Happy Reading!!!
Semalaman Jisoo pingsan dan tentunya orang tuanya selalu mendampinginya. Matahari sudah terbit tapi Jisoo belum juga membuka matanya. Jongsuk dan Jieun bahkan belum tertidur karena menunggu Jisoo sadar.
"Jisoo-ya"
"Jisoo-ya..bangun lah nak"
"Jisoo-ya"
Perlahan...mata Jisoo pun mulai terbuka. Kepala Jisoo terasa sangat sakit, tubuh nya terasa sangat lemah. Jisoo tak mampu menggerakan tubuhnya. Ingatan saat sebelum Jisoo pingsan pun kembali berputar.Lisa. Jisoo ingat,sebelum dia pingsan, dia melihat Lisa juga pingsan dalam gendongan Rosé dalam keadaan berlumuran darah.
"Akhirnya kau sadar nak, rasanya Eomma ingin mati saja melihat kau sakit seperti ini"Jisoo memejamkan matanya sejenak saat tangan halus Jieun mengusap kepalanya.
"Lisa"Jisoo langsung ingin duduk padahal tadi Jisoo sama sekali tidak memiliki tenaga untuk menggerakan tubuhnya "Eomma dimana kursi rodaku, adik ku sakit Eomma. Dia melukai dirinya sendiri karena aku. Kenapa kalian disini? Seharusnya kalian menemani adikku"
"Hey tenang lah nak"Jongsuk kembali membaringkan tubuh Jisoo"tidak usah memikirkan anak itu. Disana sudah ada Jennie,Rosie, Nenekmu dan Grandpamu. Lagipula ini kesalahan dia, untuk apa kita mengkhawatirkan orang yang ingin mengakhiri hidupnya sendiri?"
Jisoo menggeleng tak percaya kearah Appanya. Bagaimana bisa seorang ayah bisa bersikap sangat tenang disaat anak nya berniat mengakhiri hidup nya?"Appa, Lisa anakmu. Dia pasti kehilangan banyak darah!! Aku melihat Rosie membawanya, tubuh Lisa berlumuran darah, Appa!! Dia membutuhkan kalian Appa!!"
"Appa tidak perduli, kau jauh lebih membutuhkan kami nak. Kau juga sakit, kau demam nak. Lebih baik kau istirahat"
"Appa mu benar nak, lebih baik kau istirahat. Eomma akan menyuapimu, setelah itu kau minum obatmu"Jieun mengambil piring yang ada diatas nakas, dia benar benar tak perduli dengan keadaan Lisa.
"Eomma, kau seorang ibu. Apa ini Eomma? Kenapa kalian tidak perduli dengan Lisa? Dia juga anakmu. Seharusnya kau ada disamping Lisa, bukan nya menemani ku disini. Sial!! Seharusnya aku mati saja supaya adik adikku tidak menderita. Ini salah ku, Lisa menyakiti dirinya karena benci melihatku. Seharusnya aku tidak hidup didunia ini"Jisoo mengusap kasar air matanya.
"Jangan pernah menyalahkan dirimu Jisoo-ya. Kau tidak salah, ini salah Lisa sendiri"ujar Jieun. Jieun menyuapkan sesendok nasi kepada Jisoo, tapi Jisoo menolak.
"Aku tidak akan makan sebelum melihat keadaan adikku. Bagaimana aku bisa makan dengan tenang disaat adikku sedang menderita?"
"Berhenti mengkhawatirkan adik adikmu Jisoo-ya. Mereka bahkan tidak perduli denganmu. Jennie dan Lisa itu sangat kurang ajar, mereka tidak pantas mendapat perhatianmu. Tadi Eommamu menampar Jennie karena Jennie terus menyalahkanmu atas tindakan bodoh yang Lisa lakukan"Jongsuk meraih tangan Jisoo dan dikecupnya pelan tangan kurus itu.
Jisoo menarik tangan nya, dia meraih piring yang ada ditangan Jieun. Jisoo memegang kedua tangan Jieun"seharusnya kau menamparku bukan nya adikku, tega sekali kau menampar adikku. Apa yang kau pikirkan Eomma?"rahang Jisoo mengeras, matanya diliputi kabut kemarahan. Kenapa malah Jennie yang disalahkan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Plak.....
Yeah, setelah perdebatan panjang yang Jisoo lakukan kepada Orang tuannya, akhirnya Jisoo mendapatkan sebuah tamparan dari Jiyong. Padahal Jisoo baru saja sampai didepan ruangan Lisa dirawat, tapi pipi mulusnya sudah mendapatkan sebuah tamparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sister
General FictionAku benci menjadi saudarimu~J Aku benci kau diam saja~R Aku tidak mau jadi saudari orang cacat sepertimu!!!~L