Ditengah malam Arsen terbangun dan ia tak dapat tidur lagi, ia melihat sekelilingnya mencari keberadaan Lingga, namun tidak menemukannya. Mungkin Ayah-nya tidur di kamarnya sendiri.
Dia turun dari tempat tidurnya, berjalan mendekati pintu balkon kamarnya. Pintu balkon tidak bisa di buka lagi karena kuncinya ada bersama Lingga, dia hanya dapat memandang langit malam yang gelap gulita dari balik kaca, sekilas ingatannya kembali pada hari di mana Winda mengajaknya jalan-jalan.
Flashback
Waktu itu pulang sekolah Winda mengajaknya pergi jalan-jalan ke taman mereka hanya pergi berdua saja.
"Bagaimana sekolah mu hari ini?" tanya Winda mereka duduk di bangku taman.
"Kaya biasa Ma" jawab Arsen.
"Mama cuma mau bilang sama kamu, karena kamu akan tinggal sama Mama sebisa mungkin jangan ngerepotin Mama, Mama sibuk harus ngurusin kerjaan Mama" ucap Winda tanpa basa-basi tanpa memikirkan perasaan anaknya.
"Maksud Mama?" tanya Arsen, ia bingung dengan maksud Mama-nya, kenapa tiba-tiba mengatakan hal seperti ini, apa dirinya terlalu merepotkan.
"Kejadian kemarin saat kamu bertengkar dengan anak-anak sekolah Arya, Mama enggak mau hal itu sampai terulang lagi, kamu buat Mama malu, apa lagi sampai menyeret nama Arya. Kamu buat nama saudara kamu sendiri jadi jelek karena kelakuan mu." tegas Winda. Karena kejadian itu banyak wali murid mempertanyakan siapa Arsen itu.
"Soal itu aku minta maaf Ma, aku janji hal itu gak akan terjadi lagi." sesal Arsen menundukkan kepalanya.
"Mama juga sudah tahu bagaimana dirimu di sekolah, kamu sering terlambat kan?"
Arsen menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya. "Aku terlambat juga ada alasannya karena aku harus-"
"Apa pun alasan mu tetap saja kamu melanggar aturan sekolah, jangan banyak alasan Mama enggak suka" sela Winda sebelum Arsen selesai menjelaskan alasannya kenapa sering terlambat ke sekolah.
"Mama minta sama kamu jangan terlalu dekat sama Arya, Mama gak mau nantinya dia ikut-ikutan kamu yang gak benar, dan satu lagi. Hal ini cukup Mama sama kamu yang tahu, di rumah bersikaplah bisa saja." ucpa Winda bangkit dari duduknya.
"Mama harap kamu paham dengan maksud Mama, jangan ngerepotin Mama apa lagi keluarga Mama" sambungannya lalu pergi meninggalkan Arsen sendirian di taman.
"Malam itu mobil Mama kan? Ayah Lingga ketemu sama Mama kan? Mama tau ya aku sakit makanya Mama gak mau turun dari mobil, takut aku ikut pulang sama Mama, trus ngerepotin Mama, iya kan Ma?" gumam Arsen, ia tahu mobil yang waktu itu adalah mobil Gulzar ia masih mengenali mobil Papa tirinya itu.
"Aku kangen sama Mama, pengen peluk Mama lagi, tapi aku takut kalau datang temui Mama nati Mama celaka karena aku, datang di mimpi aku aja ya Ma, biar aku gak ngerepotin Mama. Aku juga bisa peluk Mama sepuasnya." Arsen mengusap air matanya dengan kasar ketika mendengar suara pintu kamarnya terbuka, dan benar saja Lingga masuk ke dalam kamarnya.
"Apa yang sedang kamu lakukan di situ? Ayo kembali tidur ini masih tengah malam" ujar Lingga berjalan mendekati Arsen.
"Kenapa menangis?" tanyanya setelah melihat lebih jelas wajah anaknya.
"Kenapa? Mimpi buruk lagi?"
Arsen menggelengkan kepalanya lalu memeluk Lingga dengan erat. "Ayah udah ketemu sama Mama kan?"
"Siapa yang kasih tahu kamu?" tanya Lingga yang cukup terkejut dengan ucapan anaknya, seingatnya tidak ada yang tahu di rumah ini selain dirinya dan juga orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEN GANENDRA
Fiksi RemajaArya Giandra dan Arsen Ganendra dua saudara kembar yang terpisah karena perceraian kedua orang tuanya. Arya ikut dengan sang ibu memiliki nasib beruntung, hidup berlimpah kasih sayang dari ayah tirinya dan juga saudara tirinya dari segi materi tentu...