felix berbalik badan dan menaikan alisnya. "Aku Jake, Sim Jake, teman masa kecilmu selama di Australia dulu. Kamu ingat kan, saat aku memelukmu sambil menangis saat kamu akan menaiki pesawat ke Korea belasan tahun silam?" Felix mencerna kata-kata Jake. "Aku terharu Jake, kamu masih ingat aku," Felix reflek memeluk Jake, dan dengan senang hati Jake memeluk balik Felix. "Nanti ayo kita mengobrol sebentar, aku ingin buang air dulu," Jake berlari kecil ke arah urinal.
"Gimana kuliahmu?" Felix memulai percakapan. "Baik-baik aja, Lix. Satu tahun lalu, aku diterima di jurusan impianku, yaitu Psikologi. Bagaimana denganmu?" ujar Jake. "Kalo aku, tugas akhir ku semakin dekat. Tapi bukan skripsi seperti Kak Minho. Karena aku mahasiswa Seni Tari, aku punya tugas akhir yaitu dance project," jawab Felix. "Semangat buat kita, eh udahan ya, aku mau balik ke kursi teaterku," Jake melambaikan tangan. "Sampai jumpa," Felix membalas lambaian tangan dari Jake.
*✧ ───────── ✧*
Enam bulan berlalu, Felix sedang sibuk untuk mengatur dance project nya. Kebetulan, ia merupakan ketua kelompok di project, yang berarti ia akan sangat sibuk. Begitu pula dengan Hyunjin, mahasiswa semester akhir Jurusan Manajemen. Ia sedang sibuk menyusun skripsinya. Mereka tak sempat untuk saling menghubungi, mungkin hanya beberapa bubble chat saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother || Hyunlix
AléatoireLee Felix adalah seorang pemuda biasa yang mempunyai pacar bernama Hwang Yeji. Namun, saat ia mengajak kencan Yeji pada hari itu, ia menemukan sesuatu yang menarik. Apakah itu? Yak! benar! Kembarannya Yeji yang bernama Hwang Hyunjin. !Warning -bxb ...