"NGGAK GITU KONSEPNYA, San!", aku bertiak memarahi Sandra karena dia selalu memotong pembicaraanku ketika sedang bercerita.
"Abis kamu suka banget cerita horror gak jelas, pengen banget ya nakut-nakutin kita semua biar nggak bisa tidur nanti malam?", balasnya penuh asumsi.
Dani dengan rasa penasarannya yang tinggi menyuruhku untuk lekas melanjutkan ceritaku. "Shuu, shu . . . udah semuanya diam! Lanjutin aja ceritanya, Dam. Jadi gantung, nih!"
Aku memang suka cerita horror ke mereka, "tapi kali ini enggak, mimpi yang satu ini benar-benar terasa nyata, bahkan sisa sayatannya masih ada di leherku. Tepat di jakun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Spoon
Ngẫu nhiênHidupku semakin lama kian terpuruk. Aku juga mau berbahagia, loh! Alih-alih menulis cerita komedi dengan humorku yang rendah, sewajarnya genre 'violence' lebih menyenangkan dan membuat banyak orang tertawa terbahak-bahak, bukan[?]