34

17K 1.5K 79
                                    

Pagi ini Arsen bangun lebih pagi dari pada hari kemarin, dia segera mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah, dia sudah bertekad hari ini tidak boleh gagal pergi ke sekolah seperti hari kemarin.

"Nah gini kan udah cakep gue, turun sarapan langsung berangkat." monolognya lalu keluar dari kamarnya, sebelum turun ke bawah. Ia menyempatkan dirinya pergi ke kamar Ayah-nya lebih dulu.

Dia membuka pintu kamar Lingga dengan pelan-pelan, terlihat sang Ayah masih tertidur lelap, Arsen berjalan menghampiri ranjang Lingga. "Ayah aku berangkat ke sekolah dulu ya," ucapnya lalu mencium pipi Lingga, setelah itu dia keluar dari kamar lalu turun ke bawah untuk sarapan pagi.

"Selamat pagi Nek, Kek." sampa Arsen ketika melihat Kakek dan Nenek-nya yang sudah duduk di kursi meja makan.

"Pagi sayang," balas Evelyn tersenyum lembut pada cucunya.

"Tumben kamu enggak ribut sama Ayah kamu?" ujar Danendra sedikit heran dengan pagi ini yang terlihat sepi, tidak seperti biasanya yang ramai karena teriakan Arsen.

"Ayah masih tidur Kek, gak bisa di ajak ribut." jawab Arsen duduk di kursinya.

"Kamu enggak bangunin Ayah kamu?" tanya Evelyn.

"Kayanya Ayah kelihatan capek Nek, biarin aja Ayah bangun sendiri. Enggak usah di bangunin, nanti aku sekolah Kakek yang anterin, iya kan Kek?" ucap Arsen menatap Kakek-nya yang duduk di seberangnya.

"Iya, Kakek menolak juga percuma. Kamu pasti akan memaksa." jawab Danendra.

"Nanti sekalian minta uang ya Kek." ucap Arsen tersenyum manis.

"Untuk apa? Kan udah ada bekal makan siang dari rumah, lagian Lingga melarang mu jajan di luar." balas Danendra.

"Udahlah kasih aja apa susahnya tinggal ngasih. Ini hari pertamanya sekolah jangan merusak mood nya, lagi pula kita banyak uang, kalau bukan buat Arsen, mau kamu kasih buat siapa?" sahut Evelyn, ia tidak mau suaminya merusak mood cucunya yang sudah semangat untuk ke sekolah pagi ini.

"Kamu yang bertanggung jawab jika nanti Lingga marah." pungkas Danendra, ia tidak mau mendengar omelan Lingga lagi seperti waktu dirinya mengajari cucunya membawa mengendari motor.

"Nenek, Kakek. Berantemnya nanti aja aku gak mau telat ke sekolah lagi kaya kemarin, nanti malah gak jadi lagi ke sekolahnya." ucap Arsen sebelum mereka berdebat lebih panjang lagi.

"Ah... Iya benar juga hari ini gak boleh terlambat lagi, ayo makan atau mau Nenek suapi?" tawar Evelyn, karena biasanya Lingga yang menyuapi anaknya berhubungan dia masih tidur jadi ia menawarkan diri untuk menyuapi cucunya.

"Gak usah Nek, aku udah gede, bisa makan sendiri." tolak Arsen lalu mereka sarapan bersama tanpa Lingga pagi ini, selesai sarapan Arsen pun pergi ke sekolah dengan Danendra dan Evelyn.

Lingga bangun dari tidurnya, dia melihat ke sekeliling kamar yang masih gelap, karena lampu dan korden yang masih tertutup. Dia meraih ponselnya yang ada di atas meja, untuk melihat jam berapa sekarang.

"Jam sepuluh!" kaget Lingga menyibak selimutnya, dia menyalakan lampu lalu segera pergi menuju kamar anaknya.

"Gimana bisa kesiangan," gumam Lingga masuk ke dalam kamar Arsen.

"Arsen." panggil Lingga namun tidak ada sahutan dari sang anak, dia pun segera turun ke bawah untuk mencari anaknya.

"Kamu udah bangun?" tanya Evelyn yang melihat anaknya masuk ke dapur..

Bukannya menjawab pertanyaan Ibu-nya, Lingga malah bertanya balik. "Mana Arsen Ma?"

"Pergi ke sekolah tadi pagi." jawab Evelyn memberikan segelas air putih pada anaknya.

ARSEN GANENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang