oOo
Kepala mungil itu terus menunduk, rasa bersalahnya teramat menjadi ketika melihat orang yang dengan baik hati membantunya, justru sekarang berhadapan dengan polisi dan bodyguardnya.
"Apa benar dia mencoba menculikmu nak?" tanya kesekian kalinya petugas polisi itu.
"Udah gua bilang, ini bocah yang mau diculik! tuh yang nyulik ada di sebelahnya," tunjuk Ren pada Yagi.
Yagi masih tak paham akan situasinya dan bersikeras jika dia memang hanya membantu remaja itu dari kejaran penculikan.
"Ma-maaf… Kakak ini nggak nyulik aku, aku cuma nggak mau pulang," cicitnya pelan di hadapan petugas itu.
Menyadari situasinya kini, Yagi menatap tak percaya bocah yang duduk di sebelahnya ini.
"Jadi lu nipu gua?" Yagi mengulum bibirnya, hampir saja dia mengeluarkan sumpah serapahnya di hadapan polisi.
Tak lama kemudian kantor polisi sedikit ribut dengan kedatangan tiga orang pemuda dengan wajah khawatirnya.
"Sial! Harusnya gua gak kasih tau mereka tadi," gerutu Yagi pelan.
Karena masalahnya sudah terselesaikan, petugas kepolisian akhirnya melepaskan Yagi dan meminta remaja itu untuk tidak mengulangi lagi kesalahannya.
"Bro, lu gapapa?" Alex mendekati Yagi dengan raut khawatir di wajahnya.
"Kok bisa sampe masuk ke sini lu?" Leon yang sedikit berantakan menatap heran pada Yagi.
"Ini ganteng muka kriminal!" Ian mencoba menahan tawanya, karena mungkin dia paham situasi Yagi saat ini.
Yagi mengabaikan celotehan teman-temannya, dengan perasaan dongkol dia keluar dari kantor polisi tanpa mau mendengarkan panggilan dari remaja tadi yang ingin meminta maaf padanya.
Masih jelas dan baru beberapa menit yang lalu Yagi mengirimkan pesan di grup chat mereka, meminta bantuan karena dia sedang berada di kantor polisi. Karena tidak mungkin dia menghubungi ayahnya, jika orang tua itu tahu, bisa habis riwayatnya.
Terlampau hafal dengan mobil Leon, Yagi masuk begitu saja di jok belakang tanpa menutup pintunya, disusul dengan Alex yang duduk di sebelahnya. Mobil mulai melaju dengan Ian yang mengemudikannya.
Awalnya tak ada yang bertanya, sampai akhirnya salah satu dari ketiganya tertawa mengingat kejadian yang dialami Yagi hari ini.
"Jangan bocor ama bokap gue, bisa mampus kalo tuh orang tau gua sampe masuk kantor polisi." peringatkan Yagi pada teman-temannya dengan wajah yang masih memasang tampang masam.
"Santai bray~ rahasia lu aman!" Leon mengacungkan jempolnya pada Yagi.
"Jadi itu bocah nipu lu?" Alex mulai melayangkan pertanyaan.
"Lu tau dari mana?"
"Gak sengaja dengerin tuh bocah kena marah kakaknya sih."
"Itu bodyguardnya, gua rasa dia anak Mami, sampe milih kabur dari rumah plus dari penjaganya," jelas Yagi, dia akhirnya paham kenapa lelaki sebayanya itu jago beladiri, meskipun wajahnya tak tampak seperti itu.
"Hari apes lu mungkin, lain kali mikir dulu sebelum bertindak! Udah bonyok, masuk kantor polisi juga lu," nasehat Leon, dia melihat memar di wajah Yagi yang samar terlihat.
"Ian?" panggil Alex dari belakang.
"Hmm."
"Gak mau nambahin?"
"Oh, gws."
Setelahnya mereka kembali tertawa, lebih tepatnya hanya ketiga orang itu yang tertawa karena nasib sial yang dialami Yagi dan diam-diam Yagi sendiri akhirnya terkekeh sendiri mengingat kebodohannya.