Jennie duduk dikursi yang ada ditaman rumah sakit, dia sangat sakit hati dengan kelakuan orang tuanya. Lisa sedang sakit, tapi Eomma dan Appa nya tidak perduli. Coba saja kalau Jisoo yang sakit, Eomma dan Appa mereka pasti akan seperti orang kesetanan karena terlalu mengkhawatirkan Jisoo.
"Eonnie, adek butuh pelukan"
"Kemarilah, Eonnie akan memelukmu sayang"dua saudari perempuan itu pun berpelukan.
Jennie menatap sendu kedua saudari yang sedang berpelukan dihadapannya. Niat hati ingin menangkan diri, Jennie malah dibuat iri oleh tindakan dua saudari yang ada dihadapannya. Jennie mungkin sering memeluk kedua adik kembarnya, tapi dia tidak pernah memeluk Eonnienya sejak kejadian mengerikan yang ia lihat didepan matanya saat ia masih kecil.
Jennie mengusap wajahnya kasar, dia sangat takut kehilangan adiknya. Dia hampir saja kehilangan salah satu adik yang sangat ia sayangi melebihi apapun. Meskipun Jennie terkesan cuek dan irit bicara, dia benar benar menjadi Eonnie yang sempurna bagi Lisa dan Rosé.
Jennie ingin menemani Lisa. Namun, diruangan Lisa ada Jisoo. Jennie tidak suka menghirup udara yang sama dengan Jisoo. Jennie semakin membenci Jisoo karena Jisoo lah yang menjadi alasan pertengkaran Grandpa dan Appa nya.
"Jennie-ya"Jennie memejamkan matanya saat jemari yang sudah keriput menyentuh tangannya."mau pulang?"Jennie menggelengkan matanya."tapi bau tubuh Nini sangatlah tidak enak"Jennie mengerucutkan bibirnya saat sang nenek pura pura menutup hidung nya.
"Nenek merindukan Nini yang manja dengan Jichu"Dara mengusap surai Jennie.
Jennie tersenyum hambar"itu tidak akan pernah terjadi. Nini yang manja sudah ikut mati bersama Grandma"
Dara menatap Jennie sendu"kejadian itu sudah sangat lama. Apa salahnya Nini belajar ikhlas? Eonniemu sangat menyayangimu"
"Kalau dia menyayangiku, dia tidak akan membunuh orang yang perduli kepadaku. Eomma tidak pernah menyayangiku, hanya Grandma dan Grandpa yang menyayangi diriku. Lee Jisoo sicacat itu dengan teganya membunuh Grandma ku"mata Jennie diselimuti kebencian.
"Apa Nini pikir nenek tidak menyayangi Nini? Nenek juga sangat menyayangi Nini melebihi apapun. Nini salah paham. Eonnie mu tidak membunuh Grandma mu"
Jennie menghela nafasnya, dia merebahkan kepalanya diatas paha Dara. Jennie meringkuk dikursi taman dan terus memandangi anak anak yang bermain dirumah sakit"aku sudah dewasa, berhenti memanggilku Nini"
"Benarkah Nini sudah dewasa?"Jennie mengangguk. Dara terkekeh pelan, dia kembali mengusap rambut Jennie."nenek tidak yakin"
"Harus yakin, apa nenek tidak melihat poster Calvin klein?"Dara mengangguk"aku sudah tidak tevos kan?"Dara tertawa.
"Iya deh Nini sudah dewasa"Dara menangkup kedua pipi Jennie dan mengecup sekilas sudut bibir Jennie."bukan kah nenek sangat beruntung?"Jennie tak mengerti dengan ucapan Dara"fanboy dan Fangirl mu pasti sangat iri kepada nenek karena telah mencium idola mereka"Jennie tertawa pelan.
"Yeah, Nenek sangat beruntung karena telah mencium selebgram cantik seperti aku"ujar Jennie sombong.
"Boleh kah nenek Cium lagi?"Jennie menggeleng, dia menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya untuk menghindari ciuman Dara.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Satu minggu kemudian....
Lisa sudah sadar sejak dua hari yang lalu. semenjak dia sadar,dia sama sekali tidak mau berbicara ataupun melihat kearah Rosé. Rosé sangat sedih karena saudari kembarnya mengabaikan dirinya.
"Makan Lisa!!"Lisa menggelengkan kepalanya. Kesabaran Jennie sudah mulai habis, dia mulai emosi saat Lisa terus menolak memakan semangkuk bubur yang ada ditangan Jennie.
"Aku tidak akan makan sebelum dia pergi!!"mata Rosé berkaca kaca saat mendengar teriakan Lisa. Diruang rawa Lisa hanya ada Jennie,Lisa dan Rosé. Tentu saja Lisa mengusir Rosé.
"Makan, atau~"Lisa buru buru membuka mulutnya dan Jennie segera memasukan sesendok bubur kemulut Lisa"awas kalau teriak lagi"Lisa benar benar ketakutan saat Jennie menatapnya sangat tajam.
"Lisa, tolong maafkan aku"lirih Rosé. Sudah ratusan kali Rosé meminta maaf kepada Lisa tapi Lisa sama sekali tidak merespon ucapannya."Lisa~"Rosé mengguncang pelan bahu Lisa.
"Jangan diam saja Lisa"Lisa mendengus sebal, dia memutar matanya malas."masih saja tidak mau berbicara Hmm?"tubuh Lisa merinding seketika saat melihat seringaian Jennie.
Lisa menatap mata Rosé, dia merentangkan tangannya. Rosé langsung memeluk Lisa. Rosé menangis dipelukan Lisa. Akhirnya kembarannya itu mau memaafkannya."Sorry Baby"Lisa mengangguk. Dia mengusap punggung Rosé.
"Habiskan"Lisa mengerucutkan bibirnya saat Jennie masih saja menyuapinya bubur hambar yang ada ditangan Jennie.
"Ashh"Lisa meringis saat luka ditangannya tidak sengaja tersenggol tubuh Rosé. Rosé segera melepaskan pelukannya dan menatap Lisa khawatir.
"Apa aku menyakitimu?"Lisa menggeleng dan tersenyum tulus kearah Rosé.
Cup....
Lisa membelalakan matanya saat Rosé dengan cepat mengecup bibirnya"aku sudah memberimu obat, luka mu tidak akan sakit"kata Rosé. Lisa mengusap bekas ciuman Rosé.
Jennie memberikan mangkuk bubur yang ada ditanganya ke tangan Rosé. Dia segera menangkup kedua pipi Lisa dan mengecup bibir Lisa berkali kali"kau hapus bekas kecupanku, kumakan bibirmu"ancam Jennie. Lisa mendengus sebal, Eonnie dan kembarannya memang sangat suka mencium bibir sexy nya.
"Hey ini tidak adil! Kau menghapus bekas kecupanku tapi kau membiarkan Jennie Eonnie mengecup bibirmu berkali kali"Rosé mencebikan bibirnya.
Cup.....
Lisa memberikan kecupan singkat dibibir Rosé. Dia sangat tidak ingin melihat Drama kembarannya. Kalau keinginan Rosé tidak dipenuhi, gadis itu akan menangis histeris seperti anak kecil dan berujung menghabiskan semua makanan didalam kulkas yang ada diruangan itu.
Jennie dan Rosé saling berpandangan, mereka menyeringai jahat. Lisa meneguk ludahnya kasar, dia yakin kalau Eonnie dan kembarannya akan membuat bibir Sexy nya membengkak.
"Nenek!! Oh astaga nenek, akhirnya kau datang!!"Seru Lisa saat melihat Dara memasuki ruang rawat nya. Penyelamat Lisa sudah datang.
"Apa nenek melewatkan sesuatu?"Dara meletakan pakaian Jennie dan Rosé yang ia bawa dari rumah..
"Aku sangat merindukan mu nenek!! Kemarilah, aku sangat ingin memelukmu"Dara terkekeh pelan. Dia mendekati Lisa dan mencium kedua pipi gembul Lisa."kau penyelamatku nenek!!"
"Lili kenapa Hmm?"tanya Dara keheranan saat melihat wajah ketakutan Lisa.
"Mereka mau memperkosaku"tunjuk Lisa pada Jennie dan Rosé.
"Aigoo, untung nenek cepat datang. Kalau tidak, Anak ayam nenek mungkin akan diperkosa oleh tupai dan beruang kutub ini"Dara mencubit pelan pipi Lisa.
"Jangan sentuh pipi kesukaan kamu nek!!"Rosé mendegus sebal. Dara semakin membuat Jennie dan Rosé kepanasan dengan cara menempelkan pipinya dengan pipi gembul Lisa.
Diluar ruangan Lisa....
Didepan ruangan Lisa, Jisoo dan Jieun sedang menguping pembicaraan Lee bersaudara dan Dara."Ayo masuk Jisoo"ajak Jieun. Jisoo mengelengkan kepalanya, dia tidak mau merusak kebahagiaan ketiga adiknya.
"Eomma saja yang masuk, aku masih ada urusan"ucap Jisoo.
"Kalau kau pergi, Eomma akan pergi juga"kata Jieun.
Jisoo menggelengkan kepalanya"jangan membuat Lisa semakin jauh dari Eomma. Dia juga membutuhkan Eomma. Jangan pikirkan aku!! Lisa membutuhkan kehadiran Eomma!!"Jisoo meninggikan suaranya.
"Tapi~"
"Tidak ada tapi-tapian Eomma. Lisa juga anakmu, dia baru saja sadar! Kau harus mendampinginya!"dengan terpaksa Jieun pun menuruti keinginan anak kesayangannya itu.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Sister
General FictionAku benci menjadi saudarimu~J Aku benci kau diam saja~R Aku tidak mau jadi saudari orang cacat sepertimu!!!~L