10: CCTV

174 8 0
                                    

Sudah lama kedua manusia bermarga Choi dan Park menjalin kasih. Mungkin terhitung ada 3 bulan. Hubungan mereka masih baik-baik saja. Yaa meski ada 1 orang yang menyadari, dia teman Hyunsuk. Tapi tenang, orang itu masa bodo. Buktinya sekarang tak ada berita apa-apa mengenai Hyunsuk ataupun Jihoon.

Kini di hari Jum'at Hyunsuk tengah menunggu Jihoon di parkiran. Ia duduk di dekat pohon dengan es teh yang ia bawa di tangan kanan. Cuaca kota Jakarta cukup panas, wajar, jam seperti ini memang sering panas-panasnya.

"Eh Suk, lagi nunggu siapa?" celetuk seseorang dari kanan, ternyata Wooyoung si anak Fakultas Sastra.

"Oh, nunggu Jihoon, gue nebeng sama dia." Wooyoung mengangguk mengerti. Dia itu teman Jihoon juga saat SMA, tapi ia juga dekat dengan Hyunsuk saat di kuliah.

Awal bertemu Hyunsuk sih saat di kantin, saat Wooyoung tak sengaja menumpahkan jus di celana hitam Hyunsuk. Sampailah sekarang, dekat dan berteman.

Back to topic.

"Yaudah deh, gue ke ruang CCTV dulu ya," pamit Wooyoung.

"Loh? Ngapain lo ke sana? Jaga?" heran pemuda Choi.

"Mau ngecek-ngecek doang. Duluan ya!" Hyunsuk mengangguk dan membiarkan Wooyoung pergi.

Cukup lama Hyunsuk ada di parkiran. Ia bahkan mengomel entah pada siapa. Jihoon tidak datang-datang, kemana perginya kekasihnya ini? Jangan-jangan nyasar. Ga mungkin.

JIKJIIIIN!!

Hyunsuk tersentak kaget. Ia cepat-cepat merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponsel yang berdering. Di sana terpampang jelas nama 'Jijijiji'. Tanpa ragu-ragu lagi Hyunsuk mengangkat telepon itu.

"Iya, Ji?"

"..."

"Gue kesana?"

"..."

"Oke deh. Tungguin ya!"

Sambungan diputuskan. Tadi Jihoon meminta Hyunsuk untuk datang di ruang kelasnya. Katanya sih masih ada urusan. Mungkin pikir Jihoon, daripada nunggu di parkiran mending berduaan di kelas.

Modus banget.

Hyunsuk saat ini berjalan sendirian menuju kelas Jihoon. Cukup jauh sih dari parkiran. Meski begitu, Hyunsuk senang, akhirnya tidak bosan menunggu di parkiran seperti tadi.

Hanya membutuhkan waktu 5 saja untuk sampai. Hyunsuk kini berada di depan kelas, ia melirik ke sekitar. Sepi, mungkin pada pulang.

"Jihoooooon!" sapa Hyunsuk dengan riang.

Jihoon yang duduk di pojokan dengan laptop di meja menoleh. Sedetik ia tersenyum lebar membalas sapaan si pacar.

"Riang banget. Kenapa?" lontar si Park.

"Cih, emang aku riang ga boleh? Hah?" balas Hyunsuk. Ia kini sudah duduk di bangku kosong samping kanan Jihoon.

Jihoon terkekeh, "Ya gapapa. Aku seneng kalo kamu riang gini daripada diem-diem kayak nahan berak."

Bug!

"Sembarangan nahan berak! Lagi apa sih? Ngerjain tugas?" Hyunsuk mengalihkan topik. Kesal dia tuh kalo Jihoon mulai jahilin dia.

"He'em. Banyak tau, Yang. Bantuin." Jihoon mengerucutkan bibirnya di hadapan Hyunsuk.

"Kalo aku satu Fakultas sama kamu ayo aku bantuin. Tapi sayangnya aku anak Bisnis, mana tau materi anak Mesin," kata Hyunsuk sambil mengelus kepala mas pacar.

"Yah, ayo masuk aja. Biar sekelas, biar ngerjain tugas bareng juga. Ayo," usul Jihoon yang sayangnya mendapatkan respon pukulan kecil di lengannya.

"Udah semester 7! Nanggung tau. Lagian aku gak minat masuk Mesin, yang ada mesinnya rusak sebelum aku benerin, hehehe," kekeh Hyunsuk lucu.

Pembatas - HoonSuk [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang